Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara S ulawesi Tenggara adalah salah satu dari enam provinsi di Pulau Sulawesi. Wilayah provinsi ini ...
Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara
- Batas utara : Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah
- Batas selatan : Laut Flores
- Batas timur : Laut Banda
- Batas barat : Teluk Bone
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki wilayah daratan kurang lebih seluas 38.067.70 km², dan wilayah perairan sekitar 110.000 km². Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari delapan Kabupaten dan dua kota, yaitu Kab. Kolaka, Kab. Konawe, Kab. Muna, Kab. Buton, Kab. Konawe Selatan, Kab. Bombana, Kab. Wakatobi, Kab. Kolaka Utara, Kota Kendari, dan Kota Bau-Bau.
1. Rumah Adat Sulawesi Utara
Seperti rumah adat lainnya, rumah adat Sulawesi Utara ini dibagi juga ke dalam beberapa bagian utama antara lain:
- Bagian depan yang dikenal juga dengan istilah lesar. Bagian ini tidak dilengkapi dengan didnding sehingga mirip dengan beranda. Lesar ini biasanya digunakan sebagai tempat para tetau adat juga kepala suku yang hendak memberikan maklumat kepada rakyat.
- Bagian selanjutnya adalah Sekey atau serambi bagian depan. Berbeda dengan Lesar, si Sekey ini dilengkapi dengan dinding dan letaknya persis setelah pintu masuk. Ruangan ini sendiri difungsikan sebagai tempat untuk menerima tetamu serta ruang untuk menyelenggarakan upacara adat dan jejamuan untuk undangan.
- Bagian selanjutnya disebut dengan nama Pores. Ia merupakan tempat untuk menerima tamu yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan pemilik rumah. Terkadang ruangan ini juga digunakan sebagai tempat untuk menjamu tamu wanita dan juga tempat anggota keluarga melakukan aktifitas sehari-harinya. Pores ini umumnya bersambung langsung dengan dapur, tempat tidur dan juga makan.
2. Pakaian Adat Sulawesi Utara
1. Pakaian Adat Muna
Kaum wanita suku Muna mengenakan busana yang terdiri atas bhadu, bheta, dan kain ikat pinggang yang disebut simpulan kagogo. Wanita Muna memakai baju berlengan pendek yang disebut kuto kutango untuk pakaian sehari-hari.
3. Tarian Daerah Sulawesi Tenggara
Tari Balumpa - Sulawesi Tenggara
- Tari Balumpa, merupakan tari selamat datang dalam menyambut tamu agung. Tari rakyat ini berasal dari Buton.
- Tari Dinggu, melambangkan sifat kegotongroyongan dalam kerja bersama sewaktu menumbuk padi. Sentuhan alu pada lumbung merupakan irama tersendiri yang menyentuh hati.
- Tari Molulo, adalah tarian yang indah danriang dari pergaulan muda mudi Sulawesi Tenggara.
- Tari Motasu (berladang), Tari Motasu diangkat dari tradisi masyarakat Tolaki di Kabupaten Kolaka dan Kendari. Keseluruhannya menggambarkan ungkapan permohonan kepada tuhan agar dalam berladang dapat perlindungan dan kelak dikaruniai hasil yang melimpah.
4. Senjata Tradisional Sulawesi Tenggara
Beberapa senjata yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagian besar digunakan oleh masyarakat Sulawesi Tenggara untuk bercocok tanam atau peralatan rumah tangga sehari-hari. Sebagian lagi digunakan sebagai benda sejarah, aksesoris maupun hiasan.
1. Senjata Tradisional Sulawesi Tenggara - Keris Pusaka Emas Aru Palaka
2. Senjata Tradisional Sulawesi Tenggara - Keris & Tombak Meantu'u Tiworo Liya
Meantu'u Tiworo adalah salah satu pembesar dimasa pemerintahan Raja Liya atau Lakina Liya berkuasa yang bertugas mengamankan dan mengatur semua hasil tanaman rakyat atau tanaman sara yang berada diwilayah pesisir pantai.
Salah satu buyut keturunan Meantu'u Tiworo bernama Haji Muhammadi yang tinggal di Desa Wote'a dalam lingkungan benteng Keraton Liya menuturkan bahwa salah satu kesaktian dari Meantu,u Tiworo ini adalah berada pada keris dan tombaknya yaitu bila ada sanggila atau bajak laut menghampiri pantai Liya atau berada pada perairan pantai Liya maka tombak tersebut ditancapkan pada laut maka dengan kekuasaan Allah SWT semua orang-orang jahat atau sanggila yang berada pada kapal atau perahu yang berada perairan ditengah laut liya atau menghampiri pantai Liya akan meninggal dunia sehingga ketika dikunjungi kapal atau perahu tersebut tinggal mayat-mayat yang ditemukan bergelimpangan.
3. Senjata Tradisional Sulawesi Tenggara - Parang Taawu
Parang Taawu sendiri dahulu merupakan pusaka bertuah masyarakat suku Mekongga yang mendiami wilayah kabupaten Kolaka. Pade Taawu atau Parang Taawu pada zaman dahulu dipergunakan oleh raja-raja atau Tamalaki (Panglima Perang) pada waktu peperangan. Akan tetapi pada masa kini, parang taawu biasa gunakan sebagai alat bantu untuk mata pencaharian petani, seperti merentes kebun yang sudah banyak ditumbuhi rumput alang-alang atau juga memotong kayu-kayu.
Yang memprihatinkan atas keberadaan parang taawu ini yaitu sudah sangat jarang ditemukan di daerah Kolaka. Parang taawu sudah banyak digantikan oleh parang-parang dari daerah luar Kolaka.
6. Bahasa Daerah :
Provinsi Sulawesi Tenggara yang dihuni beberapa suku bangsa memiliki sejumlah bahasa daerah yang berbeda. Bahasa daerah yang dimaksud adalah sebagai berikut.
- Bahasa Tolaki meliputi dialek Mekongga, Wawonii, Kulisusu, Konawe, Mororene, dan Kabaena.
- Bahasa Muna (Wuna) meliputi dialek Mawasangka, Tiworo, Siompu, Kotabengke, dan Kadatua, dan Gu.
- Bahasa Pancana meliputi dialek Kamaru, Lasalimu, Kapontori, dan Kaisabu.
- Bahasa Wolio (Buton) meliputi dialek Pesisir, Keraton, Tolandona, Bungi, dan Talaga.
- Bahasa Cia-Cia meliputi dialek Batauga, Wabula, Sampolawa, Takimpo, Kondawa, Laporo, Halimambo, Wali dan Batu Atas.
- Bahasa Suai meliputi dialek Kaledupa, Tomia, Wanci dan Binongko.
7. Lagu Daerah :
- Peia Tawa-Tawa ,
- Tana Wolio ,
- Wulele Sanggula ,
- Symponi Bahteramas,
- Muna O Raha/Tampo
- Ulele sanggula
Anda baru saja membaca artikel dengan judul Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, Semoga bermanfaat. Terima Kasih.
COMMENTS