Tari Rabbani Wahid Tarian Tradisional Provinsi Aceh Tari Rabbani Wahid adalah sebuah seni tari sufi yang berasal dari Samalanga, Bireu...
Tari Rabbani Wahid Tarian Tradisional Provinsi Aceh
Tari Rabbani Wahid adalah sebuah seni tari sufi yang berasal dari Samalanga, Bireuen, Aceh, Indonesia. Tarian yang mengajarkan tentang tauhid, agama, serta kekompakan melalui gerakan energik ini diciptakan oleh T. Muhammad Daud Gade. Tarian Sufi yang dimulai dengan mengikuti syair dari tarian Meugrob dan memiliki lebih dari 30 gerakan yang diawali dengan melakukan Rateb du'ek ("duduk") dan Ratep deng ("berdiri") ini merupakan pengembangan dari tarian Meugrob yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu di Aceh.Rabbani Wahid diartikan sebagai Allah Sang Rabbi yang satu dan menggambarkan identitas dari tari ini yang syair-syairnya berisikan puji-pujian kepada Allah dan Rasulullah, nasehat-nasehat dan cerita-cerita yang semuanya bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Syair yang dibacakan dalam tari Rabbani Wahid kebanyakan berasal dari Meugrob yang berasal dari Syeikh Muhammad Saman.
Meugrob yang secara bahasa berarti melompat adalah gerak zikir yang dilakukan oleh para remaja laki-laki dan dewasa yang inti gerakannya adalah meulompat-lompat secara bergandengan tangan sambil membaca Allahu dan La Ilaaha Illallah. Gerak zikir Meugrob telah berkembang sejak lama di wilayah Samalanga dan biasanya dilakukan pada malam hari saat malam Idul Fitri sampai menjelang Subuh. Dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Samalanga dan sekitarnya, tradisi meugrob sudah sangat mengakar kuat dan selalu dimainkan di Meunasah-meunasah yang masih berkonstruksi kayu, sehingga suara gerak hentakkan kaki pada saat meugrob dilakukan, dapat terdengar keras sampai ke pemukiman penduduk desa di wilayah tersebut.
Tarian Rabbani Wahid merupakan salah satu tarian yang baru menonjol ke publik sejak era 1990-2000-an. Tarian ini berasal dari Samalanga dan telah mengakar kuat dalam masyarakat di wilayah ini. Unsur gerak dan syair tarian ini sebenarnya telah eksis di tengah masyarakat Samalanga sejak ratusan tahun.Hal yang menarik dari tarian Rabbani Wahid ini adalah pola geraknya yang memadukan antara gerak dalam posisi duduk dan gerak dalam posisi berdiri sambil melompat dan jatuh ke lantai. Pola gerak tari seperti ini tidak jumpai dalam tarian-tarian Aceh lainnya, baik tarian yang berkembang di kawasan pesisir maupun tarian Aceh yang muncul dan berkembang di kawasan pedalaman. Kekhasan dari pola gerak tari Rabbani Wahid yang melompat dan jatuh merupakan simbolisasi gerak wirid sufistik yang tidak ditemukan pada tarian lain di Aceh.
Bagi masyarakat Aceh di wilayah Samalanga dan sekitarnya, tarian Rabbani Wahid dianggap sebagai sebuah kebanggaan dan telah menjadi identitas tersendiri dalam berkesenian yang berkembang di wilayah yang juga dikenal dengan kota santri ini.
A. Sejarah
Asal-muasal tari Rabbani Wahed yaitu berasal dari tarian Meugrob (meloncat) dimana tarian itu, dimainkan pada malam hari raya idul Fitri, yang melantunkan syair-syair Allah. Namun pada kemudian hari tarian Meugrob berubah menjadi sebuah tarian untuk menyambut tamu atau pengantin (laki-laki) yang baru menikah dan pulang ketempat istrinya, biasanya di sebut dengan Peugrob Linto. Tarian ini dimainkan di mushola-mushola dan dipertunjukkan ke khalayak ramai pada hari besar Islam, seperti hari raya Idul Fitri, pembagian zakat fitrah, Maulid Nabi, bulan Ramadhan, acara panen dan hajatan lainnya, yang dibawakan oleh murid-murid Muhammad Saman.
Meugrob pada awalnya merupakan salah satu dari ritual pelaksanaan ajaran tarekat Shamaniyah, yang mempunyai 3 (tiga) komponen utama, yaitu baiat, zikir, dan muraqabah. Di dalam meugrob peserta membaca kalimat zikirulllah yaitu Allah Hu dan La Illaha Illallah secara berulang dengan penuh penghayatan. Dengan membaca secara berulang dan terus menerus mereka mengharapkan dapat masuk ke dalam kondisi di mana seseorang bisa sampai pada suatu “pengalaman spiritual yang tidak biasa”. Dengan demikian meugrob merupakan sarana untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.
Dalam kaitannya dengan Tari Rabbani Wahid, unsur yang terdapat pada meugrob antara lain berzikir sambil melompat, dan kemudian jatuh tak sadarkan diri dan diakhiri dengan takbir yang membangunkan penari, diadopsi menjadi bagian terpenting atau klimaks dari susunan tarian ini. Sampai saat ini Tari Rabbani Wahid masih hidup dan berkembang dengan baik selain di Desa Songsa, juga di Desa Pante Rhieng, Samalanga. Di luar Samalanga, tarian ini diajarkan pula di Banda Aceh bahkan dikembangkan juga oleh diaspora Aceh di Jepang.
