Makanan Khas Provinsi Sumatera Selatan S umatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan kebudaya...
Makanan Khas Provinsi Sumatera Selatan
Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan kebudayaan melanyunya yang begitu kental. Karena kulturnya ini membuat beberapa makanan khas sumatera selatan terpengaruh kebudayaan Melayu.
Sumatera Selatan yang beribukotakan Palembang memiliki beragam jenis masakan yang pastinya dapat menggugah selera Anda. Walaupun sama - sama terpengaruh budaya Melayu Tetapi masakan yang ada di Sumatera Selatan agak berbeda dengan yang ada di bagian Sumatera Lainnya. Provinsi Sumatra Selatan memiliki bermacam-macam makanan khas/makanan tradisional. Makanan tersebut terdiri atas jenis-jenis masakan, kue-kue, atau minuman, terutama jenis makanan yang berasal dari Palembang.
Jenis masakan Palembang sangat kental dengan nuansa ikan. Masakan khas Palembang, antara lain pindang patin, lais, baung, dan jenis ikan lainnya. Ada pula brengkes/pepes ikan baik yang polos maupun yang dicampur dengan tempoyak. Tempoyak adalah asinan yang dibuat dari durian. Di samping itu, ada pentung daging (bola-bola daging giling berbumbu abon), satai ikan (gilingan ikan yang dibumbui dan dicampur telur, lalu dibungkus daun dan dikukus), sambal kemang/mangga muda, dan ikan saluang goreng. Selain itu, terdapat pula pindang tulang yang isinya 98% daging. Pindang tulang dimakan bersama nasi dan lalapan yang terdiri atas kemangi, terung ungu, mentimun, dan selada.
Untuk lebih detail tentang Makanan Khas Provinsi Sumatera Selatan, berikut ini Dtechnoindo akan menjabarkan beberapa jenis Makanan Khas/Makanan Tradisional Provinsi Sumatera Selatan.
1. Pempek
Pempek atau empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari daging ikan yang digiling lembut dan tepung kanji , serta beberapa komposisi lain seperti telur, bawang putih yang dihaluskan, penyedap rasa dan garam. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa penganan pempek pusatnya adalah di Palembang karena hampir semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.
Pada awalnya pempek dibuat dari daging ikan belida. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut lalu diganti dengan ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih.
Pada perkembangan selanjutnya, beberapa jenis ikan sungai lainnya juga dapat digunakan, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti tenggiri, kakap merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah. Bahkan ada juga yang menggunakan ikan dencis, ikan lele serta ikan tuna putih.
Penyajian pempek ditemani oleh kuah saus berwarna hitam kecokelat-cokelatan, yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, ebi (udang kering), cabai rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar Pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Pelengkap yang lain untuk menyantap penganan khas ini adalah mentimun segar yang diiris dadu dan mie kuning.
Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu pempek yang diisi dengan telur ayam dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (berisi irisan pepaya muda rebus yang sudah ditumis dan dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.
Dari satu adonan pempek, ada banyak makanan yang bisa dihasilkan, bergantung baik pada komposisi maupun proses pengolahan akhir dan pola penyajian. Di antaranya adalah laksan, tekwan, model, celimpungan dan lenggang. Laksan dan celimpungan disajikan dalam kuah yang mengandung santan; sedangkan model dan tekwan disajikan dalam kuah berisi kepingan jamur kuping, kepala udang, bengkuang, serta ditaburi irisan daun bawang, seledri, dan bawang goreng dan bumbu lainnya. Varian baru juga sudah mulai dibuat orang, misalnya saja kreasi pempek keju, pempek baso sapi, pempek sosis serta pempek lenggang keju yang dipanggang di wajan anti lengket, serta sekarang warga Palembang pun membuat pempek dengan bahan dasar terigu dan nasi sebagai pengganti ikan.
2. Tekwan
Tekwan adalah Makanan khas Palembang, Sumatera Selatan yang terbuat dari campuran daging ikan dan tapioka, yang dibentuk berupa bulatan kecil-kecil, dan disajikan dalam kuah udang dengan rasa yang khas. Biasanya pelengkap tekwan adalah sohun, irisan bengkoang dan jamur, serta ditaburi irisan daun bawang, seledri, dan bawang goreng. Tekwan berasal dari kata "Berkotek Samo Kawan", yang dalam bahasa Palembang artinya duduk mengobrol bersama teman.
