$type=ticker$cols=4

Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta

Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta I ndonesia adalah Negara yang luas, terbentang dari Sabang sampai Merauke.Tidak di ragukan lagi ...

Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta

Indonesia adalah Negara yang luas, terbentang dari Sabang sampai Merauke.Tidak di ragukan lagi Indonesia sebagai Negara yang kaya akan budaya memiliki daerah, agama, Suku bangsa yang berbeda, dan tentunya Indonesia memiliki budaya yang memiliki ciri khas setiap daerahnya.
Salah satunya adalah daerah istimewa Yogyakarta (Jogjakarta). Yang merupakan daerah istimewa yang memiliki berbagai macam budaya, adat, dan kebiasaan-kebiasaan tertentu, dan tentunya tidak ada di daerah Indonesia yang lainnya.

Kraton Yogyakarta memiliki berbagai macam bagunan-bangunan sejak jaman masa penjajahan jaman dahulu, Daerah istimewa Jogjakarta sendiri memiliki berbagai macam situs-situs kuno yang dapat kita nikmati dan masih asri seperti yang dahulu kala. Kraton Yogyakarta, seakan identik dengan unsur kebudayaan Jawa, bahkan bisa di bilang merupakan pusat dari kebudayaan di Jawa. Kraton Yogyakarta dengan segala kekhasan budaya Jawa nya, memiliki arti simbolik di setiap bangunannya. Kraton Yogyakarta yang telah berganti pemimpinnya mulai dari Sri Sultan Hambengkubuwana I sampai X, memiliki sejarah yang cukup panjang yang perlu kita ketahui dan pelajari. Hal ini dikarenakan tidak sedikit dari kita yang tidak atau kurang memahami dan mengetahui apa sajakah bentuk kebudayaan yang ada di kraton Yogyakarta, bahkan sebagian orang beranggapan bahwa kraton tidak lebih dari sekedar tempat tinggal Sri Sultan Hamengkubuwono.
Jika Sebelumnya kita membahas tentang Kebudayaan Jawa Tengah, sekarang kita akan membahas kebudayaan dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Kita akan berkenalan dengan Sejarah, Rumah adat, pakaian adat, tari-tarian, senjata tradisional, suku, bahasa dan lagu tradisionalnya.
1. Sejarah Jogjakarta ( Yogyakarta )
Daerah istimewa Jogjakarta (Yogyakarta) adalah sebuah provinsi yang berdasarkan wilayah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Selain itu ditambahkan pula mantan-mantan wilayah Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Praja Mangkunagaran yang sebelumnya merupakan enclave di Yogyakarta.

Pemerintah daerah istimewa Yogyakarta dapat dirunut asal mulanya dari tahun 1945 bahkan sebelum tahun tersebut. Bebarapa minggu setelah proklamasi 17 agustus 1945, atas desakan rakyat dan setelah melihat kondisi yang ada, Hamengkubuono IX mengeluarkan dekrit kerajaan yang dikenal dengan amanat 5 september 1945. Isi dekrit tersebut adalah “integrasi monarki Yogyakarta kedalam republic Indonesia. Dekrit dengan isi yang sama juga dikeluarkan oleh Paku Alam VII I pada hari yang sama.

Daerah istimewa Jogjakarta memiliki berbagai macam budaya, dari kesenian contohnya tarian, seni rupa, seni music dan yang lainnya. DIYogyakarta sendiri juga memiliki berbagai macam adat dan tradisi, upacara adat adalah salah satu kebudayaan yang sampai saat ini masih sering dilakukan oleh masyarakan DIYogyakarta. Dari bahasa daerahnya sendiri, DIYogyakarta
merupakan pusat bahasa dan sastra jawa.

2. Rumah Adat
Rumah adat Yogyakarta bernama Rumah Bangsal Kencono Keraton. Rumah yang dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono I pada tahun ini merupakan rumah kediaman sekaligus istana bagi raja Ngayogyakartan Hadiningrat dari dulu hingga sekarang. Oleh banyak pihak, Bangsal Kencono Keraton dianggap sebagai bangunan dengan desain terbaik yang sudah menerapkan tata kelola ruang seperti rumah modern. Selain itu, rumah adat ini juga punya beragam keunikan dari sisi arsitekturnya maupun dari sisi nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.

