$type=ticker$cols=4

Tari Bines- Sejarah, Makna, Fungsi, Gerakan, Busana, Pertunjukan dan Keunikannya

Tari Bines- Sejarah, Makna, Fungsi, Gerakan, Busana, Pertunjukan dan Keunikannya Tari Bines T ari Bines merupakan tarian tradisional yang be...

Tari Bines- Sejarah, Makna, Fungsi, Gerakan, Busana, Pertunjukan dan Keunikannya

Tari Bines

Tari Bines merupakan tarian tradisional yang berasal dari kabupaten Gayo Lues, Aceh Tenggara. Tarian ini muncul dan berkembang di Aceh Tengah namun kemudian dibawa ke Aceh Timur. Menurut sejarah tarian ini diperkenalkan oleh seorang ulama bernama Syech Saman dalam rangka berdakwah. Tari ini ditarikan oleh para wanita dengan cara duduk berjajar sambil menyanyikan syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan. Para penari melakukan gerakan dengan perlahan kemudian berangsur-angsur menjadi cepat dan akhirnya berhenti seketika secara serentak.

Kemunculan Bines ini sendiri  diawali dengan munculnya tari Saman yang hanya boleh dilakoni oleh kaum pria, sehingga muncul tari Bines yang hanya dilakukan oleh kaum hawa.

Tari Bines ini  sendiri sering ditampilkan pada acara adat seperti acara Bejamu Saman, acara hiburan pada Sinte Murip (acara pernikahan maupun sunat rasul) dan acara menyambut tamu yang dihormati pada suatu kegiatan.

Gambar : Para penari Bines di Gayo Lues Sumber:  https://id.wikipedia.org/

Tari Bines, tumbuh dan berkembang dipedesaan, di bekas-bekas kerajaan Linge dahulu seperti Desa Linge, Jamat, Sarnar Kilang, Pante Nangka, dan lain-lain. Di kawasan pinggiran Kota Takengon, seputar Bukit Barisan, yang susah ditempuh dengan kenderaan roda empat, kesenian ini menjadi hiburan utama dalam upacara yang berlaku dalam lingkungan-lingkungan masyarakat pedalaman karena pengaruh modernisasi sukar menjangkaunya. 

Pada upacara-upacara perkawinan atau menyambut kedatangan tamu yang kebetulan mengunjungi daerah tersebut, kesenian tradisional ini selalu ditampilkan guna menghibur pihak yang datang sebagai suatu kebanggaan bagi masyarakat setempat. Perkembangan kesenian ini terbatas dalam ruang lingkup dimana masyarakat setempat berdominasi serta memerlukan hiburan atau karena kebutuhan suatu acara yang tiba-tiba atau undangan dari tetangga terdekat bersebelahan, yang ditempuh dengan berjalan kaki. Akibat dari keadaan inilah kehidupan kesenian Bines, berorientasi menurut ruang lingkup yang ada, sukar beradaptasi dengan kemajuan luas.

Tersisih dari perkembangan informasi atau teknologi yang berkembang, menjadikan kesenian ini terpaku pada standarisasi yang baku, menjadikan Bines tetap dalam kelahiran semula (asal) tak berubah. Kalau kita menyaksikan Bines di suatu desa yang lain, maka tergambar kemiripan-kemiripan yang sama, baik dalam tatanan gerak, lagu, puisi dan penampilan. Hal ini merupakan pertanda Bines adalah sebuah kesenian tradisional khas, murni, tanpa terpengaruh unsur-unsur luar.

Sejarah Tari Bines

1. Cerita Rakyat “Ni Malelang Ode”

Alkisah ada seorang ibu yang mempunyai putri yang sangat disayangi, bernama Ni Malelang Ode. Namun karena telah berbuat zina dengan seorang pemuda di desanya, masyarakat yang merasa malu dengan aib tersebut, memutuskan untuk menghukum mati gadis tersebut. Sang Ibu sangat sedih hatinya dengan keputusan tersebut.

Sebelum dimakamkan, sang ibu menangis meratapi jenasah anaknya sambil meratap memilukan hati bagi siapapun yang mendengarnya. Berkali-kali tangannya menggoyangkan jenasah itu seolah – olah ingin membangunkannya dan sesekali menghentakkan kakinya. Keadaan itu menimbulkan simpati para tetangganya dan mereka berkumpul di dekat jenasah seraya menghibur hati sang ibu. Dari adegan tersebut, dalam tari Bines terdapat syair yang berisi ratapan yang bernuansa sedih serta gerak menghentakkan kaki yang diadopsi dari kejadian itu.