3. Pindang
Pindang adalah salah satu makanan khas Sumatera Selatan. Semua jenis pindang tersedia, pindang ikan, pindang tulang bahkan pindang udang. Benar-benar memanjakan lidah wisatawan kuliner Sumatera Selatan.
Pindang merupakan hasil olahan ikan dengan cara kombinasi perebusan (pemasakan) dan penggaraman. Produk yang dihasilkan merupakan produk awetan ikan dengan kadar garam rendah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pindang memiliki pengertian "ikan yang digarami dan dibumbui kemudian diasapi atau direbus sampai kering agar dapat tahan lama". Setelah selesai pemasakan, biasanya wadah di mana ikan disusun langsung digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pengangkutan untuk dipasarkan.
3. Pindang Patin
Ikan patin cukup populer di kalangan masyarakat Palembang, karena di sana telah banyak dikembangbiakkan ikan dengan penampilan hitam berkumis ini. Selain karena memiliki rasa yang enak, ikan patin juga memiliki daging lembut, sehingga akan begitu nikmat bila dijadikan menjadi pindang. Dan di Palembang muncullah makanan khas Palembang pindang patin dengan bahan utama pembuatannya berupa ikan dengan rasa gurih segar, dan sangat nikmat disantap ketika hangat.
Untuk membuatnya juga tidak hanya patin saja, karena akan ada jahe, bawang merah, bawang putih, kunyit, daun salam, belimbing sayur, dan serai. Selain rasa gurih, kuah dengan warna bening kekuningan tersebut juga akan ada perpaduan rasa masam karena ada belimbingnya.
4. Pindang Tulang
Jika biasanya pindang menggunakan bahan dasar ikan, maka lain halnya bila dengan pindang tulang dari ibu kota Sumatera Selatan, Palembang, yang menjadikan tulang sebagai bahan utamanya. Lazimnya, tulang yang akan dijadikan pindang ini adalah tulang sapi dengan ketentuan harus ada sedikit daging dan sumsum tulangnya. Jika dilihat, kuah pindang ini tidaklah berbeda dengan pindang-pindang lain, namun karena ada tulang sapi inilah yang membedakannya dan juga memberi perbedaan pada rasa.
5. Mie Celor
Mie Celor adalah makanan traditional/khas dari Sumatera Selatan yang disajikan dalam campuran kuah santan dan kaldu ebi (udang kering), dicampurkan taoge dan disajikan bersama irisan telur rebus, ditaburi irisan seledri,jeruk nipis (supaya tidak amis), daun bawang dan bawang goreng. Ukuran mi yang digunakan lebih besar, seperti Mie Aceh atau Mie Udon Jepang.Nama “Mie Celor” itu berasal dari kata “celur” yang artinya menyiram bahan-bahan dengan air panas, yang juga merupakan metode untuk melembutkan dan memasak mie nya sebelum di rebus dengan santan. Mie Celor lebih baik disajikan selagi masih panas.
6. Tempoyak
Tempoyak adalah masakan yang berasal dari buah durian yang difermentasi. Tempoyak merupakan makanan yang biasanya dikonsumsi sebagai lauk saat menyantap nasi. Tempoyak juga dapat dimakan langsung, namun hal ini jarang sekali dilakukan karena banyak yang tidak tahan dengan keasaman dan aroma dari tempoyak itu sendiri. Selain itu, tempoyak dijadikan bumbu masakan.
Citarasa dari Tempoyak adalah asam, karena terjadinya proses fermentasi pada daging buah durian yang menjadi bahan bakunya. Tempoyak dikenal di Indonesia, terutama di Bengkulu, Palembang ( Sumatera Selatan ), Lampung, Jambi, dan Kalimantan. Selain itu, makanan ini juga terkenal di Malaysia. Di Palembang, tempoyak dimasak dengan campuran daging ayam. Di Lampung, tempoyak menjadi bahan dalam hidangan seruit atau campuran untuk sambal.
Adonan tempoyak dibuat dengan cara menyiapkan daging durian, baik durian lokal atau durian monthong (kurang bagus karena terlalu banyak mengandung gas dan air). Durian yang dipilih diusahakan agar yang sudah masak, biasanya yang sudah tampak berair. Kemudian daging durian dipisahkan dari bijinya, setelah itu diberi sedikit garam. Setelah selesai, lalu ditambah dengan cabe rawit yang bisa mempercepat proses fermentasi. Namun proses fermentasi tidak bisa terlalu lama karena akan mempengaruhi cita rasa akhir.