Artikel terkait Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta
Secara umum, arsitektur bangungan utama pada rumah Bangsal Kencono memiliki banyak kesamaan dengan desain rumah adat Jawa Tengah. Atap rumah ini memiliki bubungan tinggi yang menopang pada 4 tiang di bagian tengah yang bernama Soko Guru. Material atapnya sendiri terbuat dari bahan sirap atau genting tanah.

Adapun untuk tiang dan dinding, rumah ini disusun dari kayu-kayuan berkualitas. Tiang yang biasanya dicat berwarna hijau gelap atau hitam menopang pada umpak batu berwarna hitam keemasan. Sementara lantainya dibuat dari bahan marmer dan granit dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah di sekitarnya. Kompleks rumah Bangsal Kencono sendiri tersusun atas beberapa bangunan dengan fungsinya masing-masing. Fungsi-fungsi ruang tersebut disesuaikan dengan kegunaan rumah adat Yogyakarta ini sebagai istana kerajaan

3. Pakaian Adat
Keunikan baju adat Yogyakarta selain dari bentuk bajunya juga atas penggunaannya. Bahwa masyarakat Yogyakarta memiliki setidaknya 6 baju adat yang digunakan oleh kaum pria dan wanita dewasa, remaja dan anak-anak. Selain itu ada baju adat yang khusus digunakan pada acara tertentu saja disamping penggunaan baju adat Yogyakarta sehari-hari.

Orang jawa khususnya masyarakat Yogyakarta memiliki pepatah yang menjadi pedoman hidup mereka yaitu "ajining diri saka lati, ajining raga saka salira" yang berarti jiwa dan raga harus mendapatkan perhatian yang serius agar mendapat penghormatan dari pihak lain. Oleh sebab itu diantara ajining raga adalah memperhatikan adab dalam berpakaian.

1. Pakaian Adat Yogyakarta untuk Laki-Laki Dewasa
Pada umumnya, pakaian / baju adat laki-laki dewasa di Jogja adalah mengenakan surjan serta kebawahan berupa kain batik atau yang disebut jarik. Penggunaan Blankon (penutup kepala) juga menjadi keharusan pada saat penggunaan pakaian / baju surjan. Selain blankon, lelaki dewasa Yogyakarta juga menggunakan alas kaki berupa sendal / selop.

2. Pakaian Adat Yogyakarta untuk Wanita Dewasa
Wanita dewasa di Yogyakarta menggunakan pakaian adat berupa kebaya dengan bawahan kain batik/jarik. Ciri khas lainnya adalah tatanan rambut yang disanggul / konde. Bahan kain yang dipakai untuk pembuatan pakaian adat yogyakarta antara lain berasal dari bahan katun, bahan sutera, kain sunduri, nilon, lurik, atau bahan-bahan estetis. Teknik pembuatannya ada yang ditenun, dirajut, dibatik, dan dicelup. Sementara untuk kebaya sendiri kebanyakan menggunakan bahan beludru, brokat, atau sutera.

3. Baju Adat Anak Laki-Laki Yogyakarta
Baju adat Yogyakarta yang diperuntukkan bagi anak laki-laki dikenal dengan nama kencongan. Kencongan yang dikenakan oleh anak laki-laki ini terdiri dari kain batik yang dikenakan dengan baju surjan, lonthong tritik, ikat pinggang berupa kamus songketan dengan cathok terbuat dari suwasa (emas berkadar rendah). Sementara untuk pakaian keseharian terdiri dari baju surjan, kain batik dengan wiru di tengah, lonthong tritik, kamus songketan, timang, serta mengenakan dhestar sebagai tutup kepala.

4. Pakaian Adat Yogyakarta untuk Anak Wanita
Baju adat untuk anak perempuan di Yogyakarta disebut dengan Sabukwala Padintenan.  Baju adat ini berbentuk jarik / kain batik bermotif parang, ceplok, atau gringsing, baju katun, ikat pinggang kamus yang dihiasi dengan hiasan bermotif flora atau fauna, memakai lonthong tritik, serta mengenakan cathok dari perak berbentuk kupu-kupu, burung garuda, atau merak. Ditambahkan pula penggunaan perhiasan dari subang, kalung emas dengan liontin berbentuk mata uang (dinar), gelang berbentuk ular (gligen) atau model sigar penjalin sebagai pelengkap. Bagi yang berambut panjang tatanan rambutnya dibuat model kone atau disanggul.

