Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat Aceh Stratifikasi Sosial Masyarakat Aceh D alam suatu masyarakat akan terdapat golongan paling ...
Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat Aceh
Stratifikasi Sosial Masyarakat Aceh- Golongan raja : keturunan sultan-sultan yang pernah berkuasa. Panggilan yang lazim untuk keturunan sultan ini adalah ampon, dan cut.
- Golongan ulee balang : keturunan dari golongan keluarga sultan. Biasanya mereka bergelar Teuku.
- Golongan ulama : keturunan pemuka agama. Biasanya mereka bergelar Teungku atau Tengku.
- Golongan rakyat biasa : keturunan suku aceh biasa.
Sistem Keluarga
Pernikahan
Sistem politik dan pemerintahan
Pada masyarakat Aceh Tamiang zaman kerajaan dahulu, dasar-dasar stratifikasi sosial dapat dibagi ke dalam:
1. Lapisan raja.Perubahan - Perunahan Dalam Stratifikasi Sosial Aceh
2. Lapisan datuk empat suku.
3. Lapisan khadli dan Imam.
4. Lapisan datuk delapan suku.
5. Lapisan rakyat biasa
Dahulu untuk memilih susunan penjabat pemerintahan tersebut, harus dilihat dari keturunan secara turun-temurun, dan berikutnya mengenai kecakapan. Dengan perkembangan beberapa Perguruan Tinggi di Aceh seperti Universitas Syiah Kuala, IAIN Jamuah Arraniry, APDN, dan beberapa perguruan tinggi swasta, maka semakin mendorong proses perubahan stratifikasi sosial di Aceh. Banyak pimpinan-pimpinan pemerintahan tingkat kabupaten telah menjabat Bupati yang bertitel kesarjanaan dari perguruan-perguruan tinggi tersebut di atas.
Begitu pula Camat Kepala Pemerintahan Kecamatan, hampir semua bertitel sarjana muda dari APDN. Jabatan Mukim dan Kecik sudah banyak dijabat oleh orang-orang yang mempunyai kecakapan dan kemampuan untuk mengatur dan memerintah. Tidak lagi berpola kepada keturunan secara turun-temurun. Proses perubahan di atas mendorong rakyat untuk berlombalomba memasukkan anaknya ke Perguruan Tinggi tersebut di atas, agar dapat menduduki fungsi tertentu dalam pemerintahan. Seirama dengan itu pendidikan non formal yang sudah lama dibina seperti Pesantren-pesantren, sekarang sudah banyak yang kosong. Karena tamatan dari Pesantren, tidak banyak memberikan arti terhadap status sosial dewasa ini.Sistem organisasi sosial suku Aceh tidak begitu terlihat lagi bila di bandingkan dengan zaman kemerdekaan. Pelapisan sosial yang terdapat di Aceh pada zaman sebelum merdeka lebih di dasarkan oleh faktor keturunan. Setelah kemerdekaan dasar - dasar pelapisan sosial mulai bergeser dan berubah polanya. Secara umum pelapisan sosial suku Aceh sekarang sebagai berikut:
- Kelompok penguasa, terdiri atas penguasa pemerintahan, dan pegawai negri.
- Kelompok Ulama, orang-orang yang berpengetahuan di bidang agama.
- Kelompok rakyat. dari petani miskin, nelayan, buruh, dan pegawai rendahan.
- Kelompok kekayaan (hartawan).terdiri dari pedagang besar, pemilik ternak,dan pemilik perkebunan.
Kelompok kekayaan dan kelompok rakyat biasanya dengan mudah beralih ke dalam kedua kelompok tersebut di atas, andaikata telah memperoleh pengetahuan-pengetahuan yang cukup. Tetapi dewasa ini tampaknya kelompok kekayaan lebih mudah beralih ke dalam kelompok-kelompok lain. Karena bagi kelompok ini mempunyai kemampuan yang besar untuk menyekolahkan anaknya. Tetapi bagi rakyat biasa, ulama dan sebagian pegawai negeri kesempatan menyekolahkan anaknya banyak terbentur dari segi keuangan.
Dengan demikian pada suatu saat kelompok kekayaan akan menjadi kelompok penguasa. Pada masyarakat Gayo dasar untuk menentukan adanya pelapisan sudah berubah-rubah dalam tempo yang relatif cepat. Pernah pihak yang dipandang tinggi dalam masyarakat adalah orang yang mendapat kedudukan menurut adat. Pada masa yang lain atas dasar pengetahuan dalam agama, pengetahuan sekuler, kekayaan, kejujuran dan lain-lain. Namun dasar utama yaitu senioritas dalam usia selalu masih terlihat.
Anda baru saja membaca artikel dengan judul Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat Aceh, Semoga bermanfaat. Terima kasih.
COMMENTS