Profil Provinsi Aceh A ceh adalah sebuah provinsi di Indonesia. Provinsi Aceh terletak di ujung utara pulau Sumatera dan merupakan pro...
Profil Provinsi Aceh
Aceh adalah sebuah provinsi di Indonesia. Provinsi Aceh terletak di ujung utara pulau Sumatera dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia. Ibu kotanya adalah Banda Aceh. Daerah Aceh yang terletak di bagian paling Barat gugusan kepulauan Nusantara, menduduki posisi strategis sebagai pintu gerbang lalu lintas perniagaan dan kebudayaan yang menghubungkan Timur dan Barat sejak berabad-abad lampau. Aceh sering disebut-sebut sebagai tempat persinggahan para pedagang Cina, Eropa, India dan Arab, sehingga menjadikan daerah Aceh pertama masuknya budaya dan agama di Nusantara.Letak Geografis Aceh
Provinsi Aceh terletak antara 01º 58' 37,2" - 06º 04' 33,6" Lintang Utara (LU) dan 94º 57' 57,6" - 98º 17' 13,2" Bujur Timur (BT) dengan ketinggian rata-rata 125 meter di atas permukaan laut. Pada tahun 2012 Provinsi Aceh dibagi menjadi 18 Kabupaten dan 5 kota, terdiri dari 289 kecamatan, 778 mukim dan 6.493 gampong atau desa.
Batas-batas wilayah Provinsi Aceh
- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka,
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara
- Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka
- dan Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Status : Otonomi Khusus
Cakupan Wilayah: 119 Pulau, 35 Gunung, 73 Sungai Utama
Banyaknya Kabupaten/Kota: 18 Kabupaten, 5 Kota
Banyaknya Kecamatan: 289 Kecamatan
Satu-satunya hubungan darat hanyalah dengan Provinsi Sumatera Utara, sehingga memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan Provinsi Sumatera Utara.
Iklim
Sebagai wilayah yang berada tidak jauh dari garis khatulistiwa, iklim di Aceh hampir seluruhnya tropis. Pada wilayah pesisir pantai suhu udara rata-rata 26,9 °C, suhu udara maksimum mencapai 32,5 °C dan minimum 22,9 °C. Kelembaban relatif daerah ini berkisar antara 70 dan 80 persen. Antara bulan Maret sampai Agustus Aceh mengalami fase musim kemarau, kondisi ini dipengaruhi oleh massa udara benua Australia. Sementara musim hujan berlangsung antara bulan September hingga Februari yang dihasilkan dari massa udara daratan Asia dan Samudra Pasifik. Aceh memiliki curah hujan yang bervariasi berkisar antara 1.500-2.500 mm per tahun
Iklim
Sebagai wilayah yang berada tidak jauh dari garis khatulistiwa, iklim di Aceh hampir seluruhnya tropis. Pada wilayah pesisir pantai suhu udara rata-rata 26,9 °C, suhu udara maksimum mencapai 32,5 °C dan minimum 22,9 °C. Kelembaban relatif daerah ini berkisar antara 70 dan 80 persen. Antara bulan Maret sampai Agustus Aceh mengalami fase musim kemarau, kondisi ini dipengaruhi oleh massa udara benua Australia. Sementara musim hujan berlangsung antara bulan September hingga Februari yang dihasilkan dari massa udara daratan Asia dan Samudra Pasifik. Aceh memiliki curah hujan yang bervariasi berkisar antara 1.500-2.500 mm per tahun
Lambang Aceh adalah Pancacita. Pancacita adalah lima cita, yaitu keadilan, kepahlawanan, kemakmuran, kerukunan, dan kesejahteraan. Lambang Aceh berbentuk persegi lima yang menyerupai kopiah. Dalam perisai itu terdapat dacin (alat timbangan), rencong, padi, kapas, lada, cerobong pabrik, kubah masjid (di antara padi dan kapas), kitab dan kalam. Keadilan dilembangkan dengan dacin. Kepahlawanan dilambangkan dengan recong. Kemakmuran dilambangkan dengan padi, kapas, lada, dan cerobong pabrik. Kerukunan dilambangkan dengan kubah masjid. Sedangkan kesejahteraan dilambangkan kitab dan kalam.
Penjelasan
Elemen Sebuah perisai yang didalamnya terdapat dacin (alat timbangan), rencong, padi, kapas, lada, cerobong pabrik, kubah masjid (di antara padi dan kapas), kitab dan kalam.