Untuk pertama kali Tari Rabbani Wahid dikenal secara nasional, adalah berkat jasa penari/ koreografer/ Dosen Tari Institut Kesenian Jakarta asal Aceh, Nurdin Daud yang membawa tarian ini pentas di event Festival Istiqlal 1991 di Jakarta. Sejak saat itulah kesempatan pentas demi pentas ke berbagai daerah, menjadi semakin terbuka hingga sekarang.
B. Komposisi Gerak tari dan maknanya
Demonstrasi tari Rabbani Wahid biasa dilakukan oleh 10 (sepuluh) penari dan 2 (dua) Syeikh Radat semua pria remaja yang berumur mulai dari 12 – 17 tahun. Tarian ini tidak diiringi permainan musik yang menggunakan alat, tapi cukup lantunan nyanyian oleh 2 (dua) orang Syekh Radat yang membawakan syair. Para penari mengenakan busana tari yang terdiri atas celana, baju, kain songket di pinggang dan topi penutup kepala.Sedangkan Syekh Radat memakai pakaian serupa dengan penari, tetapi berbeda warna, yaitu warna kuning.
Tari Rabbani Wahid pada dasarnya selalu dibawakan dalam 2 (dua) posisi, yaitu duduk dan berdiri. Pada posisi duduk terdapat 7 (tujuh) komposisi gerak dan 3 (tiga) komposisi gerak yang dilaksanakan dalam posisi berdiri.
- Komposisi gerak pada posisi duduk, yaitu :
- Duduk bersimpuh berjejer atau Rateb Daek, yang terdiri atas 3 gerakan salam;
- Gerakan Bismillah;
- Gerakan Hattahiyatun atau Afdhalul Insan;
- Gerakan Sultan Maujuudun;
- Gerakan Salattullah;
- Gerakan Allah Rabbani;
- Gerakan Din Awaidin.
Kebersamaan dan kekompakan menjadi syarat utama dalam membawakan tarian ini. Setelah bagian posisi duduk telah diselesaikan, maka babak berikutnya adalah Posisi Berdiri atau disebut Rateb Dheng.
- Komposisi gerak pada posisi berdiri, yaitu :
- Gerakan Hasan Tsumma Husein;
- Gerakan Syailellah;
- Gerakan Allohu.
Selanjutnya penari satu persatu tumbang di lantai, sehingga akhirnya tidak satupun penari yang masih berdiri dan melompat. Kemudian Syekh Radat mengumandangkan azan atau takbir, disusul dengan bangkitnya para penari yang membentuk formasi berjajar menghadap ke penonton dan memberi hormat sebagai
C. Tanda usainya pergelaran tari
Dalam ragam Tari Rabbani Wahid terdapat beberapa simbol dan makna, antara lain :
- Bentuk Simpuh berjajar, merupakan simbol berjamaah yang mempunyai arti persatuan dan kebersamaan;
- Gerak Salam, bermakna bahwa setiap muslim setiap jumpa sesama muslim wajib mengucapkan salam;
- Gerakan bismillah sebagai simbol kebaikan;
- Gerakan Hattahiyatun, mana Allah Maha Tahu;
- Gerakan Sultan Maujuudun, simbol kehidupan di dunia yang fana dan akherat yang kekal;
- Gerakan Allah Rabbani adalah simbol kesadaran iman;
- Gerakan Din Awadin, bermakna asal mula jadi;
- Gerakan Hasan Husein, adalah simbol ratapan kesedihan .Gerakannya melambangkan gendongan;
- Gerakan Syailellah, simbol kehidupan yang selalu bergerak hingga pada masanya;
- Gerakan Allohu, gerak yang bermakna keagungan.
oleh Syekh Muhammad Saman.
D. Kostum / Busana Penari
Para penari mengenakan busana tari yang terdiri atas celana, baju, kain songket di pinggang dan topi penutup kepala.Sedangkan Syekh Radat memakai pakaian serupa dengan penari, tetapi berbeda warna, yaitu warna kuning.
E. Makna-makna Gerak Tari Rabbani Wahid
Berbagai kesenian berupa tarian yang ditampilkan memiliki pesan masing-masing, oleh karenanya menangkap pesan yang disampaikan melalui berbagai gerakan tarian tentu akan memberikan sebuah makna yang dapat diaktualisasikan dalam kehidupan masyarakat sehingga tarian-tarian yang ditampilkan tidak hanya berupa hiburan saja namun dapat dijadikan media dalam menyampaikan dakwah/komunikasi dalam penyampaian pesan dengan tarian.
Semua yang divisual dalam bentuk gerak tari ini, memberikan suatu jawaban yang sangat jelas bahwa tari ini merupakan salah bentuk kesenian yang berkembang dalam masyarakat Samalanga yang sarat dengan simbol di dalamnya. Penjelmaan amalan dari unsur-unsur sufi sangatlah kuat perannya. Namun, hal ini tidak semua masyarakatnya mengetahui dan memahami apa sebenarnya simbol-simbol yang terkandung dalam tiap gerak dan syair Rabbani Wahid ini. Mereka hanya menjadikan tari ini sebagai hiburan semata. Namun semua itu mempunyai simbol dan nilai tersendiri di dalam masyarakatnya. Secara keseluruhan tarian tradisional memiliki nilai-nilai tersendiri yang bersifat abstrak. Nilai-nilai tersebut terdiri dari keindahan, kehalusan, kegembiraan, keimanan, ketakwaan, kedinamisan, harmonisasi, kebenaran, tertib, heroik dan patriotik. Nilai-nilai inilah yang menjadi “roh” dari kesenian tersebut.
