Rumoh Aceh (Rumah Tradisional Melayu Aceh di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam) Rumoh Aceh - Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 1. A...
Rumoh Aceh (Rumah Tradisional Melayu Aceh di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam)
Rumoh Aceh - Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam |
Pengaruh keyakinan masyarakat Aceh terhadap arsitektur bangunan rumahnya dapat dilihat pada orientasi rumah yang selalu berbentuk memanjang dari timur ke barat, yaitu bagian depan menghadap ke timur dan sisi dalam atau belakang yang sakral berada di barat. Arah Barat mencerminkan upaya masyarakat Aceh untuk membangun garis imajiner dengan Ka‘bah yang berada di Mekkah. Selain itu, pengaruh keyakinan dapat juga dilihat pada penggunaan tiang-tiang penyangganya yang selalu berjumlah genap, jumlah ruangannya yang selalu ganjil, dan anak tangganya yang berjumlah ganjil.
Selain sebagai manifestasi dari keyakinan masyarakat dan adaptasi terhadap lingkungannya, keberadaan Rumoh Aceh juga untuk menunjukan status sosial penghuninya. Semakin banyak hiasan pada Rumoh Aceh, maka pastilah penghuninya semakin kaya. Bagi keluarga yang tidak mempunyai kekayaan berlebih, maka cukup dengan hiasan yang relatif sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.
Bentuk Rumoh Aceh yang masih asli |
Rumoh Aceh yang ditempelkan pada rumah beton |
2. Bahan-Bahan
Untuk membuat Rumoh Aceh, bahan-bahan yang diperlukan di antaranya adalah:
- Kayu. Kayu merupakan bahan utama untuk membuat Rumoh Aceh. Kayu digunakan untuk membuat tameh (tiang), toi, roek, bara, bara linteung, kuda-kuda, tuleueng rueng, indreng, dan lain sebagainya.
- Papan, digunakan untuk membuat lantai dan dinding.
- Trieng (bambu). Bambu digunakan untuk membuat gasen (reng), alas lantai, beuleubah (tempat menyemat atap), dan lain sebagainya.
- Enau (temor). Selain menggunakan bambu, adakalanya untuk membuat lantai dan dinding Rumoh Aceh menggunakan enau.
- Taloe meu-ikat (tali pengikat). Tali pengikat biasanya dibuat dari tali ijuk, rotan, kulit pohon waru, dan terkadang menggunakan tali plastik.
- Oen meuria (daun rumbia), digunakan untuk membuat atap.
- Daun enau. Selain mengunakan oen meuria, terkadang untuk membuat atap menggunakan daun enau.
- Peuleupeuk meuria (pelepah rumbia). Bahan ini digunakan untuk membuat dinding rumah, rak-rak, dan sanding.
Adapun tahapan-tahapan pembangunan Rumoh Aceh adalah:
(1) musyawarah,
(2) pengumpulan bahan,
(3) pengolahan bahan, dan
(4) perangkaian bahan.
4. Bagian-Bagian Rumoh Aceh
Secara umum, terbagi atas tiga bagian, yaitu: bagian bawah, bagian tengah, dan bagian atas.
a. Bagian bawah
Bagian bawah Rumoh Aceh |
Jeungki atau alat penumbuk padi |
Ruang depan (seuramo reungeun). Ruangan ini disebut juga Seuramou-keu (serambi depan). Disebut ruang atau serambi depan karena di sini terdapat bungeun atau tangga untuk masuk ke rumah. Ruangan ini tidak berkamar-kamar dan pintu masuk biasanya terdapat di ujung lantai di sebelah kanan. Tapi ada pula yang membuat pintu menghadap ke halaman, dan tangganya di pinggir lantai. Dalam kehidupan sehari-hari ruangan ini berfungsi untuk menerima tamu, tempat tidur-tiduran anak laki-laki, dan tempat anak-anak belajar mengaji. Pada saat-saat tertentu misalnya pada waktu ada upacara perkawinan atau upacara kenduri, maka ruangan ini dipergunakan untuk makan bersama.
Bagian depan Rumoh Aceh |
Gang yang memisahkan bilik kiri dan kanan
berfungsi untuk menghubungkan ruang depan dan ruang belakang
Ruang belakang disebut seuramo likot. Lantai seuramo likot tingginya sama dengan seuramo rengeun (serambi depan), dan ruangan ini pun tak berbilik. Fungsi ruangan ini sebagian dipergunakan untuk dapur dan tempat makan,dan biasanya terletak di bagian timur ruangan. Selain itu juga dipergunakan untuk tempat berbincang-bincang bagi para wanita serta melakukan kegiatan sehari-hari seperti menenun dan menyulam.
Namun, adakalanya dapur dipisah dan berada di bagian belakang serambi belakang. Ruangan ini disebut Rumoh dapu (dapur). Lantai dapur sedikit lebih rendah dibanding lantai serambi belakang.
c. Bagian atas
Struktur atap Rumoh Aceh |
Dalam Rumoh Aceh, ada beberapa motif hiasan yang dipakai, yaitu:
- Motif keagamaan. Hiasan Rumoh Aceh yang bercorak keagamaan merupakan ukiran-ukiran yang diambil dari ayat-ayat al-Quran;
- Motif flora. Motif flora yang digunakan adalah stelirisasi tumbuh-tumbuhan baik berbentuk daun, akar, batang, ataupun bunga-bungaan. Ukiran berbentuk stilirisasi tumbuh-tumbuhan ini tidak diberi warna, jikapun ada, warna yang digunakan adalah Merah dan Hitam. Ragam hias ini biasanya terdapat pada rinyeuen (tangga), dinding, tulak angen, kindang, balok pada bagian kap, dan jendela rumah;
- Motif fauna. Motif binatang yang biasanya digunakan adalah binatang-binatang yang sering dilihat dan disukai;
- Motif alam. Motif alam yang digunakan oleh masyarakat Aceh di antaranya adalah: langit dan awannya, langit dan bulan, dan bintang dan laut; dan
- Motif lainnya, seperti rantee, lidah, dan lain sebagainya.
Anda baru saja membaca artikel dengan judul Rumah tradisional Aceh - Rumoh Aceh - Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Semoga bermanfaat. Terima kasih
Referensi :
1 2 3 4 5 6
COMMENTS