Arti lambang
- Keadilan dilambangkan dengan dacin.
- Kepahlawanan dilambangkan dengan recong.
- Kemakmuran dilambangkan dengan padi, kapas, lada, dan cerobong pabrik.
- Kerukunan dilambangkan dengan kubah masjid.
- Kesejahteraan dilambangkan kitab dan kalam.
Arti warna dalam Lambang Provinsi Aceh :
- Warna Putih : melambangkan Kemurnian.
- Warna Kuning : melambangkan Kejayaan.
- Warna Hijau : melambangkan Kesejahteraan dan Kemakmuran.
Julukan : Serambi Mekkah
Semboyan : "Pancacita"
Provinsi Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk minyak bumi dan gas alam. Sejumlah analis memperkirakan cadangan gas alam Provinsi Aceh adalah yang terbesar di dunia. Provinsi Aceh juga terkenal dengan hutannya yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan dari Kutacane di Aceh Tenggara sampai Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah taman nasional bernama Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) didirikan di Aceh Tenggara.
Aceh adalah daratan yang paling dekat dengan episentrum gempa bumi Samudra Hindia 2004. Setelah gempa, gelombang tsunami menerjang sebagian besar pesisir barat provinsi ini. Sekitar 170.000 orang tewas atau hilang akibat bencana tersebut. Bencana ini juga mendorong terciptanya perjanjian damai antara pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Sejarah Provinsi Aceh
Asal nama
- Aceh pertama dikenal dengan nama Aceh Darussalam (1511–1959),
- Kemudian Daerah Istimewa Aceh (1959–2001),
- Nanggroë Aceh Darussalam (2001–2009),
- dan terakhir Aceh (2009–sekarang). Sebelumnya, nama Aceh biasa ditulis Acheh, Atjeh, dan Achin.
1. Suku bangsa
Aceh memiliki 13 suku bangsa asli. Yang terbesar adalah Suku Aceh yang mendiami wilayah pesisir mulai dari Langsa di pesisir timur utara sampai dengan Trumon di pesisir barat selatan. Suku lain nya adalah Suku Gayo, Suku Gayo Lut, Suku Gayo Lues, Suku Gayo Serbejadi yang mendiami wilayah pegunungan di tengah Aceh. Selain itu juga dijumpai suku-suku lainnya seperti, Suku Aneuk Jamee di Aceh Selatan, Suku Singkil dan Pakpak di Subulussalam, Suku Singkil dan Alas di Aceh Tenggara, Suku Kluet di Aceh Selatan dan Suku Tamiang di Aceh Tamiang, dan di Pulau Simeulue terdapat Suku Sigulai.
2. Berikut ini daftra Suku - suku yang terdapat di Provinsi Aceh
- Suku Aceh
- Suku Gayo
- Suku Gayo Lut
- Suku Gayo Lues
- Suku Gayo Serbejadi
- Gayo Kalul
- Gayo Dere
- Suku Aneuk Jamee
- Suku Singkil
- Suku Pakpak
- Suku Alas
- Suku Kluet
- Suku Tamiang
- Suku Sigulai
- Suku Suku Simeulue
- Suku Jawa
- Suku Batak
- Suku Minangkabau
- Lain-lain
3. Upacara-Upacara Adat di Provinsi Aceh :
Perkawinan, dengan prosesi : Berinai, Khatam Quran, Mandi, Peusijuk/Tepung Tawar
Hamil : Intat Bu/antar nasi untuk wanita hamil/kenduri wanita hamil. Dengan memasak makanan-makanan yang disukai oleh wanita hamil.
Kelahiran : Peutron Aneuk/Turun Tanah, Peucicap/suatu ritual untuk menginginkan anak sesuai yang diharapkan, seperti dengan bercukur, bercermin supaya cantik/ganteng, memberikan madu dengan meletakkan di bibir, agar sianak menjadi manis.
Sunatan : Suatu upacara dalam rangka untuk sunat rasul anak-anak yang menjelang dewasa, dengan mengundang sanak kerabat dan handai taulan dengan memotong kerbau, kambing atau sejenis untuk kenduri/makan bersama.
Artikel Terkait :
Artikel Terkait :
[Mengenal Kebudayaan Provinsi Aceh ]
[Makanan (Kuliner) Tradisional Aceh]
[Rumah tradisional Aceh - Rumoh Aceh - Provinsi Aceh]
4. Falsafah Hidup Provinsi Aceh :
[Makanan (Kuliner) Tradisional Aceh]
[Rumah tradisional Aceh - Rumoh Aceh - Provinsi Aceh]
4. Falsafah Hidup Provinsi Aceh :
Karong artinya family atau saudara yang dihitung dari keluarga ibu.