2. Cerita rakyat “Ibu yang kehilangan putra satu-satunya”

Versi asal mula tari Bines lainnya, adalah kisah tentang seorang ibu yang mempunyai 7 anak, 6 perempuan dan 1 laki-laki. Mereka bertujuh saudara sangat akrab dan saling menyayangi. Pada suatu hari putra semata wayang itu meninggal dunia. Begitu cintanya kepada saudara laki-lakinya itu, 6 gadis itu setiap malam secara bersama-sama mengelilingi jenasah sambil menangis meratapi kematiannya. Ratapan mereka terdengar indah meskipun memilukan. Formasi duduk mereka ketika meratap, menjadi formasi dasar tari Bines, yaitu dua di atas kepala, 2 di samping kanan dan 2 di samping kiri.

Situasi itu terlihat oleh seorang ulama penyebar agama Islam di daerah itu, yakni Syekh Abdul Karim. Dengan penuh kearifan dan kelembutan beliau mengingatkan bahwa meratapi orang yang sudah meninggal itu bertentangan dengan ajaran Islam, dan sebaiknya syair ratapan itu akan lebih baik jika diperdengarkan bagi yang hidup. Maka sejak saat itu dalam tari Bines terdapat syair ratapan, dan gerak menelungkup. Namun dalam perkembangannya syair ratapan tersebut mulai ditinggalkan.

3. Cerita Rakyat Tentang ” Gajah Putih ”

Cerita rakyat ketiga yang beredar di tengah masyarakat Gayo sebagai cikal bakal adanya Tari Bines, adalah tentang kisah Gajah Putih.

Alkisah pada suatu hari di alun-alun kerajaan yang diperintah oleh Raja Lingge terlihat ada seekor gajah putih mengamuk mengobrak-abrik bangunan disekitarnya. Tidak ada seorangpun yang mampu menundukkannya. Maka salah seorang putra Raja Lingge yang bernama Sengeda memberanikan diri mohon kepada ayahandanya agar diijinkan menaklukkan amukan gajah itu. Atas ijin sang raja, mulailah dijalankan siasatnya. Sebenarnya Sengeda sudah tahu bahwa Gajah Putih itu adalah jelmaaan Bener Meriah kakak kandungnya yang sudah lama diasingkan karena fitnah teman-temannya.

Semua orang yang semula mengeroyok gajah putih tersebut diminta untuk mundur dan menghentikan serangannya. Sebagai gantinya dibunyikanlah alat-alat musik seperti rebana, canang, dan gong. Sedangkan para ibu membunyikan musik lesung secara serentak. Demi mendengar bunyi tetabuhan itu sang gajah yang semula bersikap garang berangsur-angsur tenang. Selanjutnya Sengeda memerintahkan tiga puluh pemuda membentuk formasi setengah lingkaran mengelilingi gajah sembari bertepuk tangan dengan irama yang beraturan dan melantunkan puji-pujian atas sifat baik Bener Meriah. Dengan gerak perlahan, Sengeda menari dihadapan gajah, sehingga merangsang gajah ikut bergerak maju mundur berirama. Menurut cerita tutur, gerak itulah yang melahirkan tari Bines.

Satu hal yang menarik dari tari ini adalah namanya. Sejauh ini tidak ada yang dapat mengartikan istilah “Bines”. Istilah tersebut sudah digunakan sejak zaman nenek moyang terdahulu dan tidak ada penjelasan terkait pemberian nama itu. Dalam percakapan sehari-hari di daerah Gayo Aceh pun tidak ditemukan kosa kata seperti itu. Penjelasan ini adalah apa yang seperti diungkapkan Syai, Ahmad dan Hermaliza, dkk (2012:41).

Fungsi dan Makna Tari Bines

Tari Bines secara garis besar mempunyai fungsi, sebagai berikut:

1. Sebagai Sarana Komunikasi

Setiap tari Bines selalu dilantunkan syair yang mengandung pesan yang dikomunikasikan kepada penontonnya.Syair tersebut biasanya berisi ajaran moral, perilaku manusia yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ajaran agama, dan juga ajakan untuk senantiasa hidup rukun dan damai.

