Alat Musik Tradisional Provinsi Gorontalo Gorontalo adalah sebuah Provinsi di Indonesia yang lahir pada tanggal 5 Desember 2000. Seiri...
Alat Musik Tradisional Provinsi Gorontalo
Gorontalo adalah sebuah Provinsi di Indonesia yang lahir pada tanggal 5 Desember 2000. Seiring dengan munculnya pemekaran wilayah yang berkenaan dengan Otonomi Daerah di Era Reformasi, provinsi ini kemudian dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22 Desember dan menjadi Provinsi ke-32 di Indonesia.Ibukota Provinsi Gorontalo adalah Kota Gorontalo (sering disebut juga Kota Hulontalo) yang terkenal pula dengan julukan "Kota Serambi Madinah".
Provinsi Gorontalo dihuni oleh ragam Etnis yang berbentuk Pohala'a (Keluarga), di antaranya Pohala'a Gorontalo (Etnis Hulontalo), Pohala'a Suwawa (Etnis Suwawa/Tuwawa), Pohala'a Limboto (Etnis Limutu), Pohala'a Bolango (Etnis Bulango/Bolango) dan Pohala'a Atinggola (Etnis Atinggola) yang seluruhnya dikategorikan kedalam suku Gorontalo atau Suku Hulontalo. Ditengarai, penyebaran Diaspora Orang Gorontalo telah mencapai 5 kali lipat dari total penduduknya sekarang yang tersebar di seluruh dunia.
Selain memiliki keragaman etnisnya, Provinsi Gorontalo juga memiliki keragaman Alat Musik Tradisional yang menarik dan unik. Berikut ini akan dijelaskan secara detail mengenai Alat Musik Tradisional yang berasal dari Provinsi Gorontalo, antara lain sebagai berikut :
1.Marwas
Marwas adalah alat musik tradisional Provinsi Gorontalo yang dimainkan dengan cara dipukul / ditepuk pada bagian membran yang terbuat dari kulit hewan. Alat musik tradisional Gorontalo ini juga termasuk kedalam golongan alat musik perkusi karena kurang enak didengar jika hanya dimainkan sendiri / 1 buah / solo.
Alat musik ini merupakan kolaborasi antara kesenian dari Timur Tengah dan Betawi, dan memiliki unsur keagamaan yang kental. Hal tersebut tercermin dari berbagai lirik lagu yang dibawakan oleh alat tersebut yang merupakan pujian dan kecintaan kepada Sang Pencipta. Kesenian marawis berasal dari negara timur tengah terutama dari Yaman. Nama marawis diambil dari nama salah satu alat musik yang dipergunakan dalam kesenian ini. Lagu-lagu yang berirama gambus atau padang pasir dinyanyikan sambil diiringi jenis pukulan tertentu.
2.Polopalo
Polopalo adalah alat musik tradisional khas semenanjung Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Polopalo merupakan alat musik jenis idiofon atau golongan alat musik yang sumber bunyinya diproleh dari badannya sendiri. Dalam artian bahwa ketika Polopalo tersebut di pukul atau sebaliknya memperoleh pukulan, bunyinya akan dihasilkan dari proses bergetarnya seluruh tubuh Polopalo tersebut.
Polopalo dulunya merupakan potongan bambu yg dibunyikan untuk mengusir burung pemakan padi di sawah. Polopalo juga digunakan petani sebagai bandul kalung sapi dan digunakan kaum perempuan sebagai penggulung benang. Bahan dasar Polopalo terbuat dari bambu, bentuknya menyerupai garputala raksasa. Teknik memainkannya yakni dengan memukulkan kebagian anggota tubuh yaitu lutut.
Pada perkembangannya, Polopalo mendapatkan penyempurnaan pada beberapa hal, salah satunya adalah kini Polopalo dibuatkan sebuah pemukul dari kayu yang dilapisi karet agar mempermudah dan membantu dalam proses memainkan alat musik Polopalo. Hal ini memberi dampak selain tidak membuat sakit bagian anggota tubuh yang dipukul, juga membuat Polopalo tersebut berbunyi lebih nyaring.
Perkembangan lainnya alat musik Polopalo di kembangkan dari 2 (nada) menjadi lebih, dalam artian musik Polopalo telah dikembangkan jenis organologinya sehingga menghasilkan beberapa buah alat musik Polopalo dalam bentuk dan nada yang berbeda. Setelah itu Polopalo yang telah menjadi beberapa buah nada tersebut, dimainkan oleh beberapa orang dengan menyesuaikan komposisi yang telah dibuat. Secara otomatis musik Polopalo sudah bisa menghasilkan tangga nada yang bisa kita komposisikan menjadi suatu karya musik (seperti layaknya kelompok musik angklung).
3. Wahulo
Wahulo adalah salah satu jenis alat musik tradisional seperti rebana, yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan. Seperti alat musik rabana pada umumnya, hanya saja wahulo memiliki bentuk khas. Alat musik tradisional wahulo ini berasal dari daerah Kabupaten Gorontalo. Yang membedakan wahulo dengan alat musik rebana lainnya, pengikat kulit pada bagian pinggir alat ini menggunakan rotan, yang dianyam lebih rapat.
Alat musik tradisional wahulo ini, ternyata tidak hanya digunakan untuk pengiring musik marawis atau gambus di wilayah Gorontalo saja, tapi juga beberapa daerah di Jawa. Bahkan, wahulo bikinan masyarakat Gorontalo ini sekarang sudah sampai ke Perancis.
4.Gambusi / Gambus
Alat musik tradisional Gorontalo lainnya yang dikenal adalah Gambusi. Alat musik gambusi merupakan alat musik gambus yang bisa kita temukan pula di Provinsi lain di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Alat musik gambusi memiliki 9 senar dan dibunyikan dengan cara dipetik.
5.Ganda
Ganda merupakan alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul, seperti Gendang alat musik ini juga memiliki 2 buah sisi yang dilapisi dengan kulit binatang. Hampir semua orang yang ingin mempelajari alat musik ini akan mudah, karena tidak perlu teknik khusus dalam memainkannya. Cukup dengan kelihaian seorang bermain, dan naluri kita untuk memukul akan keluar dengan sendirinya. Jika dibandingkan dengan gendang Jawa, ukuran kanda lebih kecil dan lebih ramping.
Anda baru saja membaca artikel dengan judul Alat Musik Tradisional Provinsi Gorontalo, Semoga bermanfaat. Terima Kasih.
COMMENTS