Setelah proses di atas selesai, adonan disimpan dalam tempat yang tertutup rapat. Diusahakan untuk disimpan dalam suhu ruangan. Bisa juga dimasukkan ke dalam kulkas, namun fermentasi akan berjalan lebih lambat. Tempoyak yang telah difermentasi selama 3-5 hari cocok untuk dibuat sambal, karena sudah asam dan masih ada rasa manisnya. Sambal tempoyak biasanya dipadukan dengan ikan Teri, ikan mas, ikan mujair, ikan patin, ataupun ikan-ikan lainnya.
7. Model
Model adalah makanan khas dari Palembang, Sumatera Selatan. Model pada dasarnya dibuat dari adonan yang sama dengan pempek kapal selam. Bedanya, model diisi dengan tahu dan digoreng sebelum disaji. Pada waktu dihidangkan, model di campur dengan kuah model yang terbuat dari kaldu udang. Selain dicampur dengan bihun, biasanya dicampur dengan timun dan ebi.
Jenis-jenis model ini terdiri dari 2 macam, yaitu model ikan dan model gendum. Model ikan dibuat dengan bahan yang hampir sama dengan pempek. Sedangkan model gendum terbuat dari tepung terigu. Biasanya model gendum ini lebih murah daripada model ikan. Model disajikan dengan dipotong menjadi bagian kecil-kecil lalu disajikan dengan kuah. Dilengkapi dengan makanan tambahan seperti jamur, irisan bengkoang, dan bihun.
8. Burgo
Selama ini Palembang dikenal dengan pempeknya. Padahal ada olahan makanan lain yang tak kalah enak. Seperti Burgo yang kenyal. Burgo jadi salah satu hidangan Palembang dengan kuah santan. Terbuat dari tepung beras, sajian diberi guyuran kuah kental gurih. Tampilannya sepintas mirip kwetiaw. Dibuat memakai adonan tepung beras dan tepung sagu. Lalu dimasak seperti dadar tipis. Selanjutnya digulung dan diiris kasar. Burgo disantap bersama kuah gurih yang keruh kental. Diracik dari santan dan aneka bumbu. Antara lain ketumbar, lengkuas, kencur, kunyit, kemiri dan bawang putih. Daging ikan yang disuwir halus jadi pelengkap sajian. Menambah rasa gurih dan aroma wangi santapan. Bisa dilengkapi sambal dan kucuran jeruk nipis. Dimakan hangat-hangat tentunya makin enak. Cocok juga untuk sarapan.
9. Lenggang
Pempek Lenggang atau juga populer dengan sebutan lenggang adalah salah satu kudapan khas yang berasal dari Kota Palembang dan Sumatera Selatan pada umumnya. Lenggang merupakan salah satu jenis varian pempek yang proses memasaknya dilakukan dengan cara dipanggang. Pempek lenggang yang asli terbuat dari bahan adonan mentah pempek panggang yang terdiri dari campuran daging ikan sungai yang digiling halus, tepung sagu, air dan bumbu lalu dicampurkan bersamaan dengan telur bebek atau telur ayam di dalam wadah daun pisang berbentuk mangkuk kubus dan dipanggang diatas bara api.
Sebagaimana pempek pada umumnya, pempek lenggang juga dinikmati bersama saus cuko sebagai pelengkap.Selain dipanggang, pempek lenggang juga dapat disajikan dengan cara digoreng. Pempek lenggang yang digoreng pada umumnya terbuat dari pempek lenjer yang dipotong kecil-kecil dan dikocok bersama telur ayam atau telur bebek lalu digoreng dengan sedikit minyak hingga adonan telur dan pempek lenjer menyatu
10. Gulo Puan
Sesuai namanya Gulo Puan atau bila diterjemahkan menjadi gula susu, bahan untuk membuat kuliner ini juga adalah gula dan susu. Namun tak asal-asalan, karena susu yang dipakai adalah susu kerbau rawa, dan akan dicampur dengan gula pasir sebelum nantinya dipanaskan dengan waktu kurang lebih lima jam. Setelah matang akan menghasilkan kuliner dengan warna cokelat namun akan terasa sedikit berpasir, namun tetap saja tak menghilangkan rasa manisnya yang begitu kuat.