2. Sarana Hiburan

Disamping pesan moral, tari Bines juga menampilkan bagian yang bersifat menghibur, bahkan memungkinkan untuk mengajak penonton perempuan untuk ikut bergabung.Bersifat spontanitas dan bebas karena geraknnya mudah diikuti.

3. Sarana Publikasi

Biasanya tari Bines juga menyajikan syair yang menyatakan bahwa tarian ini berasal dari daerah Gayo Lues.Dengan demikian penonton memperoleh informasi tentang dari daerah asal tari Bines ini.

4. Sarana Mediasi

Bahwa perselisihan antar kampung yang terjadi, tidak jarang bisa diredam dengan pementasan bersama tari Binnes ini dengan syair yang menyejukkan kedua belah pihak yang sedang bersengketa. Adanya kesadaran bahwa tari ini merupakan milik sesama orang Gayo Lues yang harus dijaga kelestariannnya, maka sangat dimungkinkan berfungsi juga sebagai perekat.

Pertunjukan Tari Bines

Sejak dulu hingga sekarang, tari ini sering ditarikan oleh perempuan dan diawali dengan lantunan syair yang dinyanyikan beralun dan dinyanyikan lebih dahulu oleh seorang dari penari yang terdepan. Syair awal pada setiap unit gerakan tersebut disebut reudet dan kemudian dinyanyikan oleh penari lainnya secara serempak atau disebut saur dalam gerakan berdiri, berlingkar, berbaris hingga bersaf. Umumnya tarian ini ditampilkan oleh satu grup tari berjumlah 12 orang perempuan namun dapat pula ditampilkan oleh hingga 40 orang dengan durasi penampilan kurang lebih 30 menit.

Kunci Gerak Tari Bines adalah, surang saring yang berarti selang seling, rempak  adalah gerakan satu arah dan sama, alih adalah gerakan perubahan (alih tangan) dari bertepuk ke gerakan tangan yang lain seperti gerakan mengayun tangan dan langkah, gerakan yang menunjukkan langkah kaki yang selalu dilakukan sambil membentuk pola lantai U dan pola lantai baris berbanjar. Tari Bines selalu diawali dengan syair Birsemillah…. diikuti dengan gerak pola lantai Letter U dan diakhiri dengan ucapan Eeee….Uuuuu…., merupakan gambaran kesenangan gadis-gadis Gayo setelah melakukan satu tarian Bines.

Gambar: Gerakan Salam pada pola Letter U, Sumber: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

Tari Bines merupakan tradisi berkesenian para perempuan Gayo Lues yang memang tidak diperbolehkan menari Saman yang keras dan dinamis. sebagai gantinya diciptakan tari yang cocok dengan jiwa dan karakter perempuan yang lebih lembut dan anggun. Beberapa unsur yang melekat pada tari Bines dan tidak bisa dipisahkan, yaitu penari, gerak tari, syair, penangkat, dan busana tari.  Adapun ragam gerak yang biasa ditampilkan secara garis besar dapat disebutkan di sini, antara lain: 

  1. Surang saring: dimaksudkan bahwa dari awal hingga akhir tarian ini dibawakan secara serempak dengan ragam gerak yang tidak berbeda antara penari satu dengan yang lain;
  2. Alih: gerak tangan yang berubah dari tepuk tangan ke gerak tangan yang lain;
  3. Langkah: gerak langkah untuk membentuk pola lantai huruf U dan berbanjar;
  4. Tepok: bertepuk tangan ;
  5. Kertek: gerakan petik jari.

Penari-penari ini beriringan,segerak serta seirama, bagai dua sungai kecil atau bukit barisan yang memiliki puncak dan lembah. Gerak Tari Bines ini biasanya berkisar antara tepuk serentak dalam satu warna, ke kanan, ke kiri atau ke depan. Tari Bines ini merupakan tarian yang ditarikan tanpa menggunakan istrumen musik melainkan dengan menggunakan nyanyian dari hati yang berisikan syair-syair dan nasihat-nasihat yang berguna. 

Adapun Tari Bines ini pementasannya dapat dilakukan dipanggung maupun dilapangan terbuka, sesuai dimana tarian ini diadakan. Pada motif gerak dalam Tari Bines ini adalah bermacam-macam Tari Bines ini dilakukan dengan gerakan bergoyang pinggul sambil menepuk-nepuk tangan dengan badan agak sedikit membungkuk, dan ada juga yang mengayunkan kedua tangan sambil memetik–metik jari. Gerakan ini dilakukan dengan cara melingkar sambil bersyair, begitulah gerakan-gerakan Tari Bines.