Tari Rabbani Wahid sebagai salah satu tari sufi penuh dengan berbagai bahasa atau ungkapan yang simbolistis yang dikomunikasikan. Simbol-simbol khas gerak tari Rabbani Wahid merupakan bentuk-bentuk gerakan yang diciptakan oleh masyarakat, dengan berbagai ragam bentuk yang bersifatnya abstrak, sehingga masyarakatlah yang memberikan makna dari setiap bentuk simbol yang diciptakannya. Berbicara simbol dan makna dalam setiap gerak tari ini, hampir semua gerak yang ada tentu memiliki simbol dan makna tersendiri yang tersirat di dalamnya. Meskipun sangat sulit dalam mendapatkan data yang akurat untuk maslah simbol dan makna tersebut, hal ini disebabkan oleh minimnya para tokoh-tokoh seniman yang memahami tentang simbol dan makna dalam tari.
Berbicara simbol dan makna ini dapat kita rasakan seperti yang tertuang dalam tari Rabbani Wahid: dalam tari Rabbani Wahid ini memiliki dua belas jenis lagu dengan setiap lagunya berbentuk tiga ragam gerakan. Gerak- gerak ini terdiri dalam dua bentuk gerak, yaitu gerak yang dilakukan dalam posisi duduk dan gerak yang dilakukan dalam posisi berdiri. Dengan ketentuan tujuh lagu yang gerakan dalam posisi duduk dan tiga lagu dalam posisi berdiri. Posisi duduk merupakan bentuk posisi permainan yang dilakukan pada awal pertunjukan. Hal ini lazim disebut sebagai ratoh duek, yang akarnya adalah rateb duek.
.
Sedangkan untuk formasi berdiri dilakukan setelah posisi duduk dianggap selesai dalam bernasib (bernyanyi), yang dilanjutkan dengan posisi berdiri dengan ketentuan bangun secara pelan-pelan yang berbentuk bershaf lalu sambil bernyanyi bersama. Hal semacam ini biasanya dilakukan setelah
radat ketujuh selesai. Dan pada radat kelapan hingga selesai, para penari Rabbani Wahid membentuk formasi berdiri dengan melakukan gerakan yang bergendakkan kaki kanan dengan sambil menyanyi dengan saling berpegangan tangan, berangkulan dalam bentuk formasi bulat berputar hingga terlepas dengan menadah tangan sambil mengucapkan“Allahu“ sambil berputar. Dan pada akhirnya para penari berjatuhan tersungkur ke lantai. Lalu kemudian bangkit kembali ketika aneuk syahi mengumandangkan azan.
Bila kita cermati perkembangan gerak dalam Rabbani Wahid sangat variatif, mampu melahirkan gerak dan syair baru di kemudian hari dengan menyesuaikannya dengan tuntutan zaman. Penambahan gerakan dan syair telah memberikan tari ini variatif dalam masyarakat. Rabbani Wahid memiliki beberapa simbol dan makna gerak, di antara:
- Bentuk gerak yang horizontal adalah merupakan simbol berjamaah, dengan makna tarian ini selalu dimainkan dalam bentuk bersama, artinya masyarakat Aceh adalah masyarakat yang selalu berada dalam satu kesatuan atau bersama-sama.
- Dipimpin oleh seorang Syekh (pengangkat), artinya masyarakat Aceh dalam kehidupan kesehariannya selalu terpimpin oleh seseorang yang dianggap lebih dan mampu dalam memimpin masyarakatnya. Syekh adalah pengadopsian kata yang diambil kata Arab berupa pimpinan.
- Pengapit (apeet) adalah salah seorang pembantu Syekh dalam melakukan setiap permainan, artinya seorang pemimpin akan selalu dibantu oleh seorang wakilnya dalam menjalan setiap segala tanggung jawab seorang pemimpin dalam menjalankan amanah rakyatnya.
- Gerak salam, artinya setiap umat muslim diwajibkan untuk selalu memberi salam kepada sesama muslim ketika saling jumpa.
- Memukul dada, artinya rasa patriotik atau rasa kepahlawanan yang dimilik oleh setiap orang Aceh.
- Ketrip jari, artinya keceriaan
- Selang seling, artinya perbedaan dalam kehidupan merupakan bukan salah satu penghalang untuk menciptakan suatu keindahan dalam hidup bermasyarakat.
- Gerak Salam, artinya setiap umat muslim diwajibkan untuk selalu memberi salam kepada sesama muslim ketika saling jumpa.
- Bismillah, simbol kebaikan artinya membuka dengan kalimat menyebut asma Allah SWT.
- Sultan, simbol kehidupan artinya dunia ini adalah fana, akhirat akan kekal, maka sucikanlah hati dalam hidup mengisi kehidupan ini.
- Allah Rabbani , adalah simbol kesadaran/iman artinya bersujudlah untuk mendapatkan surga dengan selalu saling mengingatkan antar sesama insan dalam hidup di dunia.
- Nurul Tajalla , adalah simbol hidup di dunia artinya hidup akan selalu berjalan ke depan dan setelah sampai masanya semua akan kembali ke asalnya.
- Gerak Din adalah gerak yang bermakna awal mula jadi.