Kaom artinya semua saudara dari pihak ayah/laki-laki dan saudara pihak perempuan/ibu.
Hudeep Saree Matee Syahid artinya hidup bersama-sama atau mati mulia/syahid.
Adat Bak Po Teumeureuhom Hukom Bak Syiah Kualo, Qanum Bak Putro Phang, Reusam Bak Laksamana artinya hukum umum ditangan pemerintah dan hukum syari'at ditangan ulama.
Bahasa daerah yang paling banyak dipakai di Aceh adalah Bahasa Aceh yang dituturkan oleh etnis Aceh di sepanjang pesisir Aceh dan sebagian pedalaman Aceh. Bahasa lain nya adalah Bahasa Gayo di Aceh bagian tengah, Bahasa Alas di Aceh Tenggara, Bahasa Aneuk Jamee di Aceh Selatan, Bahasa Singkil dan Bahasa Pakpak di Aceh Singkil, Bahasa Kluet di Aceh Selatan, Bahasa Melayu Tamiang di Aceh Tamiang, Di Simeulue bagian utara dijumpai Bahasa Sigulai dan Bahasa Lekon, sedangkan di selatan simeulue di jumpai Bahasa Devayan, Bahasa Haloban.
Agama
Sebagian besar penduduk di Aceh menganut agama Islam. Dari ke 13 suku asli yang ada di Aceh hanya suku Nias yang tidak semuanya memeluk agama Islam.
Agama lain yang dianut oleh penduduk di Aceh adalah agama Kristen yang dianut oleh pendatang suku Batak dan sebagian warga Tionghoa yang kebanyakan bersuku Hakka. Sedangkan sebagian lainnya tetap menganut agama Konghucu.
Selain itu provinsi Aceh memiliki keistimewaan dibandingkan dengan provinsi yang lain, karena di provinsi ini Syariat Islam diberlakukan kepada sebagian besar warganya yang menganut agama Islam, berdasar UU No.18/2001. Kalangan intelektual Aceh sendiri masih memperdebatkan apakah yang diberlakukan di Aceh sudah benar-benar syariat atau itu cuma karena alasan politis saja. Alasan yang juga kemudian disebutkan adalah kondisi konkret ketika itu berkenaan dengan politik, polemik di kalangan jumhur ulama soal bisa tidaknya hukum Islam diproduksi pasca kenabian selain persoalan dualisme aliran dalam Islam, dua aliran besar dalam tradisi tafsir hukum Islam.
Artikel Terkait :
[Rencong-Senjata Tradisional Provinsi Aceh]
[Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat Aceh]
[Pakaian Adat Beserta Perhiasan Adat Aceh]
Seni dan Budaya
Aceh merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya lazimnya wilayah Indonesia lainnya. Aceh mempunyai aneka seni budaya yang khas seperti tari-tarian, dan budaya lainnya seperti:[Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat Aceh]
[Pakaian Adat Beserta Perhiasan Adat Aceh]
Seni dan Budaya
- Meuseukee Eungkot (sebuah tradisi di wilayah Aceh Barat)
- Peusijuek (atau Tepung tawar dalam tradisi Melayu)
1. Sastra
- Bustanus Salatin
- Hikayat Prang Sabi
- Hikayat Malem Diwa
- Hikayat Raja-raja Pasai
- Legenda Amat Rhang Manyang
- Legenda Putroe Neng
- Legenda Magasang dan Magaseueng
2. Senjata tradisional
Rencong adalah senjata tradisional suku Aceh, bentuknya menyerupai huruf L, dan bila dilihat lebih dekat bentuknya merupakan kaligrafi tulisan bismillah. Rencong termasuk dalam kategori belati.Selain rencong, bangsa Aceh juga memiliki beberapa senjata khas lainnya, seperti sikin panyang, peurise awe, peurise teumaga, siwah, geuliwang dan peudeueng.
3. Rumah Tradisional
Rumah tradisonal suku Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh yaitu seuramoë keuë (serambi depan), seuramoë teungoh (serambi tengah) dan seuramoë likôt (serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (rumah dapur).
