Rumah Adat Provinsi Riau-Selaso Jatuh Kembar A da keunikan tersendiri jika kita membicarakan soal rumah adat di Kepulauan Riau. Di san...
Rumah Adat Provinsi Riau-Selaso Jatuh Kembar
Saat itu Gubernur Riau adalah Arifin Ahmad. Beliau membentuk tim 9 yang terdiri dari budayawan dan pemikir Melayu. Tim 9 ini bertugas untuk mendesain dan membuat Rumah Adat Riau dengan melakukan riset keliling Riau. Kemudian lahirlah sebuah arsitektur rumah yang hari ini bisa kita temui pada anjungan rumah adat Riau di TMII yang kita kenal dengan nama Selaso Jatuh Kembar. Kemudian Rumah Selaso Jatuh Kembar dipopulerkan dan ditetapkan oleh Gubernur Riau Imam Munandar sebagai Rumah Adat kebudayaan masyarakat Riau.
Berikut jenis rumah adat yang berada di provinsi Riau :
1. Rumah Selaso Jatuh Kembar atau Balai Salaso Jatuh
2. Rumah Melayu Atap Limas Potong
3. Rumah Melayu Atap Lipat Kajang
4. Rumah Melayu Atap Lontik
5. Umah Suku Sakai
Rumah Adat Riau
1. Rumah Selaso Jatuh Kembar
Selaso jatuh Tunggal
Tinggi Lantai Selaso jatuh Kembar
Namun saat ini jarang ditemui rumah selaso jatuh kembar yang masih mengadopsi pembagian selasar seperti ini. Kebanyakan hanya terdiri dari dua selasar, yaitu selaso dalam dan selaso jatuh, itu pun tanpa adanya perbedaan ketinggian.
Selaso Jatuh Tunggal
A. Atap Selaso Jatuh Kembar
Loteng ini juga dilengkapi lubang-lubang angin yang besar sebagai ventilasi yang disebut Bidai atau Singap. Umumnya dibuat berundak-undak dengan hiasan cantik. Pada bagian yang mencuat keluar diberi lantai dan disebut Teban Layer. Bentuk bidai yang digunakan bervariasi namun selalu simetris seperti segi empat, segi enam, segi delapan dan juga bulat. Bidai ini dibangun dari kayu sungkai dan selain pada atap, bidai ini juga berada pada pintu dan jendela. Rumah selaso jatuh kembar ini banyak memiliki ventilasi oleh karena suhu daerah yang panas sehingga dapat mengurangi hawa panas dalam rumah.
Bidai Selaso Jatuh Kembar
Kasau Selaso Jatuh Kembar
B. Tiang Selaso Jatuh Kembar
Rumah selaso kembar memiliki tiang penopang seperti rumah melayu pada umumnya, yaitu terdapat tiang utama yang terdiri atas tiang seri dan tiang penghulu atau tiang tuo dengan jarak antar tiang sebesar 3 meter. Tiang utama biasanya berjumlah genap dan memiliki ketinggian mulai 1 meter hingga sampai 2,5 meter berbanding lurus dengan kondisi geografis sekitar rumah. Semakin dekat dekat sungai atau laut maka tiang akan semakin tinggi. Kayu yang digunakan untuk membuat tiang ini umumnya menggunakan kayu keras seperti kayu Kulim, Tembesu, Resak dan Punak. Namun saat ini banyak rumah adat selaso jatuh kembar yang memodifikasi material tiangnya dengan batu bata dan semen. Umumnya diaplikasikan pada bagian tiang kolong agar lebih kokoh.
Tiang-tiang ini tidak memiliki sambungan hingga ke ujung atas tiang dan tiang-tiang ini dikunci menggunakan tutup tiang. Terdapat dua jenis tutup tiang yang digunakan, yaitu tutup tiang panjang untuk mengunci tiang seri, dan tutup tiang pendek untuk mengunci tiang lainnya. Pada tiang terdapat pasak berbentuk persegi yang menembus tiang yang disebut rasuk atau gelegar dan direkatkan oleh jenang. Terdapat dua jenis rasuk atau gelegar yaitu, Rasuk Induk yang berukuran besar dan Rasuk Anak yang berukuran kecil. Untuk menguhubungkan antar Jenang digunakan kayu-kayu yang disebut Sento atau anak Jenang dengan ukuran lebih kecil dari Jenang. Cara menghubungkannya dengan memahat Sento kedalam Jenang.