Selain baju adat Yogyakarta yang disebutkan diatas, masih terdapat baju adat yang khusus digunakan oleh Keraton. Pakaian Adat Yogyakarta yang khusus digunakan oleh lingkungan keraton terdiri dari pakaian abdi dalem punokawan dan pakaian pejabat keraton / abdi dalem keprajan .
Dalam sistem pemerintahan di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat terdapat abdi dalem yang membantu Sultan dalam kegiatan operasional di Kraton. Abdi dalem di kraton terdiri dari 2 yaitu abdi dalem keprajan dan abdi dalem punokawan. Abdi dalem keprajan yaitu abdi dalam yang bertugas di dinas/instansi pemerintahan sedangkan abdi dalem punokawan bertugas hanya di kraton saja.

Berikut ini penjelasan mengenai pakaian / baju adat keraton Yogyakarta :

1. Pakaian untuk Abdi Dalem
Abdi dalem adalah seluruh pegawai atau karyawan keraton, yang umumnya tinggal di sekitar keraton. Pakaian mereka terdiri dari dua macam, yakni Sikep Alit dan Langenarjan. 

Baju adat yang disebut dengan Sikep Alit terdiri dari kain batik sawitan, baju hitam dari bahan laken (dengan kancing dari tembaga atau kuningan yang disepuh emas, berjumlah 7 hingga 9 buah), penutup kepala destar, keris model gayaman (diletakan di peinggang sebelah kanan belakang), selop hitam, topi pet hitam dengan pasmen emas. Pakaian model ini dikenakan untuk keperluan sehari-hari. 

Sedangkan Langeran merupakan seperangkat pakaian dengan perlengkapan kain batik, baju bukakan yang yang dibuat dari bahan laken warna hitam, kemeja putih dengan kerah model berdiri, destar sama dengan model pakaian Sikepan Alit, keris model ladrangan atau gayman, dipakai di pinggang sebelah belakang kanan, dasi berwarna putih model kupu-kupu, serta selop berwarna hitam. Jenis pakaian ini pada umumnya dikenakan pada waktu malam untuk menghadiri suatu pertemuan dan jamuan makan malam dalam satu pesta khusus. 

2. Pakaian Untuk Pejabat Keraton

Baju adat yang dikenakan oleh pejabat keraton yang sedang dalam tugas disebut dengan baju ageng.
Secara umum pakaian Ageng merupakan seperangkat pakaian adat yang berupa model jas laken berwarna biru tua dengan kerah model berdiri, serta dengan rangkapan sutera berwarna biru tua, yang panjangnya mencapai bokong, lengkap dengan ornamen kancing-kancing bersepuh emas. Celananya sendiri berwarna hitam. Topi yang dikenakan terbuat dari bahan laken berwarna biru tua, dengan model bulat-panjang, dengan tinggi 8 cm. 

Namun demikian pakaian adat atau baju ageng ini memiliki beberapa ornamen yang berbeda berdasarkan jabatan atau fungsi di Keraton, sebagaimana penjelasan berikut ini :
  1. Pakaian bupati bertitel pangeran diberi plisir renda emas lugas lebar 1 cm, dipasang secara teratur di tepi kerah. Pada semua bagian tepi jas diberi hiasan renda dengan bordiran motif bunga padi.
  2. Pakaian bupati bertitel adipati “song-song jene” (payung kuning) mirip pakaian bupati bertitel pangeran, hanya terdapat sedikit hiasan bordiran pada bagian bawah kerah tidak melingkar secara penuh, tetapi ada jarak sekitar 8 cm.
  3. Pakaian bupati bertitel adipati mirip pakaian adipati “song-song jene”. Perbedaannya terletak pada hiasan bordiran pada bagian bawah kerah.
  4. Pakaian bupati bertitel temanggung seperti pakaian adipati, dengan perbedaan pada bordiran sebelah bawah, yang panjangnya hanya 2/3 dari ukuran lingkaran jas.
  5. Pakaian patih seperti pakaian tumanggung, tetapi bordiran di bagian depan panjangnya sampai 3 ½ cm sampai bagian bawah kancing.
  6. Pakaian kepala distrik (wedana) mirip pakaian patih, tetapi dengan bordiran bagian depan dan bagian belakang dan ujung lengan hanya 2 cm lebarnya dari plisir.
  7. Pakaian kepala onder distrik (asisten wedana), mirip pakaian patih, tetapi bordiran bagian depan dan bagian belakang dan ujung lengan hanya 2 cm lebarnya dari plisir.
  8. Pakaian mantri polisi seperti pakaian kepala onder distrik, tetapi tana plisir di bagian depan dan tanpa bordiran bunga padi pada bagian kerahnya.
4. Tari-tarian Daerah Istimewa Yogyakarta