Tari Bines ini  sendiri sering ditampilkan pada acara adat seperti acara Bejamu Saman, acara hiburan pada Sinte Murip (acara pernikahan maupun sunat rasul) dan acara menyambut tamu yang dihormati pada suatu kegiatan.

Walaupun eksistensi Tari Bines tidak sepesat Tari Saman, namun Tari Bines masih sering dilakukan sehingga dalam perkembangannya, Tarian Bines selalu ditampilkan sebagai pelengkap pada acara Bejamu Saman, terutama pada acara Bejamu Saman roa lo roa ingi, akan tetapi jika acara Bejamu Saman sara ingi, tuan rumah jarang menampilkan Tarian Bines tersebut.

Dalam menarikan Tari Bines yang mempunyai gerakan surang saring, rempak dan alih yang diaplikasikan dengan gerakan tepukan tangan atau tepok, kertek dan ayunan tangan tersebut tidak terlepas dari proses Najuk. Najuk adalah memberikan uang kertas yang dijepit dengan menggunakan lidi yang diselipkan di Sempol  (Sanggul-red) pada penari bines sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi penonton kepada si penari bines yang besarannya tidak ditentukan. Berapa saja, tergantung keikhlasan masing-masing penonton. Alhasil, setumpuk uang yang dikumpulkan tersebut nantinya akan diberikan kepada penari dengan cara pembagian yang sama rata.

Pada acara Bejamu Saman, apresiasi atau pemberian uang tersebut tidak hanya terjadi pada saat proses Najuk, namun pada saat seberu melakukan proses Mah Batil yang biasanya dilakukan oleh dua orang seberu dengan membawa Batil dan perlengkapan Mangas (menyirih-red) kepada para tamu undangan.

Biasanya seberu yang dipilih untuk menghadapi para tamu undangan Bejamu Saman ini adalah seberu (gadis-red) yang ramah tamah, murah senyum, sopan dan pandai bicara (si bijak ken perawah), mempunyai sifat yang tertuang dalam petuah “Ike becerak ko enti sergak, buh lagu santan mulimak i bibir e tikel berbunge i delahe”.

Seberu tersebut akan membuat bahan-bahan untuk menyirih jika diminta oleh dengan-dengan  mereka (dengan adalah sebutan atau panggilan untuk saudara laki-laki kepada saudara perempuannya begitu juga sebaliknya) dan biasanya tamu undangan tersebut akan menyelipkan uang di dalam tempat bahan menyirih tersebut (Batil-red),

Najuk sendiri biasanya tidak hanya ditunggu oleh para penari tetapi para penonton yang lain juga, acara Najuk biasa ditunggu-tunggu masyarakat karena menjadi suatu hal yang menarik untuk dilihat.

Beberapa alasan tamu undangan melakukan najuk untuk Tari Bines pada acara Bejamu Saman tersebut biasanya karena:

  1. Sebagai kegiatan yang menjembatani proses pendekatan seorang sebujang kepada seberu;
  2. Sebagai bentuk apresiasi/penghargaan dan tanda terimakasih dari tamu undangan terhadap si penari;
  3. Sebagai ajang menunjukkan status sosial dan gengsi dari tamu undangan terhadap tuan rumah acara Bejamu Saman;
  4. Sebagai bentuk pujian kepada penari bines yang menarikan Bines dengan keceriaan tanpa mempraktekkan gerakan-gerakan yang erotis, mempunyai nilai humoris, semangat dalam gerakan yang terpadu dengan tepukan tangan yang dapat dilihat dari pola penyajian pertunjukan tarian bines

Pemberian uang pada penari tersebut terkadang tidak terlepas dari Sonek yang dilantunkan oleh Penyanyi Tari Bines (Penangkat.red). Sonek adalah sejenis pantun yang dilantunkan oleh penangkat bines yang alunan lagunya mengikuti alunan lagu pada Redet Bines. Biasanya Sonek berisi pujian, sindiran, permintaan, ungkapan isi hati dan lain sebagainya. Sehingga pada jalannya proses menari Bines, Penangkat sering memberikan Sonek kepada tamu undangan, seolah tamu undangan dituntut kesadarannya  untuk memberi imbalan kepada si penari.