C. Dinding Selaso Jatuh Kembar
D. Pintu Selaso Jatuh Kembar
E. Jendela Selaso Jatuh Kembar
F.Lantai selaso jatuh kembar
Pola penyusunan lantai dibuat sejajar dengan Rasuk dan melintang diatas Gelegar dan ujungnya dibatasi oleh Bendul. Bendul adalah batas ruang dan batas lantai yang terbuat dari kayu dan tidak boleh bersambung karena digunakan sebagai penguat dan pengikat pada ujung lantai. Rasio tinggi lantai terhadap tinggi tiang digunakan untuk menentukan ketinggian lantai. Umumnya menggunakan rasio 20 hingga 60 cm.
G. Tangga Selaso Jatuh Kembar
H. Kolong Rumah Selaso Jatuh Kembar
I. Ornamen dan Corak Hiasan Rumah Selaso Jatuh Kembar
1. Selembayung
Seperti yang dipaparkan sebelumnya, selembayung ini terdapat di bagian ujung perabung rumah.
2. Lambai lambai
Lambai-lambai merupakan ornamen yang terdapat di sisi atas pintu dan jendela. Adanya lambai-lambai ini sebagai lambang keramah-tamahan pemilik rumah.
3. Klik-Klik
Sebutan lain klik klik adalah kisi-kisi dan jerajak. Ornament ini biasnya dipasang pada jendela dan pagar.
4. Kuda Berlari
Kuda berlari adalah ornament yang diletakkan sepanjang perabung rumah. namun ornament ini sudah tak banyak dipasang. Pemasangan hanya untuk perabung istana atau balai tertentu.
Selok layang atau sayap atau layang-layangan merupakan ornament yang berada di keempat sudut cucuran atap dengan bentuk hampir menyerupai selembayung. Selembayung dan Selok Layang merupakan satu paket ornament yang pasti ada pada rumah selaso jatuh kembar. Posisi penempatan selok layang pada empat sudut merupakan symbol empat pintu hakiki, yaitu pintu rizki, pintu hati, pintu budi, dan pintu Ilahi. Sedangkan sayap layang sebagai symbol kebebasan, namun dengan mengetahui batasan serta tahu diri.
Ornamen Rumah Selaso Jatuh Kembar
J. Ukiran Rumah Selaso Jatuh Kembar1. Itik sekawan (itik pulang petang)
Corak ini menggambarkan barisan itik yang berjalan bersama-sama menuju ke kandang. Corak ini memiliki makna sebagai panutan bagi manuasia agar selalu hidup berdampingan, selaras, damai, kompak dan bersama-sama.
2. Pucuk Rebung
- Pucuk Rebung Bertunas yang bermakna hilangnya lapar dan dahaga sehingga permasalahan bisa selesai.
- Pucuk Rebung Sekuntum yang bermakna duduk bersama-sama untuk berdiskusi dan bermusyawarah untuk mencapai mufakat.
- Pucuk Rebung Kaluk Paku yang bermakna agar selalu bergotong royong dan saling membantu
- Pucuk Rebung Sirih Tunggal yang bermakna sebagai penghalang celaka dan sial
Pucuk Rebung
3. Lebah Bergantung (Ombak-ombak)Hiasan ini menggambarkan sarang lebah yang bergantungan di dahan pohon. Biasanya terdapat di bawah cucuran atap dan kadang kala di bawah anak tangga. Corak ini mempunyai makna jadilah orang yang dapat memberi manfaat untuk orang lain dengan yang kita miliki, seperti lebah yang memakan makanan yang bersih untuk kemudian menghasilkan madu yang bermanfaat bagi semua orang.
Lebah Bergantung
4. Semut BeriringCorak ini menggambarkan barisan semut yang berjalan beriringan. Corak ini memiliki makna agar manusia dapat mengikuti sifat semut yang rukun, tolong-menolong, rajin, dan teguh pendirian.
Semut Beriring
5. Awan LaratAwan larat menggambarkan rangkaian dari motif yang sama yang berjejer dan tersusun rapi serta berdampingan dan berhubungan satu dengan lainnya. Corak ini digunakan sebagai symbol agar selalu mudah mendapatkan rejeki.
Awan Larat
Masih banyak corak yang digunakan dalam rumah selaso jatuh kembar selain yang dipaparkan diatas. Ada corak geometri seperti lingkaran, wajik, kubus dan lainnya. Selain itu sebagai daerah yang kental dengan nuansa keagamaan, terdapat pula penggunaan corak kaligrafi yang berasal dari Al-Quran.Anda baru saja membaca artikel dengan judul Rumah Adat Provinsi Riau-Selaso Jatuh Kembar, Semoga bermanfaat, Terima Kasih.
Via [1] [2] [3] [4] [5] [7] [8] [9]
COMMENTS