- Gerak La ila ha illalah lah, bermakna ikatan/hubungan, artinya manusia makhluk sempurna yang selalu saja berhubungan baik dengan sang pencipta maupun sesamanya sampai akhir masa.
- Gerak Afdalul Insan, bermakna meyakini, artinya percaya dengan hati dan mengamalkan dengan anggota bahwa Allah itu esa.
- Gerak Syailillah, adalah simbol kehidupan (dunia), artinya selalu bergerak hingga sampai pada masanya, dan kemudian bangkit dalam dunia yang berbeda dengan panggilan Ilahi Rabbi.
- Gerak Allahu, adalah gerak yang bermakna keagungan artinya apa yang terjadi semua kehendak dari padanya.
- Gerak Hasan Tsumma Husen adalah gerak ratapan, artinya gerak yang melambangkan gendongan. Gerakan ini dilakukan dalam dua bentuk formasi yaitu duduk lalu berdiri. Ini bermakna besar, kecil, muda dan tua yang hilang pergi tak kembali.
- Gerak Hattahiyaton adalah kekuasaan, artinya Allah maha tahu dan maha pemberi.
Dari dua belas radat yang di bawakan dalam dalam Rabbani Wahid, Lima radat merupakan radat yang masih dalam katagori asli. Sedang tujuh radat lainnya adalah radat yang merupakan hasil dari pengembangan di kemudian hari, dengan ketentuan mengikuti setiap perkembangan zaman yang sesuai dengan tuntutan zaman. Lima radat yang sifatnya masih orisinal adalah:
- Dengan Bismillah
- Awaluddin
- Afdhalul Insan
- Allahu
- Hasan Summa Husen
Sedangkan tujuh radat yang berkembang berikutnya adalah
- Lailah haillallah
- Syaei lellah
- Faedah sembayang
- Hattahiyaton
- Nurul Tajalla
- Allahu Rabbani
- Sultan
Berbicara mengenai simbol dan makna dalam tari Rabbani Wahid ini dapat di kategorikan ke dalam beberapa makna secara keseluruhan, di antaranya:
- Makna keagungan
- Makna kebersamaan
- Makna keikhlasan
- Makna keutauhidan
- Makna kehidupan
- Dan makna penyerahan
Semua makna yang tersebut di atas memberikan suatu jawaban bahwa tari Rabbani Wahid merupakan salah satu tari yang sarat dengan nilai-nilai ketuhanan. Ini tertuang dalam setiap gerak, syair maupun formasi lantai tari tersebut, pengamalan dari suatu tarekat dapat dirasakan sebagai roh tari ini. hal ini dapat dibuktikan dari bentuk dan struktur tariannya. Kekuatan syair dan gerak serta suara yang menantang menjadikan tari ini sangat kuat dalam setiap pertunjukannya.
Pengaruh tarekat dalam tari Rabbani Wahid ini sangat besar perannya. Baik dalam bentuk syair, gerak maupun formasi. tarekat yang menjadi embrio dalam tari ini adalah tarikat Samaniyah. Tarekat ini lahir dan berkembang pada abad XVIII M. Tarekat lahir di Madinah, dengan tokoh pendirinya adalah Syekh Abdul Karim Al-Hasan al Madani. Esensi dari tarekat ini adalah menjauhkan diri dari pemimpin zalim dengan selalu menjadi pembela rakyat lemah.
F. Syair dan Makna Syair Tari Rabbani Wahid
F. Syair dan Makna Syair Tari Rabbani Wahid
Bentuk-Bentuk Radat Rabbani Wahid | |
---|---|
Asalamualaikum warah Mahtullah Jaroe dua blah ateuh jeumala Karena saleum Nabi kheeun sunat Jaroe tamumat tanda mulia Mulia wareh ranup lampuan Mulia rakan mameh suara Alhamdulillah allah tapujoe Yang po alam nyoe langet ngon donya Ooh lheueh lon pujoe sidroe ilahi Lheuh nyan ke Nabi Rasul Mustafa U wateuh wareh rakan dan sahbat Seureta umat Iseulam dumna Dengan beureukat mukzizat Nabi Neubi yang Rabbi Kamoe seujahtera Beu mangat asoe jaroe ngo gaki Utak bek sangsi hate bek ria Beu mangat asoe jaroe ngo gaki Utak bek sangsi hate bek ria |
Asalamua‟laikum warhmatullah dua tangan diatas kepala Karena salam Sunah dari Nabi Tangan di genggam tanda mulia Mulia saudara sirih dalam puan Mulia rekan santun budi bahasa Alhamdulillah Allah terpuji Yang miliki langit serta bumi setelah Allah kita puji Barulah Nabi Rasul Mustafa kemudian para rekan dan sahabat Serta seluruh umat Islam lainnya Dengan berkat Mukjizat Nabi Berilah kami dalam sejahtera Sehat di tangan serta kaki Otak jangan sangsi hati jangan ria Sehat di tangan serta kaki Otak jangan sangsi hati jangan ria |
Syair ini bermakna ucapan salam yang ditujukan kepada para penonton sebagai salam perjumpaan, yang berlambangkan ucapan salam sebagai anjuran dari Agama Islam sebagai rasa ukhuwah sesama insan.