  • Tari Serimpi Sangupati, sebuah tarian keraton pada masa lalu disertai suara gamelan dengan gerak tari yang lembut dan menawan hati.
  • Tari Bedaya, merupakan tarian keraton yang ditarikan oleh 9 putri dengan irama yang lemah gemulai dan lembut.
  • Tari Merak, suatu tari yang mengisahkan keindahan dan kebebasan alam bebas yang dialami burung merak.
  • Tari Beksan Srikandi Suradewati adalah tari tradisional Yogyakarta yang menceritakan tentang peperangan Dewi Suradewati dengan Dewi Srikandhi yang diambil dari serat Mahabaratha.
  • Tarian ArjunaWiwaha adalah salah satu tarian tradisional yang dipentaskan di Keraton Yogyakarta. Tari Arjuna Wiwaha menceritakan ketika Arjuna yang bertapa di Indrakila mengalami berbagai macam godaan.


5. Senjata Tradisional
1. Senjata Tradisional Yogyakarta - Keris
Di Yogyakarta pun kerus merupakan senjata tradisional yang paling terkenal. Keris-keris itu diberi pula gelar-gelar kehormatan seperti "Kanjeng Kyai Kpek" dan sebagainya. Selain keris terdapat pula tombak sebagai benda pusaka. Benda-benda itu sangat dihormati dan diberi gelar kehormatan. Antara lain "Kajeng Kyai Ageng Plered", Kanjeng Kyai Ageng Baru", "Kanjeng Kyai Gadapan" dan "Kanjeng Ageng Megatruh"."Kyai Plered" mempunyai sejarah tersendiri, karena Untung Suropati berhasil menewaskan opsir Belanda Kapten Tack dengan menggunakan "Kyai Plered" Oleh karena itu, tombak ini dianggap keramat.
Ada pula tombak dan keris yang disebut Tosan Aji. Tosan artinya besi dan Aji artinya dihormati karena bertuah. Benda-benda ini biasanya dirawat baik-baik dan disimpan pada tempat-tempat khusus. Pada saat-saat tertentu benda-benda itu dibersihkan dan dimandikan.

2. Senjata Tradisional Yogyakarta - Tombak
Seperti halnya keris, Yogyakarta juga memiliki tombak sebagai senjata tradisional yang hampir sama dengan provinsi lainnya di Indonesia. Tombak merupakan alat peperangan dan berburu dengan bentuk yang lebih panjang dari keris karena menggunakan gagang berupa tombak.

3. Senjata Tradisional Yogyakarta - Wedhung
Senjata tradisional dari Yogyakarta selanjutnya disebut dengan wedhung. Wedhung alatnya berbentuk seperti pisau tetapi ukurannya lebih besar. Penggunaan wedhung sama dengan keris. Hanya saja, kalau keris biasanya dikenakan/diselipkan di belakang pinggang, namun senjata wedhung dan patrem digunakan di muka. Walaupun, ada juga yang menggunakan wedhung di samping badan.
6. Upacara Adat dan Kesenian Daerah Istimewa Yogyakarta
A. Sendratari Ramayana
Sendratari Ramayana merupakan satu kesenian yang paling terkenal di Yogyakarata, biasanya turis mancanegara sangat menyukai pertunjukan ini. Biasanya sendratari ini dipertunjukan di Candi Prambanan. 
Sendratari ini menceritakan tentang perlawanan antara budi perekrti yang baik yang ada dalam diri Sri Rama (dari negara Ayodhiyapala) melawan sifat jahat yang ada dalam diri Rahwana (maharaja angkara murka dari negara Alengka). Sendratari ini memiliki empat episode berbeda disetiap pertunjukannya diantaranya, Hilangnya Dewi Shinta, Hanoman Duta, Kombokarno Leno, dan Api Suci. Sendratari ini dipentaskan setiap bulan Mei sampai Oktober.