Biasanya gulo puan dijadikan sebagai selai, yakni akan dioleskan pada roti maupun pisang goreng untuk nantinya menemani keseharian minum kopi. Harganya memang tergolong mahal, karena untuk mendapatkan susunya hanya adai di daerah Pulo Layang, Pampangan, Ogan Komering Ilir. Selain itu, makanan ini sedari dulu telah menjadi makanan untuk para bangsawan dan pembesar istana, belum lagi dengan sulitnya menemukannya.
Anda baru saja membaca artikel dengan judul Makanan Khas Provinsi Sumatera Selatan, Semoga bermanfaat. Terima Kasih.
Sumatera Selatan yang beribukotakan Palembang memiliki beragam jenis masakan yang pastinya dapat menggugah selera Anda. Walaupun sama - sama terpengaruh budaya Melayu Tetapi masakan yang ada di Sumatera Selatan agak berbeda dengan yang ada di bagian Sumatera Lainnya. Provinsi Sumatra Selatan memiliki bermacam-macam makanan khas/makanan tradisional. Makanan tersebut terdiri atas jenis-jenis masakan, kue-kue, atau minuman, terutama jenis makanan yang berasal dari Palembang.
Jenis masakan Palembang sangat kental dengan nuansa ikan. Masakan khas Palembang, antara lain pindang patin, lais, baung, dan jenis ikan lainnya. Ada pula brengkes/pepes ikan baik yang polos maupun yang dicampur dengan tempoyak. Tempoyak adalah asinan yang dibuat dari durian. Di samping itu, ada pentung daging (bola-bola daging giling berbumbu abon), satai ikan (gilingan ikan yang dibumbui dan dicampur telur, lalu dibungkus daun dan dikukus), sambal kemang/mangga muda, dan ikan saluang goreng. Selain itu, terdapat pula pindang tulang yang isinya 98% daging. Pindang tulang dimakan bersama nasi dan lalapan yang terdiri atas kemangi, terung ungu, mentimun, dan selada.
Untuk lebih detail tentang Makanan Khas Provinsi Sumatera Selatan, berikut ini Dtechnoindo akan menjabarkan beberapa jenis Makanan Khas/Makanan Tradisional Provinsi Sumatera Selatan.
1. Pempek
Pada awalnya pempek dibuat dari daging ikan belida. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut lalu diganti dengan ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih.
Pada perkembangan selanjutnya, beberapa jenis ikan sungai lainnya juga dapat digunakan, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti tenggiri, kakap merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah. Bahkan ada juga yang menggunakan ikan dencis, ikan lele serta ikan tuna putih.
Penyajian pempek ditemani oleh kuah saus berwarna hitam kecokelat-cokelatan, yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, ebi (udang kering), cabai rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar Pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Pelengkap yang lain untuk menyantap penganan khas ini adalah mentimun segar yang diiris dadu dan mie kuning.
Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu pempek yang diisi dengan telur ayam dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (berisi irisan pepaya muda rebus yang sudah ditumis dan dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.
Dari satu adonan pempek, ada banyak makanan yang bisa dihasilkan, bergantung baik pada komposisi maupun proses pengolahan akhir dan pola penyajian. Di antaranya adalah laksan, tekwan, model, celimpungan dan lenggang. Laksan dan celimpungan disajikan dalam kuah yang mengandung santan; sedangkan model dan tekwan disajikan dalam kuah berisi kepingan jamur kuping, kepala udang, bengkuang, serta ditaburi irisan daun bawang, seledri, dan bawang goreng dan bumbu lainnya. Varian baru juga sudah mulai dibuat orang, misalnya saja kreasi pempek keju, pempek baso sapi, pempek sosis serta pempek lenggang keju yang dipanggang di wajan anti lengket, serta sekarang warga Palembang pun membuat pempek dengan bahan dasar terigu dan nasi sebagai pengganti ikan.
2. Tekwan
Tekwan adalah Makanan khas Palembang, Sumatera Selatan yang terbuat dari campuran daging ikan dan tapioka, yang dibentuk berupa bulatan kecil-kecil, dan disajikan dalam kuah udang dengan rasa yang khas. Biasanya pelengkap tekwan adalah sohun, irisan bengkoang dan jamur, serta ditaburi irisan daun bawang, seledri, dan bawang goreng. Tekwan berasal dari kata "Berkotek Samo Kawan", yang dalam bahasa Palembang artinya duduk mengobrol bersama teman.
