Alat Musik Tradisional Provinsi Maluku Maluku adalah sebuah provinsi yang meliputi bagian selatan Kepulauan Maluku, Indonesia. Lintasa...
Alat Musik Tradisional Provinsi Maluku
Maluku adalah sebuah provinsi yang meliputi bagian selatan Kepulauan Maluku, Indonesia. Lintasan sejarah Maluku telah dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan besar di Timur Tengah seperti kerajaan Mesir yang dipimpin Firaun. Bukti bahwa sejarah Maluku adalah yang tertua di Indonesia adalah catatan tablet tanah liat yang ditemukan di Persia, Mesopotamia, dan Mesir menyebutkan adanya negeri dari timur yang sangat kaya, merupakan tanah surga, dengan hasil alam berupa cengkeh, emas dan mutiara, daerah itu tak lain dan tak bukan adalah tanah Maluku yang memang merupakan sentra penghasil Pala, Fuli, Cengkeh dan Mutiara. Pala dan Fuli dengan mudah didapat dari Banda Kepulauan, Cengkeh dengan mudah ditemui di negeri-negeri di Ambon, Pulau-Pulau Lease (Saparua, Haruku & Nusa laut) dan Nusa Ina serta Mutiara dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar di Kota Dobo, Kepulauan Aru.Ibu kota Maluku adalah Ambon yang bergelar atau memiliki julukan sebagai Ambon Manise, kota Ambon berdiri di bagian selatan dari Pulau Ambon yaitu di jazirah Leitimur. Ada wacana bahwa Kota Ambon Manise sudah semakin padat, sumpek, dan tidak lagi layak untuk menampung jumlah penduduk yang dari tahun ke tahun meningkat tajam yang merupakan ibu kotapProvinsi akan menjadi kota biasa karena ibu kota direncanakan pindah ke negeri Makariki di Kabupaten Maluku Tengah.
Walaupun, Maluku mempunyai sejarah yang pahit, seiring dengan perkembangan zaman dan melonjaknya kesadaran masyarakat tentang toleransi, sedikit demi sedikit Maluku kembali menjadi sebuah Provinsi yang damai dan tentram hingga Maluku mendapatkan penghargaan berupa Gong Perdamaian Dunia yang terletak pada ACC (Ambon City Centre).
Terlepas dari semua itu, berikut akan dijelaskan informasi tentang kebudayaan dan kesenian yang berada di Provinsi Maluku , khusunya Alat Musik Tradisional dari Provinsi Maluku.
1. Gong Sedang
2. Tahuri
Tahuri adalah alat musik dan komunikasi yang dikenal didaerah pesisir kepulauan Maluku. Alat musik ini terbuat dari kerang dan dibunyikan dengan cara ditiup. jika ditiup bunyinya akan terdengar nyaring. Semakin kecil ukuran kerangnya, semakin nyaring bunyinya dan semakin besar kerangnya bunyinya pun semakin rendah.
Pada awalnya alat musik tahuri berfungsi sebagai alat komunikasi antara raja dan masyarakat, antara Raja dengan staf-staf negeri. Kemudian dalam perkembangannya tahuri juga berfungsi :
- Beberapa tata cara adat masih menggunakan Tahuri sebagai pemandu berlangsungnya acara adat istiadat.
- Salah satu benda arkeologi.
- Salah satu alat musik tradisional masyarakat Maluku 4. Sebagai cendramata atau souvenir baik untuk lokal maupun non lokal.
Rumba adalah alat musik ritmis yang digolongkan dalam jenis perkusi. Rumba terbuat dari tempurung kelapa yang diisi dengan pasir kasar atau batu kecil-kecil dan diberi pegangan dari kayu, kemudian digoyang-goyang mengiringi irama lagu gembira. Rumba merupakan alat musik khas Cuba, kemungkinan dibawa ke Ambon oleh pedagang Spanyol atau Portugis. Rumba dimainkan secara berpasangan sebagai pengiring musik Hawaian.
Jukulele adalah alat musik tradisional yang dapat ditemui di Provinsi Maluku. Alat musik ini terbuat dari kayu dan kulit binatang. Jukulele atau juk termasuk alat musik petik berdawai 4 dan di stem dengan nada 5,1,3,6 (sol, do, mi, la). Jukulele merupakan salah satu alat musik yang berasal dari Portugis dan telah dipergunakan oleh masyarakat Maluku sejak abad 15 sehingga saat ini sudah menjadi bagian alat musik tradisional Maluku.