B. Upacara Grebeg Maulud
Upacara Grebeg Maulud merupakan puncak dari upacara kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan pada 12 Maulud, setelah esoknya gamelan Kyai Nogowilogo dan Kyai Gunturmadu dimasukkan kedalam Keraton yang disebut dengan “Bendhol Songsong”. Sebagai puncak drai acara ini adalah membawa gunungan ke Masjid Agung dan membagi-bagikannya kepada masyarakat setelah didoakan. Lalu gunungan ini yang akan ditanam di area pertanian agar menjadi subur.

C. Upacara Labuhan Pantai
Upacara ini ditujukan untuk Ratu Laut Selatan dengan mempersembahkan baju, alat-alat rias wanita serta bunga-bungaan untuk sang Ratu. Untuk permohonan kesejahteraan kepada Ratu Kidul. Sedangkan berbagai pakaian bekas, potongan kuku serta potongan rambut Sri Sultan ditanam di Sengker (suatu areal di Pantai Parangkusumo).

D. Upacara Sekaten
Acara ini merupakan acara tradisi jawa dalam memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW. Masyarakat Yogya beranggapan apabila ikut serta dalam peringatan ini akan mendapat imbalan dari Yang Maha Kuasa yaitu awet muda, dan sebagai “Srono” atau syaratnya, mereka harus mengunyah sirih di halaman Masjid Agung dari awal acara dimulai.

E. Seni Wayang Jawa
Salah satu ciri khas kebudayaan Yogyakarta khususnya Jawa adalah seni wayang. Kesenian wayang merupakan kreasi budaya masyarakat Jawa Tengah yang dalam setiap ceritanya memiliki filosofi akan kehidupan masyarakat Jawa, seperti kisah-kisah kepahlawanan, raja-raja terdahulu atau mitologi masyarakat Jawa. 
Masyarakat Jawa sangat menggemari wayang dikarenakan setiap cerita yang terdapat dalam kesenian wayang ini dapat dijadikan pedoman masyarakat dalam menjaga kebudayaan Jawa sendiri. Ada sekitar 40 jenis wayang di Jawa diantaranya adalah Wayang Beber, Wayang Klintik, Wayang Kulit, Wayang Krucil, dan Wayang Golek. Disetiap pementasan wayang selalu dipimpin oleh seorang Dalang yang memahami alur cerita dalam pewayangan. Pertunjukan wayang ini selalu diiringi oleh musik gamelan.

F. Upacara Siraman Pusaka
Upacara Siraman Pusaka ini dilakukan setiap Selasa atau Jumat kliwon pada bulan Jawa Sura, keraton mengadakan acara ini untuk membersihkan benda-benda keramat milik keraton serta kereta-kereta istana. Sedangkan pada hari Jumat kliwon di makam raja-raja di daerah Imogiri dilakukan upacara pengurasan dan pencucian air dalam guci-guci atau jambangan yang disebut Enceh. Konon, menurut masyarakat Jawa apabila meminum air ini akan jauh dari malapetaka atau marabahaya, dihindrakan dari penyakit, serta awet muda.

7. Suku:
Jawa

8. Bahasa Daerah:
Jawa

9. Lagu Daerah:
Lagu daerah Yogyakarta hampir tidak dapat dibedakan dengan lagu daerah Jawa Tengah, karena bahasanya memang sama. Berikut lagu-lagu daerah Yogyakarta, yang mungkin juga merupakan lagu daerah Jawa Tengah.

  1. Suwe Ora Jamu
  2. Pitik Tukung
  3. Kidang Talun
  4. Menthok- menthok
  5. Kupu Kuwi
  6. Jamuran
  7. Caping Gunung
  8. Gethuk
  9. Gek Kepriye
  10. Sinom
  11. Te Kate Dipanah
  12. Ande-ande Lumut

Anda baru saja membaca artikel dengan judul Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Semoga bermanfaat. Terima kasih.

COMMENTS

BLOGGER: 1
= > Silahkan berkomentar sesuai artikel yang dibahas
= > Laporkan Jika ada Link Unduhan yang eror/rusak
= > Berkomentar dengan url ( mati / hidup ) tidak akan di publish