3. Pindang
Pindang adalah salah satu makanan khas Sumatera Selatan. Semua jenis pindang tersedia, pindang ikan, pindang tulang bahkan pindang udang. Benar-benar memanjakan lidah wisatawan kuliner Sumatera Selatan.
Pindang merupakan hasil olahan ikan dengan cara kombinasi perebusan (pemasakan) dan penggaraman. Produk yang dihasilkan merupakan produk awetan ikan dengan kadar garam rendah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pindang memiliki pengertian "ikan yang digarami dan dibumbui kemudian diasapi atau direbus sampai kering agar dapat tahan lama". Setelah selesai pemasakan, biasanya wadah di mana ikan disusun langsung digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pengangkutan untuk dipasarkan.
3. Pindang Patin
Ikan patin cukup populer di kalangan masyarakat Palembang, karena di sana telah banyak dikembangbiakkan ikan dengan penampilan hitam berkumis ini. Selain karena memiliki rasa yang enak, ikan patin juga memiliki daging lembut, sehingga akan begitu nikmat bila dijadikan menjadi pindang. Dan di Palembang muncullah makanan khas Palembang pindang patin dengan bahan utama pembuatannya berupa ikan dengan rasa gurih segar, dan sangat nikmat disantap ketika hangat.
Untuk membuatnya juga tidak hanya patin saja, karena akan ada jahe, bawang merah, bawang putih, kunyit, daun salam, belimbing sayur, dan serai. Selain rasa gurih, kuah dengan warna bening kekuningan tersebut juga akan ada perpaduan rasa masam karena ada belimbingnya.
4. Pindang Tulang
Jika biasanya pindang menggunakan bahan dasar ikan, maka lain halnya bila dengan pindang tulang dari ibu kota Sumatera Selatan, Palembang, yang menjadikan tulang sebagai bahan utamanya. Lazimnya, tulang yang akan dijadikan pindang ini adalah tulang sapi dengan ketentuan harus ada sedikit daging dan sumsum tulangnya. Jika dilihat, kuah pindang ini tidaklah berbeda dengan pindang-pindang lain, namun karena ada tulang sapi inilah yang membedakannya dan juga memberi perbedaan pada rasa.
5. Mie Celor
Mie Celor adalah makanan traditional/khas dari Sumatera Selatan yang disajikan dalam campuran kuah santan dan kaldu ebi (udang kering), dicampurkan taoge dan disajikan bersama irisan telur rebus, ditaburi irisan seledri,jeruk nipis (supaya tidak amis), daun bawang dan bawang goreng. Ukuran mi yang digunakan lebih besar, seperti Mie Aceh atau Mie Udon Jepang.Nama “Mie Celor” itu berasal dari kata “celur” yang artinya menyiram bahan-bahan dengan air panas, yang juga merupakan metode untuk melembutkan dan memasak mie nya sebelum di rebus dengan santan. Mie Celor lebih baik disajikan selagi masih panas.
6. Tempoyak
Citarasa dari Tempoyak adalah asam, karena terjadinya proses fermentasi pada daging buah durian yang menjadi bahan bakunya. Tempoyak dikenal di Indonesia, terutama di Bengkulu, Palembang ( Sumatera Selatan ), Lampung, Jambi, dan Kalimantan. Selain itu, makanan ini juga terkenal di Malaysia. Di Palembang, tempoyak dimasak dengan campuran daging ayam. Di Lampung, tempoyak menjadi bahan dalam hidangan seruit atau campuran untuk sambal.
Adonan tempoyak dibuat dengan cara menyiapkan daging durian, baik durian lokal atau durian monthong (kurang bagus karena terlalu banyak mengandung gas dan air). Durian yang dipilih diusahakan agar yang sudah masak, biasanya yang sudah tampak berair. Kemudian daging durian dipisahkan dari bijinya, setelah itu diberi sedikit garam. Setelah selesai, lalu ditambah dengan cabe rawit yang bisa mempercepat proses fermentasi. Namun proses fermentasi tidak bisa terlalu lama karena akan mempengaruhi cita rasa akhir.
Setelah proses di atas selesai, adonan disimpan dalam tempat yang tertutup rapat. Diusahakan untuk disimpan dalam suhu ruangan. Bisa juga dimasukkan ke dalam kulkas, namun fermentasi akan berjalan lebih lambat. Tempoyak yang telah difermentasi selama 3-5 hari cocok untuk dibuat sambal, karena sudah asam dan masih ada rasa manisnya. Sambal tempoyak biasanya dipadukan dengan ikan Teri, ikan mas, ikan mujair, ikan patin, ataupun ikan-ikan lainnya.