4. Tarian
- Tarian Suku Aceh
- Tari Laweut
- Tari Likok Pulo
- Tari Pho
- Tari Ranup Lampuan
- Tari Rapa'i Geleng
- Tari Rateb Meuseukat
- Tari Ratoh Duek
- Tari Seudati
- Tari Tarek Pukat
- Tarian Suku Gayo
- Tari Saman
- Tari Bines
- Tari Didong
- Tari Guel
- Tari Munalu
- Tari Turun Ku Aih Aunen
- Tarian Suku Alas
- Tari Mesekat
- Tarian Suku Melayu Tamiang
- Tari Ula-ula Lembing
Makanan khas Kota Langsa yang sangat terkenal hingga ke seluruh Indonesia adalah Sop Sumsum yaitu berupa sop tulang daging sapi yang berisi sumsum di dalam tulangnya dan tulang daging sapi tersebut telah dipotong untuk dapat dinikmati sumsumnya menggunakan sedotan atau menuangnya langsung ke atas piring. Sop Sumsum tulang daging sapi ini disajikan panas dengan potongan-potongan daging sapi yang diracik dengan sangat gurih dan lezat menggunakan racikan bumbu khas Aceh. Lalu ada Gulai Ikan Sembilang yang juga khas Kota Langsa. Sementara kuliner khas Aceh yang juga sangat terkenal bahkan hingga ke mancanegara adalah Mie Aceh, sejenis mie kuning basah yang diracik dengan bumbu khas nan pedas
Pariwisata
- Masjid Raya Baiturrahman
- Museum Aceh
- Taman Putroe Phang
- Kuburan Kerkhoff
- Danau Laut Tawar
- Danau Aneuk Laot
- Pantai Lhoknga, Aceh Besar
- Museum Tsunami Aceh
- Guha Tujoh di Laweueng
- Lapangan Merdeka Kota Langsa
- Ligkok Kuwieng, Pidie
- Taman Hutan Kota Langsa
- Hutan Mangrove Kota Langsa
- Taman Bambu Runcing Langsa
- Pulau Teulaga Tujoh
- Gedung Balee Juang
- Bukit Goa Jepang, Lhokseumawe
- Waduk Jeulikat, Lhokseumawe
- Gunung Salak, Aceh Utara
- Blang Kulam, Aceh Utara
Bangsa Aceh merupakan bangsa yang gigih dalam mempertahankan kemerdekaannya. Kegigihan perang bangsa Aceh, dapat dilihat dan dibuktikan oleh sejumlah pahlawan (baik pria maupun wanita), serta bukti-bukti lainnya (empat jenderal Belanda tewas dalam perang Aceh, serta kuburan Kerkoff Peucut yang pernah mencatat rekor sebagai kuburan Belanda terluas di luar Negeri Belanda).
1. Pahlawan Perempuan
1. Pahlawan Perempuan
- Cut Nyak Dhien
- Cut Nyak Meutia
- Laksamana Malahayati
- Pocut Baren
- Teungku Fakinah
2. Pahlawan Pria
- Sultan Iskandar Muda
- Teungku Chik Di Tiro
- Teuku Umar
- Panglima Polem
- Teuku Nyak Arif
- Mr. Teuku Muhammad Hasan
3. Tokoh asal Aceh
Lihat pula Suku Aceh untuk tokoh-tokoh yang bukan berasal dari provinsi Aceh namun berketurunan Aceh.- Sultan Ali Mughayat Syah dari Aceh
- Sultan Ali Riayat Syah
- Sultan Iskandar Muda
- Sultan Malikussaleh (Meurah Silu)
- Iskandar Tsani dari Aceh
- Sultan Hadlirin
- Hamzah Fansuri
- Nuruddin Ar-Raniri
- Syiah Kuala
- Syamsuddin As-Sumatrani
- Syech H Muda Wali Al-Khalidi
- Tun Sri Lanang
- Teungku Chik Pante Kulu
- Ismail al-Asyi
- Mohamad Kasim Arifin
- DR. Tengku Hasan Muhammad di Tiro,
- P. Ramlee
- Prof. DR Teungku H. Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy
- Teuku Jacob
- Teuku Markam
- Teuku Chik Mohammad Thayeb
- Teungku Ahmad Dewi
- Teungku Daud Beureu'eh
- Tan Sri Sanusi Juned
- Tengku Adnan Tengku Mansor
Anda baru Saja membaca artikel dengan judul Profil Provinsi Aceh, Semoga bermanfaat, Terima kasih.
COMMENTS