Nama

Administrasi Guru,73,Alat Musik Tradisional,34,Alur Tujuan Pembelajaran,5,Alur Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia,1,Alur Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris,1,Alur Tujuan Pembelajaran IPAS,1,Alur Tujuan Pembelajaran Matematika,1,Alur Tujuan Pembelajaran PJOK,1,Alur Tujuan Pembelajaran PKN,1,Alur Tujuan Pembelajaran Seni Musik,1,Alur Tujuan Pembelajaran Seni Rupa,1,Alur Tujuan Pembelajaran Seni Tari,1,Alur Tujuan Pembelajaran Seni Teater,1,Antivirus,2,Antivirus 2016,2,Antivirus Terbaik,2,App,2,App Android,1,App Review,1,ATP,6,ATP Agama Buddha,1,ATP Agama Hindu,1,ATP Agama Islam,1,ATP Agama Katolik,1,ATP Agama Konghucu,1,ATP Agama Kristen,1,ATP Bahasa Indonesia,1,ATP Bahasa Inggris,1,ATP IPAS,1,ATP Matematika,1,ATP PJOK,1,ATP PKN,1,ATP Seni Musik,1,ATP Seni Rupa,1,ATP Seni Tari,1,ATP Seni Teater,1,Bahasa Indonesia,1,Bahasa Inggris,2,Basis Data,4,Batik,2,Berita Rekomendasi,17,Blog,11,Blogspot,6,Brainware,1,Budaya Dunia,1,Budaya Indonesia,143,Burung,19,Cirebon,1,Danau,1,DBMS,3,Domain,4,Email,8,Facebook,1,Fauna Indonesia,19,Film Terbaru 2016,1,Flora dan Fauna Indonesia,11,Game,1,Game Terbaru,1,Geodesi,22,Geografi,26,Geologi,3,Globe,1,Gmail,3,Gunung,1,Hardware,17,HDD,1,Hewan Langka di Indonesia,19,Hiburan,1,Hosting,7,Ilmu Pengetahuan Sosial,19,Ilmu Ukur Tanah,4,Info West Movie,1,Internet,17,IP,2,IPAS,1,IPS,21,Istilah IT,25,IT,28,Jaringan Komputer,16,K13,1,Kelas 1 SD,25,Kelas 2 SD,10,Kelas 3 SD,5,Kelas 4 SD,19,Kelas 5 SD,4,Kelas 6 SD,3,Keyboard,3,Komponen Jaringan Komputer,7,Komputer,28,KTSP,13,Kuliner Nusantara,2,Kurikulum Merdeka,48,Kurikulum K13,11,Lagu Daerah,20,LCD,2,LED,2,Linkedin,1,Makanan Khas Indonesia,9,Malware,2,Mapel Agama Konghucu dan Budi Pekerti,1,Mapel Bahasa Indonesia,3,Mapel Bahasa Inggris,1,Mapel IPAS,1,Mapel Matematika,2,Mapel Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti,1,Mapel Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI),2,Mapel Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti PAK,1,Mapel Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti,1,Mapel PJOK,2,Mapel PPKn,2,Mapel Seni Musik,1,Mapel Seni Rupa,1,Mapel Seni Tari,1,Mapel Seni Teater,1,Matematika,1,Minuman Khas Indonesia,2,Modul,2,Modul Ajar,32,Modul Ajar Agama Hindu Kelas 1 SD,1,Modul Ajar Agama Konghucu dan Budi Pekerti,1,Modul Ajar Agama Konghucu Kelas 4 SD,1,Modul Ajar Bahasa Indonesia,3,Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 SD,1,Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 SD,1,Modul Ajar Bahasa Inggris,1,Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 1 SD,2,Modul Ajar IPAS Kelas 4 SD,1,Modul Ajar Kurikulum Merdeka,23,Modul Ajar Matematika,2,Modul Ajar Matematika Kelas 1 SD,1,Modul Ajar Matematika Kelas 4 SD,1,Modul Ajar PAI,2,Modul Ajar PAI Kelas 1 SD,1,Modul Ajar PAK,1,Modul Ajar PAK Kelas 1 SD,1,Modul Ajar Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti,2,Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti,2,Modul Ajar Pendidikan Agama Kristen,1,Modul Ajar Pendidikan Agama Kristen Kelas 1 SD,1,Modul Ajar PJOK,2,Modul