7. Model
Model adalah makanan khas dari Palembang, Sumatera Selatan. Model pada dasarnya dibuat dari adonan yang sama dengan pempek kapal selam. Bedanya, model diisi dengan tahu dan digoreng sebelum disaji. Pada waktu dihidangkan, model di campur dengan kuah model yang terbuat dari kaldu udang. Selain dicampur dengan bihun, biasanya dicampur dengan timun dan ebi.
Jenis-jenis model ini terdiri dari 2 macam, yaitu model ikan dan model gendum. Model ikan dibuat dengan bahan yang hampir sama dengan pempek. Sedangkan model gendum terbuat dari tepung terigu. Biasanya model gendum ini lebih murah daripada model ikan. Model disajikan dengan dipotong menjadi bagian kecil-kecil lalu disajikan dengan kuah. Dilengkapi dengan makanan tambahan seperti jamur, irisan bengkoang, dan bihun.
8. Burgo
Selama ini Palembang dikenal dengan pempeknya. Padahal ada olahan makanan lain yang tak kalah enak. Seperti Burgo yang kenyal. Burgo jadi salah satu hidangan Palembang dengan kuah santan. Terbuat dari tepung beras, sajian diberi guyuran kuah kental gurih. Tampilannya sepintas mirip kwetiaw. Dibuat memakai adonan tepung beras dan tepung sagu. Lalu dimasak seperti dadar tipis. Selanjutnya digulung dan diiris kasar. Burgo disantap bersama kuah gurih yang keruh kental. Diracik dari santan dan aneka bumbu. Antara lain ketumbar, lengkuas, kencur, kunyit, kemiri dan bawang putih. Daging ikan yang disuwir halus jadi pelengkap sajian. Menambah rasa gurih dan aroma wangi santapan. Bisa dilengkapi sambal dan kucuran jeruk nipis. Dimakan hangat-hangat tentunya makin enak. Cocok juga untuk sarapan.
9. Lenggang
Pempek Lenggang atau juga populer dengan sebutan lenggang adalah salah satu kudapan khas yang berasal dari Kota Palembang dan Sumatera Selatan pada umumnya. Lenggang merupakan salah satu jenis varian pempek yang proses memasaknya dilakukan dengan cara dipanggang. Pempek lenggang yang asli terbuat dari bahan adonan mentah pempek panggang yang terdiri dari campuran daging ikan sungai yang digiling halus, tepung sagu, air dan bumbu lalu dicampurkan bersamaan dengan telur bebek atau telur ayam di dalam wadah daun pisang berbentuk mangkuk kubus dan dipanggang diatas bara api.
Sebagaimana pempek pada umumnya, pempek lenggang juga dinikmati bersama saus cuko sebagai pelengkap.Selain dipanggang, pempek lenggang juga dapat disajikan dengan cara digoreng. Pempek lenggang yang digoreng pada umumnya terbuat dari pempek lenjer yang dipotong kecil-kecil dan dikocok bersama telur ayam atau telur bebek lalu digoreng dengan sedikit minyak hingga adonan telur dan pempek lenjer menyatu
10. Gulo Puan
Sesuai namanya Gulo Puan atau bila diterjemahkan menjadi gula susu, bahan untuk membuat kuliner ini juga adalah gula dan susu. Namun tak asal-asalan, karena susu yang dipakai adalah susu kerbau rawa, dan akan dicampur dengan gula pasir sebelum nantinya dipanaskan dengan waktu kurang lebih lima jam. Setelah matang akan menghasilkan kuliner dengan warna cokelat namun akan terasa sedikit berpasir, namun tetap saja tak menghilangkan rasa manisnya yang begitu kuat.
Biasanya gulo puan dijadikan sebagai selai, yakni akan dioleskan pada roti maupun pisang goreng untuk nantinya menemani keseharian minum kopi. Harganya memang tergolong mahal, karena untuk mendapatkan susunya hanya adai di daerah Pulo Layang, Pampangan, Ogan Komering Ilir. Selain itu, makanan ini sedari dulu telah menjadi makanan untuk para bangsawan dan pembesar istana, belum lagi dengan sulitnya menemukannya.
Anda baru saja membaca artikel dengan judul Makanan Khas Provinsi Sumatera Selatan, Semoga bermanfaat. Terima Kasih.
COMMENTS