Alat Musik Tradisional dari Provinsi Bali Bali merupakan salah satu daerah yang kaya akan nilai seni dan budayanya. Terdapat beragam k...
Alat Musik Tradisional dari Provinsi Bali
Bali merupakan salah satu daerah yang kaya akan nilai seni dan budayanya. Terdapat beragam kesenian dan kebudayaan Bali yang telah menjelma sebagai komuditi yang telah menjadi salah satu daya tarik dari parawisatawan dari dalam maupun luar negeri. Salah satunya adalah Alat Musik Tradisional Bali.
Alat musik tradisional bali memang tidak jauh berbeda dengan alat musik daerah lain yang ada di Indonesia pada umumnya. Hal yang menjadi pembeda dari alat musik daerah bali dengan alat musik daerah lainnya bisa kita lihat dari ciri khas dalam bentuk ornament, ukiran ataupun dalam cara memainkannya walupun dengan bunyi dan fungsi yang sama.
Berikut ini beberapa contoh alat musik tradisional Bali dengan berbagai keunikannya masing-masing:
Gamelan Bali adalah salah satu jenis alat musik gamelan tradisional yang khas dari Bali. Gamelan Bali ini memiliki beberapa perbedaan dengan alat musik gamelan pada umumnya, baik dalam bentuk maupun cara memainkannya. Gamelan Bali ini biasanya di tampilkan sebagai pengiring suatu pertunjukan kesenian di Bali, baik bersifat sakral maupun hiburan.
Menurut beberapa sumber sejarah, Gamelan Bali sudah ada sejak zaman dahulu di nusantara. Hal tersebut bisa dilihat dari Prasasti Bebetin, di mana prasasti ini menyebutkan bahwa gamelan sudah ada sejak tahun 896 masehi. Sekitar masa pemerintahan Raja Ugrasena di Bali. Namun pada masa itu gamelannya sedikit lebih sederhana daripada sekarang.
Gamelan Bali sangat sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Bali. Apabila dilihat dari fungsinya, Gamelan Bali sering digunakan untuk mengiringi upacara keagamaan dan hiburan. Dalam hal keagamaan, Gamelan Bali sering ditampilkan untuk mengiringi berjalannya upacara keagamaan atau mengiringi tarian tradisional yang bersifat sakral. Sedangkan dalam hal hiburan, Gamelan Bali sering ditampilkan sebagai pertunjukan musik maupun pengiring berbagai kesenian yang bersifat hiburan yang ada di Bali.
Alat musik Gamelan Bali dikelompokan menjadi tiga:
- Gamelan tua (misal gambang, saron, selonding kayu, gong besi, gong luwang, selonding besi, angklung kelentang dan gender wayang).
- Gamelan madya (contohnya pengambuhan, semarpagulingan, pelegongan, bebarongan, joged pingitan, gong gangsa jongkok, babonangan, dan ringdik gandrung).
- Gamelan baru (seperti pengarjaan, gong kebyar, pejangeran, angklung bilah 7, joged bung-bung, dan gong suling).
2. Rindik
Rindik adalah alat musik tradisional masyarakat Bali yang terbuat dari potongan-potongan bambu. Bambu yang digunakan untuk membuat Rindik ini biasanya merupakan bambu pilihan, sehingga tidak mudah pecah dan menghasilkan suara yang baik.
Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat tabuh secara bergantian sehingga menghasilkan suara yang merdu. Jumlah potongan bambu pada alat musik Rindik biasanya terdiri dari 11 buah sampai 13 buah. Setiap buah bambu memiliki ukuran yang berbeda dan nada yang berbeda pula. Semakin besar ukuran bambu maka semakin bernada rendah, sebaliknya semakin kecil bambu tersebut maka semakin tinggi nada yang dihasilkan. Bambu tersebut ditata diatas tempat (pelawah) dimulai dari nada paling rendah di sudut kiri hingga nada paling tinggi di sudut paling kanan.
Alat musik ini biasa dimainkan oleh 2-5 orang pemain, di mana 2 orang menabuh Rindik dan sisanya untuk seruling dan gong pulu. Terdapat lima nada dasar yang dimiliki oleh Rindik. Pada awalnya rindik hanya dibuat sebagai alat untuk menghibur para petani di sawah. Rindik juga biasa digunakan sebagai musik pengiring hiburan rakyat ' Joged Bumbung '. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kini Rindik sudah lebih fleksibel dalam pemakaiannya. Beberapa diantaranya adalah sebagai pelengkap untuk acara pernikahan/resepsi serta dapat pula untuk menyambut tamu.