Jukulele berfungsi sebagai pengiring musik Hawaian, keroncong dan lain-lain. Modifikasi jukulele kayu ke tempurung kelapa merupakan hasil masyarakat setempat.
5.Totobuang
Totobuang berasal dari kata tetabuhan yang dalam terminologi bahasa Jawa berarti bermain gamelan. Alat musik ini terbuat dari kuningan. Genre musik ini terdiri dari gong atau dalam bahasa Melayu Ambon disebut "totobuang" yang ditata secara diatonik (diatonic scale), berjumlah 12 - 14 buah. Selain gong terdapat juga minimal 4 jenis tifa (gendang), yakni tifa fikir, tifa fasa, tifa potong dan tifa bas.
Masing-masing tifa memiliki nada ritem sendiri. Empat pola ritme pokok itu dapat dikembangkan menjadi beberapa ritme lain, tergantung kualitas pemain. Dalam perangkat musik ini leluhur Maluku dapat menggabungkan tiga kebudayaan besar dunia seperti gong dari Birma, tifa Indo Cina Kuno dan tangga nada diatonik dari Eropa.
6.Tifa
Tifa merupakan alat musik khas Indonesia bagian Timur, khususnya Maluku dan Papua. Alat musik ini bentuknya menyerupai kendang dan terbuat dari kayu yang di lubangi tengahnya. Ada beberapa macam jenis alat musik Tifa seperti Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas.
Tifa mirip dengan alat musik gendang yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangi isinya dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi, dan biasanya penutupnya digunakan kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara yang bagus dan indah. Bentuknyapun biasanya dibuat dengan ukiran. Setiap suku di Maluku dan Papua memiliki tifa dengan ciri khas nya masing-masing.
Tifa biasanya digunakan untuk mengiringi tarian perang dan beberapa tarian daerah lainnya seperti tari Lenso dari Maluku yang diiringi juga dengan alat musik totobuang.
Alat musik tifa dari Maluku memiliki nama lain, seperti tahito atau tihal yang digunakan di wilayah-wilayah Maluku Tengah. Sedangkan, di pulau Aru, tifa memiliki nama lain yaitu titir. Jenisnya ada yang berbentuk seperti drum dengan tongkat seperti yang digunakan di Masjid . Badan kerangkanya terbuat dari kayu dilapisi rotan sebagai pengikatnya dan bentuknya berbeda-beda berdasarkan daerah asalnya
7. Suling Paruh
Suling Paruh terbuat dari seruas bambu dengan salah satu ujungnya disumbat kayu dengan irisan miring berbentuk paruh, yang sekaligus berfungsi sebagai celah udara untuk meniup. Terdapat 7 lubang nada pada sisi depan dan satu lubang di sisi belakang sebagai lubang jari. suling ini berfungsi untuk mengiring musik Sawat.
Pola ritme suling sangat rumit, namun kerumitan itu tidak menghasilkan karakter bunyi dari musik lain. Melodi suling dalam musik Sawat yang mengandung berbagai ornamen mengindikasikan bahwa leluhur Maluku memiliki cara berfikir dan pola tingkah laku yang adaptif dan tebuka.
8. Suling Melintang (Floit)
Suling melinang sangat terkenal di daerah Maluku dengan nama Floit. Alat musik ini terbuat dari bambu serta dimainkan lebih dari 30 orang dalam bentuk akord suara 1,2,3,4. Suling melintang dibagi kedalam 4 kategori berdasarkan suara/bunyi yang dihasilkan yaitu : sopran, alto, tenor dan bass. Suling ini merupakan alat musik yang mendapat pengaruh bangsa Portugis dan Belanda yang sangat digemari masyarakat tradisional. Alat musik ini dibuat dari seruas bambu yang salah satu ujungnya diberi penyekat sesuai dengan diameter suling yang dilengkapi dengan 6 lubang nada dan satu lubang tiup. Permainan musik ini ditampilkan pada saat penyambutan tamu, pengiring orkes, resepsi, dan pengiring lagu gerejawi. Selain itu, suling dapat dipadukan dengan alat musik tradisional lain dan alat musik modern.
Anda baru saja membaca artikel dengan judul Alat Musik Tradisional Provinsi Maluku, Semoga bermanfaat. Terima Kasih.
COMMENTS