Ajar PJOK Kelas 1 SD,1,Modul Ajar PJOK Kelas 4 SD,1,Modul Ajar PPKn,1,Modul Ajar PPKn Kelas 1 SD,1,Modul Ajar PPKn Kelas 4 SD,1,Modul Ajar Seni Musik,2,Modul Ajar Seni Rupa,2,Modul Ajar Seni Rupa Kelas 1 SD,1,Modul Ajar Seni Tari,2,Modul Ajar Seni Tari Kelas 1 SD,1,Modul Ajar Seni Teater,1,Modul Ajar Seni Teater Kelas 1 SD,1,Mouse,2,New Info,18,Obyek Wisata,2,P3K,3,Pahlawan Nasional,1,Pahlawan Wanita,1,Pakaian Adat,11,Pembelajaran,1,Pendidikan Agama Buddha,1,Pendidikan Agama Hindu,1,Pendidikan Agama Islam,1,Pendidikan Agama Katolik,2,Pendidikan Agama Konghucu,2,Pendidikan Agama Kristen,2,Perangkat Keras Komputer,14,Perangkat Komputer,14,Peta,9,PJOK,1,PKN,1,PPPK,3,Promes dan KKM,1,Prota,3,Prota PAI SD KTSP,3,Prota Tematik SD KTSP,3,Protokol Jaringan,1,Provinsi Bali,3,Provinsi Bangka Belitung,2,Provinsi Banten,3,Provinsi Bengkulu,2,Provinsi DI Yogyakarta,3,Provinsi DKI Jakarta,13,Provinsi Gorontalo,2,Provinsi Jambi,4,Provinsi Jawa Barat,3,Provinsi Jawa Tengah,2,Provinsi Jawa Timur,2,Provinsi Kalimantan Barat,2,Provinsi Kalimantan Selatan,2,Provinsi Kalimantan Tengah,2,Provinsi Kalimantan Timur,2,Provinsi Kalimantan Utara,2,Provinsi Kepulauan Riau,3,Provinsi Lampung,1,Provinsi Maluku,2,Provinsi Maluku Utara,2,Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,26,Provinsi NTB,2,Provinsi NTT,2,Provinsi Papua,2,Provinsi Papua Barat,2,Provinsi Riau,10,Provinsi Sulawesi Barat,2,Provinsi Sulawesi Selatan,2,Provinsi Sulawesi Tengah,2,Provinsi Sulawesi Tenggara,2,Provinsi Sulawesi Utara,3,Provinsi Sumatera Barat,24,Provinsi Sumatera Selatan,5,RAM,1,Rekomendasi Antivirus,2,Rekomendasi Film,1,ROM,1,RPP dan Silabus,8,RPP K13,4,Rumah Adat,9,Security,3,Sejarah,2,Seni Musik,1,Seni Rupa,1,Seni Sastra,2,SeniTari,1,SeniTeater,2,Senjata tradisional,8,SIG ( Sistem Informasi geografi),9,Silabus K13,1,Simbol Peta,2,SK,1,Skala Peta,1,SmartPhone,4,Soal Latihan,1,Software,2,Sosial Masyarakat.,2,Sosial Media,6,Storage device,2,Suku Provinsi Aceh,1,Sumatera Utara,8,Sungai,1,Taman Nasional,12,Tari Topeng,1,Tarian Adat,21,Tarian Provinsi Aceh,11,Tips & Trik,16,Topologi Jaringan,2,Twitter,1,UMKM,1,Upacara Adat,4,Virus Komputer,2,Website,9,Worm,2,Yahoo,5,
ltr
item
DTECHNOINDO: Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta
Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5SeEpz9DdYqSuWAjbPdyyuWQm10wTeYuxNdELzBfGuST4IAvRhhSwq2EUu4UM_vnvcUeO5QsbVgIqBGaKENkrQ_KLgwAAu96UhI2ONIYFiBtHQADfuU0blt70kInvFzhrWXrqdtSoz1c/s1600/Kebudayaan+Daerah+Istimewa+Yogyakarta.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5SeEpz9DdYqSuWAjbPdyyuWQm10wTeYuxNdELzBfGuST4IAvRhhSwq2EUu4UM_vnvcUeO5QsbVgIqBGaKENkrQ_KLgwAAu96UhI2ONIYFiBtHQADfuU0blt70kInvFzhrWXrqdtSoz1c/s72-c/Kebudayaan+Daerah+Istimewa+Yogyakarta.jpg
DTECHNOINDO
https://dtechnoindo.blogspot.com/2017/07/kebudayaan-daerah-istimewa-yogyakarta.html
https://dtechnoindo.blogspot.com/
https://dtechnoindo.blogspot.com/
https://dtechnoindo.blogspot.com/2017/07/kebudayaan-daerah-istimewa-yogyakarta.html
true
6671659477346282417
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content