Menurut lemabaga survei Tebakanime Indonesia, musik Rindik telah digunakan menjadi soundtrak pada anime Akira, Akame Ga Kill, Quens Blade.
3. Gerantang
Gerantang merupakan alat musik tradisional dari Bali, terdiri atas beberapa bilah bambu yang dideretkan mendatar dan dimainkan dengan 2 buah alat pemukul mirip dengan Gambang (alat musik khas Suku Jawa) .Gerantang dipakai dalam kegiatan gamelan kelentang atau angklung. Di Jawa Barat alat musik sejenis gerantang ini disebut calung.
Panjang bambu untuk membuat gerantang sekitar satu sampai tiga ruas (kira-kira 45 cm hingga 95 cm). Terdapat lubang di sekitar seperempat bagian bambu untuk menghasilkan suara. Panjang bungbung gerantang berkisar antara satu ruas sampai dengan tiga ruas, atau antara 45 cm sampai 95 cm dari nada tertinggi hingga terendah.
Pada dasarnya, Gerantang dan Rindik hanya memiliki sedikit perbedaan. Rindik memiliki deretan setengah bambu yang terletak diatas bilah-bilah bambu utuh sehingga suaranya lebih bergema, atau dengan kata lain Rindik merupakan inovasi baru dari Gerantang. Untuk proses pembuatan Rindik tidak jauh berbeda dengan Gerantang, yang paling membedakan adalah bahan bambu yang diletakan diatas bambu utuh adalah bambu khusus. Bambu khusus tersebut hanya bisa didapatkan dipinggir danau Batur atau dapat disebut juga bambu petung jempit.
Instrumen gerantang sering digunakan dalam pentas seni Cupak Gerantang. Sebuah kesenian yang menceritakan dua tokoh kakak beradik bernama Cupak dan Gerantang. Cupak mencerminkan sifat buruk manusia, sedangkan Gerantang sebaliknya.
4.Ceng-Ceng
Alat musik ceng-ceng merupakan elemen penting dalam perangkat gamelan Bali. Ceng-ceng terbuat dari bahan dasar logam (umumnya tembaga) mirip seperti simbal dan dihias menggunakan benang berumbai-rumbai. Ceng-ceng teridi atas 6 buah logam bundar di bagian bawah dan 2 buah logam bundar di bagian atas. Tali pada bagian atas ceng-ceng berfungsi sebagai alat pegangan.
Ceng-ceng dimainkan dengan cara dipukulkan satu sama lain pada bagian lingkaran tembaganya. Pukulan tersebut akan menghasilkan suara “ceng-ceng-ceng” sesuai namanya. Semakin keras pukulan, semakin keras suara yang dihasilkan. Ceng-ceng biasa digunakan pada barungan gamelan, gong gede, semar pegulingan, barongan, gong gebyar, pelegongan, dan lain-lain. Bukan tanpa alasan kenapa ceng-ceng digunakan untuk mengiringi berbagai jenis musik di pulau dewata. Instrumen tradisional satu ini mampu menimbulkan efek suara dinamis. Sehingga, mampu menambah kemeriahan musik yang dipentaskan.
Di daerah Bali sendiri jenis alat musik ceng ceng merupakan jenis alat musik tradisional yang sangat terkenal. Alat musik ini merupakan inti terpenting dalam seperangkat jenis alat musik gamelan Bali. Alat musik ceng ceng juga sering dimainkan bersama dengan jenis alat musik gong gede, semar pengulingan, barungan gamelan gong kebyar dan juga bisa dengan barongan.
5. Pereret
Pereret adalah alat musik kuno sejenis trompet yang terbuat dari bahan kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi trompet. Pengasih - asih adalah guna - guna ( pelet ) sedangkan jodoh adalah pasangan yang layak sebagai suami atau istri.
Di Bali jaman dahulu dikenal dengan istilah Pereret pengasih asih. Hal ini disebabkan karena biasanya alat ini sering dipakai oleh perjaka untuk mengguna-gunai seorang gadis yang dicintai nya, lalu memainkannya pada malam hari diatas pohon yang tinggi, sehingga suaranya bisa didengar sayup-sayup merdu dari jarak kurang lebih satu kilometer. Sebelum dipakai, alat tersebut terlebih dahulu diisi dengan kekuatan gaib oleh Jero Balian (Dukun) dengan cara memberi sesajen sakral yang dipersembahkan kepada Sanghyang Pasupati.