Deungen Bismillah (Dengan Mismillah) | |
---|---|
Deungen Bismillah, Rahmanirrahim Alhamdulillah ya Allah, Rabbal „alamin Permulaan haqiqi, Permulaan idhafiI Nyan beutaturi ya Allah, Dile pertama Alhamdlillah, Mulaan Idhafi Nyan beutaturi ya Allah, Dudo Nibaknyan Deungen bismillah, Alahamdulillah Nyan yang that meugah ya Allah, Dua perkara Karena iman, Sekalian ayat Meunyan keuh kiblat ya Allah, Dua perkara Nyan yang phon neukhen, Dile le Allah Bak Rasulullah ya Allah, Nyan phon Neukala Allah Rabbani Allah, Allah Rabbani Ka diberkati Allah, Malaikat arba‟I Malaikat muqarrabin neukhen siploh droe Ka beutatuso bandum nyan nama Yang phon-phon nama Allah qa ya Jibrail Meu yang bak wahyu Allah ubak Saydina Kadi Jibrail Allah peutren bak Nabi Yang peugah wahyu Allah ubak Saydina Phon-phon neupeutren Allah Iqra; Biseumi Rabbikallazi Allah Khalaqal Insan Sultan maujudon, Alhamdulillah Maujud Wahidon, Khairuhul Fani Raja-raja yang maujud, kasidroe Allah Yang laen ubah, Dum lawan fana Neupeujeut kuat, Qudrah Iradah Kuasa lengkap, Ban sigom donya Neupeujeut laoet, Ka deungen darat Abeh lat batat, Dum marga satwa Neupeujet langet ka deungen bumo Neuboh ngen asoe dum se aneka Neupeujeut buleuen ka dengen uroe Dengen lhoeh nanggroe seluruh donya Neupeujet langet meutabu bintang Neupeujeut awan bermacam warna Neupeujeut laoet bakat mengeulong Keunoe meusinthoeng umieng kuala |
Dengan Bisminlah hirrahmanirahim Alhamdulillah ya Allah Rabbal „alamin Permulaan hakiki, permulaan idhafi Itulah kita kenal ya Allah,di awal mula Alhamdulillah, permulaan Idhafi Itulah kita kenal, diakhir masa Dengan bisminlah, Alhamdulillah Itulah termegah ya Allah, dua perkara Karena iman, serta ayat Begitulah kiblat ya Allah, dua perkara Itu yang pertama terucap, oleh-nya Allah Pada Rasulullah ya Allah, yang pertama disuruh Allah Rabbani Allah, Allah Rabbani Telah diberkati Allah, Malaikat arba‟i Malaikat Muqarrabin tersebut sepuluh orang Sudah mengenal semua nya nama itu Yang pertama nama Allah ya Jibrail Atas dasar wahyu Allah untuk Saidina Oleh Jibrail Allah utuskan pada Nabi Menyampaikan wahyu Allah untuk Saydina Pertama sekali Allah menurunkan Iqra‟biseumi Rabbikallazi Allah Khalaqal Insan Sultan Maujudun, Alhamdulillah Maujud Wahidon, Khairuhul Fani Raja-raja Maujud tuhan satu Yang lain berubah semuanya fana Yang menciptakan kekuatan, Qudrah Iradah Kekuasaan yang lengkap seluruh jagat raya Menciptakan laut serta darat Beserta benda dan makhluk lainnya Menciptakan langit dengan bumi Beserta isi yang beraneka ragamnya Menjadikan bulan beserta matahari Yang menerangi negeri seluruh dunia Menjadikan lagi penuh dengan bintang Menjadikan awan bermacam warna Menjadikan laut yang bergelombang Menghamparkannya ketepian |
Syair ini bermakna ungkapan puji-pujian kepada Allah yang telah menciptakan aturan-aturan hidup, yang semestinya harus dijalankan oleh setiap insan di muka bumi dengan segala ketentuan yang telah digariskan oleh yang Maha Kuasa, dengan ketentuan Nahi-Mungkar.
Hattahiyaton (Hatahiyaton) | |
---|---|
Dalam syuruga na sibak kayee Meujroeh peureude tapih bak raya Bak cabeueng kayee geuu ikat ayon Meu ek ngon meutroen meupuseng gisa Bak taloe ayon surat kalimahI Tuan Fatimah yang poeh hareuta Blang pada masya luah meuhalak Meuribee thoen jak geupasang unta Lagi ngoen alue meulinteung siwak Pakiban tajak amai teuh hana Kayee tan sibak naleung tan sion Tuhan bri payoeng keu kamoe hamba Dalam syiruga na mon hayati Tempat meusuci Adam ngen Hawa Soe yang teumeung jep ie mon hayati Terbuka kunci pintoe syuruga Syuruga lapan pinto teugunci Budiadari manoe di dalam Ban di hayak oek sampoe oh gaki Ban di kasyuek ie syam-syuum ban genudam |
Dalam surga pohonnya satu Dahannya indah pohonnya besar Ayun terikat pada dahan Yang naik turun dan putar Pada tali surat kalimat Tuan Fatimah yang memiliki Padang masyar terlalu luas Beribu tahun jalan memakai unta Ditambah lagi sungai nan besar Bagaimana berjalan bila iman tiada Pohon tiada rumput pun hampa Tuhan menyerahkan payung bagi hamba Dalam surga adanya sumur hayati Tempat untuk bersuci Adam dan Hawa Siapa yang bisa minum air sumur hayati Terbuka kunci pintu surga Surga delapan pintunya terkunci Bidadari mandi di dalam Rambut terburai sampai di kaki Bermain air dengan ria |
Syair ini bermakna keindahan. Artinya Tanpa sebanding keindahan dunia. Surga hanya di berikan orang-orang yang beramal shaleh, tidak kepada pendosa. Perjalanan menuju surga hanya mampu dilalui dengan ketaatan dan kesalehan di dunia.
Sultan | |
---|---|
Raja-Raja yang maujud kasidroe Allah Yang laen ubah dum lawan fana Neupeujet kuat kudrah iradah Kuasa lengkap ban sigom donya Neupeujet laoet dengaon darat Abeh lat batat marga satwa Neupeujet laget ka dengen bumoe Neuboeh ngen asoe dum se aneka Neupeujet beuleuen ka dengen uroe Neuboh ngen asoe dum se aneka Neupeujet buleen ka dengen uroe Dengen lhoeh naggroe seluruh donya Neupeujet langet meutabu bintang Neupeujet awan bermacam warna Neupeujet laot bakat meugulong Keunoe meusinthong umieng kuala |
Raja-Raja yang kekal Allah yang Esa Lain dari pada berubah akan sirna Menjadikan kuat kudrah iradah Penguasa lengkap di seluruh jagat raya Menjadikan laut serta darat Semua yang ada benda dan makhluk Menjadikan langit serta bumi Menjadikan isi beraneka ragam Menjadikan bulan dengan matahari Menjadikan isi yang beraneka warna Menjadikan bulan beserta matahari Yang menerangi negeri seluruh dunia Menjadikan langit penuh bintang Menjadikan awan bermacam warna Menjadikan laut yang bergelombang Terdampar ke pinggir kuala |
Syair ini bermakna wujud dari kekuasaan Allah SWT yang menciptakan dari segala apa yang ada di muka bumi, yang tidak ternilai harganya bagi kehidupan manusia. ini sebagai pertanda manusia untuk bersyukur dari apa yang telah di ciptakan Allah SWT.
Shalatullah | |
---|---|
Hai yo hai taulan dum beumeutuah Dho takubah ateuh mushalla Sembahyang limong meubek tatinggai Meu nyang keuh pangkai meu nyang that raya Faedah nit get that tuboeh Hana runtoh dalam kuburnya Ban nyang dile meunan sit dudo Youh geupasoe dalam keureunda Faedah deung dalam sembahyang Peungeuh jeureulang kubur gata Tamsei buleuen 14 uroe Peungeuh hanso dalam kuburnya Faedah teukeubi kubu luah Meunan Allah neubalah pahla 70 buju ka deungeun linteung Kajeut taplung dalam kuburnya Salatullah hi salamullah `Ala Thaha Rasulillah Salatullah hi salamullah `Ala Yasin Habibillah Tawa salna bibismillah Wabil hadi rasulillah Wakulli mujahidin lillah Biahlil badriya Allah Ilaahi sallimil ummah Minal afati wanniqmah Wamin hammi wamin ghunnah Biahlil badriya Allah |
Wahai semua sahabat Letaklah dahi di atas musalla Shalat lima waktu janganlah tinggal Itulah modal yang utama Manfaat niat indah sekali Tidak kan hilang sampai dikubur Begitulah sampai akhirnya Ketika dimasukkan dalam keranda Manfaat berdiri dalam sembahyang Jadi penerang di kubur tiba Seumpama bulan 14 siang Terang benderang di dalam kuburnya Manfaat takbir kuburnya lapang Begitulah Allah membalas dengan pahala 70 bujur terhampar Luas dapat untuk berlari Salatullah hi salamullah 'Ala thaha Rasulillah Salatullah hi salamullah 'Ala Yasin Habibilillah Tawa salna bibisminllah Wabil hadi Rasulillah Wakulli Mujahidin lillah Biahlil badri ya Allah Ilaahi sallimil ummah Minal afati wanniqmah Wamin hammi wamin ghunnah Biahlil badriya Allah |
Syair ini bermakna mendirikan shalat lima waktu adalah hukumnya wajib. Shalat adalah modal seseorang menuju kehidupan setelah kematian menjemputnya. Hanya dengan shalat manusia itu dapat bertemu dengan Allah.
Allah Rabbani(Allah Rabbani) | |
---|---|
Allah Rabbani Allah Rabbani Ka neu berkati Malaikat arbani Malaikat muqarabin Malaikat meukehna 10 droe Ka beu tatusoe mandum nyan nama Yang phon-phon nama Waya jibrail Yang peutron wahyu u bak saidina |
Allah Rabbani Allah Rabbani Yang telah memberkati Malaikat arbani Malaikat Muqarabin Malaikat ada sepuluh orang Harus kita tahu semua nama Yang pertama nama Waya Jibrail Yang menyampaikan wahyu untuk saidina |
Syair ini bermakna keimanan pada Allah itu esa, tidak ada satu apapun yang dapat menandinginya. Tuhanku Satu adalah sebagai pengakuan manusia kepada sang pencipta. Dengan pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah. Allah adalah Zat yang Esa yang tidak beranak maupun tidak diperanakkan. Ini salah satu bentuk tauhid. Allah adalah maha pencipta dan maha memiliki yang tidak dapat disamakan dengan bentuk apapun juga. Allah juga telah menciptakan 10 malaikat sebagai penjalan perintah untuk disampaikan kepada manusia, dengan ketentuan tugas yang telah Allah berikan.