Alat musik ini banyak dibuat di daerah Jembrana, Bali. Biasanya alat musik ini digunakan untuk mengiringi kesenian Sewo Gati. Cara menggunakan Pereret ini adalah dengan meniup alat tersebut sehingga keluar suara yang sangat merdu dan menawan hati. Pereret sering digunakan oleh masyarakat setempat dalam pentas seni budaya bernama Sewo Gati. Kesenian ini mirip dengan kesenian Arja, perbedaanya terdapat pada posisi penarinya yang hanya duduk. Masyarakat Bali masih memercayai nilai mistis pada pereret yang konon bisa digunakan untuk memikat hati wanita.
6.Genggong
Genggong adalah salah satu instrumen musik getar yang mampu menghasilkan suara unik. Suara yang dihasilkan seperti suara seruling namun lebih nyaring jika didengarkan secara langsung. Bunyinya terdengar seperti suara katak di sawah. Genggong biasanya dimainkan dalam intro atau pengiring dalam sebuah pentas seni musik khas pulau dewata.
Alat musik genggong dimainkan dengan cara menarik-narik tali benang tersebut ke sebelah kanan (agak ke depan). Rongga mulut hanya berfungsi sebagai resonator (tidak untuk meniup). Besar kecilnya pembukaan rongga mulut disesuaikan dengan tinggi rendahnya nada.
Alat musik genggong terbuat dari pelepah pohon enau atau pugoug (dalam sebutan masyarakat setempat). Kayu yang digunakan haruslah cukup tua atau mengering di bagian batangnya sendiri. Kulit luarnya diiris berbentuk persegi panjang dengan ukuran sekitar 2 cm dan lebar 20 cm. Bagian dalamnya yang lunak dibersihkan hingga tersisa bagian luar yang keras dan tebalnya sekitar 1/4 cm.
Palayah (bagian instrumen yang akan bergetar) terletak di tengah-tengah irisan dan berjarak 2 cm dari batas ujung, lebar palayah sekitar 1/2 cm. Ujung palayah biasanya diiris cukup tipis supaya getarannya maksimal. Tebalnya sekitar 10 mm. Pada ujung kanan irisan penampang dibuat sebuah lubang tempat tali benang berukuran kira-kira 5 cm.
7.Gong
Gong digunakan di Bali untuk waktu yang cukup lama dengan relevansi historis yang berasal dari abad ke-13 dan 14. Penggambaran gong di kuil-kuil Kerajaan Hindu Majapahit menunjukkan relevansi historis mereka dalam musik Bali. Alat Musik Gong di gunakan masyarakat Bali sebagai alat musik yang berhubungan dengan ritual keagamaan.
Secara umum Gong merupakan alat musik yang terbuat dari leburan logam (perunggu dengan tembaga) dengan permukaan yang bundar (dengan atau tanpa Pencu). Gong dapat di gantung pada bingkai atau diletakkan berjajar pada rak, atau bisa ditempatkan pada permukaan yang lunak seperti tikar. Selain itu ada juga gong genggam yang dimainkan sambil berjalan ataupun menari. Gong yang memiliki suara rendah, ditabuh dengan pemukul kayu yang ujungnya di balut dengan karet, katun, atau benang.
8.Seruling
Suling merupakan alat musik tiup tradisional yang umumnya terbuat dari bambu. Secara fisik, suling yang terbuat terbuat dari bambu memiliki 6-7 lobang nada.Suling digunakan sebagai salah satu instrumen dalam barungan gamelan Bali. Suling memiliki berbagai bentuk ukuran dari yang panjang, menengah dan pendek. Dilihat dari ukurannya tersebut, suling dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu: Suling Pegambuhan, Suling Pegongan, Suling Pearjan, Suling Pejangeran dan Suling Pejogedan .
Dari pengelompokan tersebut masing-masing mempunyai fungsi, baik sebagai instrumen pokok maupun sebagai pelengkap. Penggunaan suling sebagai instrumen pokok biasanya terdapat pada jenis barungan gamelan Gambuh, Pe-Arjan, Pejangeran dan Gong Suling. Pada beberapa barungan gamelan termasuk gamelan gong kebyar suling berfungsi sebagai instrumen ”pemanis” lagu dan memperpanjang suara gamelan, sehingga kedengarannya tidak terputus. Dalam fungsinya itu, suling hanya menjadi instrumen pelengkap dalam arti bisa dipergunakan ataupun tidak sama sekali.
Anda baru saja membaca artikel dengan judul Alat Musik Tradisional Provinsi Bali, Semoga bermanfaat. Terima Kasih.
COMMENTS