Din awai din (Awal mula Agama) | |
---|---|
Din awai din awailuddin muarifatullah Allah sidroe Tuhan yang loen yakin Laen mungken mandum muhaddas Awai agama tuhan beutaturi Bek han meuriri gata peucaya Yang peuna dile bandung geu tanyoe Nyan keuh poe droe tuhan yang Esa Dilei neu peuna bandum geutanyoe Tema oh dudo bandum neu peu fana Peuuna pih tuhan peutan pih tuhan Saleh pakriban tuhan karoenya Saket mengat pih tuhan brie Teuma pakri hana tasaba Allah … kaya gasien karonya tuhan Toh pakriban hana taridha Yang peujeut langet ka deungen bumoe Peujeut brie raseuki dum keu geutanyoe Nyan keuh poe droe tuhan yang Esa Iseulam iman tauhid muarifat Beu meusapat ban peut perkara Meutan saboh dalam peut boh nyan Hana geupeunan nama agama |
Awal mula Agama dari muarifat Allah Allah yang Esa ku yakini Yang lain tentunya sementara Pertama Agama Tuhan tentu dikenal Jangan sembarang beriman Yang telah menciptakan kita semua Itulah milik Allah yang Esa Yang telah menciptakan kita semua Namun akan sirna pada akhirnya Semua itu tuhan yang Esa Bagaimana pun semua karunia Tuhan Sehat dan sakit tuhan kuasa Namun bagaimana kita harus bersabar Miskin dan kaya Allah karunia Bagaimana tidak kita ridha Yang menjadikan langit beserta bumi Pemberi rezeki kita semua Itulah milik tuhan yang Esa Islam, iman tauhid muarifat Bersatu dalam empatnya Bila satu tiada Tidaklah sah satu Agama |
Syair ini bermakna mengenal Allah tentunya hal yang utama bagi seorang hamba. Agama adalah penuntun kebenaran. Beriman kepada allah,berpegang dalam agama tentulah keselamatan bagi manusia.
Afdalul Insan (Afdhalul Insan) | |
---|---|
Afdhalul Insan Muhammad Amin Saidul mursalin Muhammad Mustafa Meunyan keuh Nabi yang awai dilei Hana sidroe the‟ei Tuhan karonya Awai pih nabi, akhee pih Nabi Meu saleh pakri perintah Rabbana Ka tubuoeh Nabi that sangat indah Se olah-olah buleuen purnama Ka tamsei buluen ka 14 uroe Peugeuh lam naggroe ban sigom donya |
Afdhalul Insan Muhammad Amin Saidul mursalin Muhammad Mustafa Itulah Nabi mula Tiada satu pun yang tidak nampak karunia Tuhan Nabi akhir zaman Begitulah perintah Rabbana Tubuhnya yang begitu indah Bagaikan bulan purnama Seumpama bulan 14 hari Terang negeri di seluruh dunia |
Syair ini bermakna beriman kepada rasul. Dan Nabi Muhammad adalah rasul utusan Allah yang menjadi Nabi di akhir zaman sebagai pembawa risalah di muka bumi.
Hasan Tsumma Husen (Hasan dengan Husen) | |
---|---|
Hasan tsumma husen jamaloi jamaloi (ya Allah) 10 uroe buleuen muharram kesudahan husen jamaloi Hasan ngen husen cuco dinabi Aneuk bak siti farimah zuhra (ya Allah) Katem poh lakoe hai puteh licen Ulon meukawen dudo ngen gata Lheuh dipoh lakoe dudoe han jitem Cut laila cuken beungeh ke raja Inoeng brok pike lahe ngon bateen Raja pih dhalem peu ngaroh jiba |
Hasan dengan Husen jamaloi (ya Allah) sepuluh bulan Muharram meninggal Hasan dan Husen cucunya Nabi Anak dari Siti Fatimah Zuhra suami di bunuh dengan teganya perkawinan terjadi pada akhirnya Setelah suami dibunuh akhirnya kawin tak jadi Cut laila kejam marah pada raja Istri yang jahat lahir dan batin Raja yang zalim fitnah dibawa |
Syair ini bermakna tabiat artinya manusia dalam menggapai kekuasaan akan menempuh bermacam cara demi terwujudnya hawa nafsu kehidupan duniawi. Kekejaman Yazid terhadap Husen merupakan suatu tindakan yang tidak terpuji.
Syailellah (Syailellah) | |
---|---|
Syelillah-syelillah 2x Syaiiilelelah Muhammad saman Syeilillah-syeilillagh 2x Yaa… bellah Muhammad Amin Syeilelleah-syailellah 2x Khutbur Rabbani Muhammad Amin |
Syelillah-syelillah Syaiiilellelah Muhammad Saman Syelillilah-syeilillah Ya bellah Muhammad Amin Syelellah-syelellah Khutbur Rabbani Muhammad Amin |
Syair ini bermakna segala sesuatu adalah milik Allah, Nabi Muhammad adalah utusannya Allah SWT, dan Muhammad Saman waliyullah.
Allahu (Allahu) | |
---|---|
Allahu 2x ya Allahu Beu ingat-ingat Allahu tajak u peukan Kabeuna sajan Allahu Pakai tameu bloe Beu ingat-ingat Allahu Ta keunang Tuhan Beuna hai taulan Allahu Dengan tapujo Bintang tujoh Allahu Jroeh meusapat Timu ngon barat Allahu Dibeudoh cahya Youh manteng teuhah Allahu Jeih pinto taubat Beu ingat-ingat Allahhu Bak ta drob gajah Beu na ta kubah Allahu Talo yang raya Beu ingat-ingat Allahu Taubat bak Allah Ta taubat beu sah Allahhu Bek sia-sia Karena syarat Allahu lhee perkara Allahu 2x Allahu Allahu 2x Allahu |
Allahu 2x ya Allahu Ingat-ingatlah Allah bila ke pasar sertakan Allah bersama dalam belanja Ingat-ingatlah Allah Tuhan dalam ingatan Wahai semua sekalian dengan memuji Bintang tujuh Allahu Indah bersatu Timur dan Barat Bercahaya Selagi masih terbuka Allahu Jaoh pinto taubat Ingat-ingatlah Allahu dalam memburu gajah tinggal-tinggalah allahu talinya besar ingat-ingatlah Allahu Taubat pada Allah taubatlah dengan sempurna Allahu janganlah sia-sia karena syarat Allahu tiga perkara Allahu2x Allahu Allahu 2x Allahu |
Syair ini bermakna penyesalan, artinya menyesal atas semua kesalahan yang sudah dikerjakan, ingin untuk berbuat ketaatan dengan meninggalkan kemaksiatan dan tidak akan mengulanginya, serta kembali ke jalan yang benar. Yang perlu dicatat bahwa Asma Allah menjadi suatu pesan dan ikrar yang paling tinggi dalam Rabbani wahid ini.
G. Kesimpulan
Dalam kehidupan ini, manusia tidak lepas daripada simbol-simbol, di mana dalam berinteraksi sehari-hari simbol merupakan alat komunikasi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sendiri merupakan simbol-simbol yang dibunyikan (disuarakan) sehingga antara satu orang dengan orang lainnya atau satu kelompok dengan kelompok lainnya dapat saling berinteraksi dengan baik. Begitu juga dengan simbol-simbol yang terdapat dalam gerak tarian Rabbani Wahid merupakan “bahasa” yang digunakan atau “messenger” yang menyampaikan pesan nilai-nilai agama yang dikemas dalam tarian sehingga dapat memberikan arti tersendiri.
Dalam kehidupan ini, manusia tidak lepas daripada simbol-simbol, di mana dalam berinteraksi sehari-hari simbol merupakan alat komunikasi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sendiri merupakan simbol-simbol yang dibunyikan (disuarakan) sehingga antara satu orang dengan orang lainnya atau satu kelompok dengan kelompok lainnya dapat saling berinteraksi dengan baik. Begitu juga dengan simbol-simbol yang terdapat dalam gerak tarian Rabbani Wahid merupakan “bahasa” yang digunakan atau “messenger” yang menyampaikan pesan nilai-nilai agama yang dikemas dalam tarian sehingga dapat memberikan arti tersendiri.
Tari Rabbani Wahid merupakan seni tari Islam yang dipengaruhi oleh gerak Meugrop yang gerakannya terdiri dari rateb duek (zikir dalam posisi duduk) dan rateb dheung (zikir dalam posisi berdiri) yang merupakan manifestasi dari zikir sufistik tarekat khalwatiyah Shamaniyah yang pernah berkembang di pesisir Aceh, termasuk wilayah Samalanga.
Makna simbolik dari gerak tari Rabbani Wahid merupakan gerakan horizontal sebagai simbol berjamaah, terpimpin dan terkoordinasi dengan saling membantu. Gerak tari ini juga mengandung simbolisasi Salam, shalat, patriotrik atau rasa kepahlawanan, keceriaan, saling menghargai, makna kehidupan, kesadaran/iman, ikatan/hubungan hidup manusia, keagungan dan kekuasaan Allah serta ratapan manusia terhadap sang khalik (Pencipta).
DAFTAR PUSTAKA
- Hady, Sumandiyo. 1987. Seni Dalam Ritual Agama, Pustaka Jakarta.
- Ismail, Badruzzaman. 2008.Sistem Budaya Adat Aceh dalam Membangun - Kesejahteraan, Banda Aceh: Majelis Adat Aceh.
- Martin Van Bruinessen. 1995.Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat: - - Tradisi-tradisi Islam di Indonesia, Bandung: Penerbit Mizan.
- Muhammad, Nurdinah. 2007. Antropologi Agama, Ar-Raniry Press, IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh.
- Nurhadi, Teoty Hearaty. 1987.Semiotik, Matra.
- Soelaiman, Darwis A. 2003. Warisan Budaya Melayu Aceh,Banda Aceh: PUSMA.
- Wawancara dengan T.M. Daud Gadee (75 tahun) tokoh Rabbani Wahid. Bireuen 16 Oktober 2012
- Wawancara dengan T.M. Daud Gadee (75 tahun) tokoh Rabbani Wahid. - - Bireuen 16 Oktober 2012
- Wawancara dengan T.M.Daud Gade, 21 Oktober 2012
- Wawancara dengan Tgk. Hasballah (60 tahun), Bireuen 16 Oktober 2012
- Wawancara Yuswar, Mustafa, Irwansyah 18 Oktober 2012
- Jurnal Ilmiah - PEURADEUN --Vol.1,No.01, September 2013- ISSN : 2338 - 8617-MAKNA SIMBOLIK GERAK TARI RABBANI WAHID- Abdul Manan- Dosen Tetap Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh
[1] [2]
[1] [2]
Anda baru saja membaca artikel dengan judul Tari Rabbani Wahid Tarian Tradisional Provinsi Aceh, Semoga bermanfaat. Terima Kasih
COMMENTS