Beberapa contoh Sonek yang dilantunkan penangkat Bines pada acara Bejamu Saman yaitu:

Ulung gadung muputer balik,
Ulung Pertik Gelahe Naru,
Ike sunguh ate dengan macik
Cuge peh kedik nengon ku aku
Jeroh dih ines ibun ken bangsi
Alus ni kulit male ken rebbana
Ken Seberu gayo enti dengan sangsi
Lemut berperi nge ari pudaha

Dari contoh Sonek diatas dapat dilihat bahwa Sonek dalam Tari Bines pada acara Bejamu Saman biasanya lebih menekankan pada hal yang bersifat keceriaan, humoris,kegembiraan dan semangat yang dituangkan dalam bentuk sindiran, pujian maupun ungkapan isi hati sehingga tak ayal, pada saat Penangkat Bines melantunkan Sonek, para penonton akan bersorak dengan riuh dan tak lupa penonton akan berteriak eheee huuuu pada saat-saat tersebut untuk menanggapi Sonek tersebut.

Berbeda dengan Sonek pada Bines pementasan atau menyambut tamu penting, isi Sonek biasanya lebih halus yang disesuaikan dengan Tema kegiatan.

Dalam perkembangannya, di beberapa tempat, proses Najuk tidak dilakukan pada Tari Bines pementasan dan Tari Bines untuk penyambutan tamu yang dihormati pada suatu acara. Apresiasi atau imbalan tersebut  biasanya diletakkan di dalam kotak atau memberikan sejumlah uang yang sebelumnya telah dimasukkan kedalam amplop yang selanjutnya diserahkan kepada pelatih bines (Tamu undangan yang hendak memberikan imbalan tidak bersentuhan fisik dengan penari Bines). Namun proses Najuk pada Tari Bines dalam acara Bejamu Saman masih tetap dilakukan sampai saat ini.

Syair Tari Bines Masa Dulu

Prinsip syair dalam Tari Bines:

  1. Menggambarkan Islam,
  2. Menceritakan Makna kehidupan,
  3. Pesan moral,
  4. Lemah lembut
  5. Sopan santun. 

Contoh syair-syair pembukaan pada tari Bines :

Bissromilla rahhman rahhim
Abdul Karim mulen caritra
Shahdat karim syahdat Rasul
di dalam Moso mu lahir nyata
Tabi mi mulo ama urum ine
(Maaf terlebih dahulu kepada ayah dan ibu)
Kami bersilo male berlagu seni
(Kami sekarang akan berseni)
Tabi mi ku bumi si sentan kujejak
(Maaf juga ke bumi ketika ku injak)
sering ken tapak ama urum ine
(Sering menjadi alas ayah dan ibu)
ike ku arap kami tiro maaf
(Kalau kedepan kami minta maaf)
ike ku uduk kami tiro tabi.
(Kalau kebelakang kami juga minta maaf)

Lagu-lagu Bines

Kinimi Kite Bebines
(Kesini kita menari Bines)
I kipes kerawang Gayo
(Dikipas kerawang Gayo)
Musara kite rempak susun
(Bersatu kita susun sejajar)
Murum kite berseni
(Berkumpul kita berseni)
So si berdeso ku kalang tenerbang
(itu gemuruh elang yang terbang)
Ku langit luluh ku bumi lelang
(Ke langit luluh ke bumi tangguh)
Renggiep rancung gi nungeren sayang
(Renggiep runcing tidak mengatakan sayang)
Lelayang peh gi sayang ate e…
(Layang-layang pun tak menaruh sayang).

Pantun

Ilang ni kelele gi sangka masam
(Merahnya kelele tak ku sangka asam)
Ijo ni rempelam gi kusangka lungi
(Hijaunya rempelam tak ku sangka manis)
Si rancak-rancak enti mule emis
(Yang cantik-cantik jangan dulu terlelap)
Si manis-manis enti mule neme
(Yang manis-manis jangan dulu tidur)
Kemang peh payung gre kerna porak
(Payung dibuka bukan karna panas)
I tunung galak nume kerna gure
(Mengikuti keinginan bukan karna senang)
Manut mi lumut taring ko atu
(Hanyut lumut tinggallah batu)
Puren mudemu I Simpang Kuala
(Nanti bertemu di Simpang Kuala)

Lagu Penutup

Mun kapas mun kapas padang
(Awan kapas awan kapas Padang)
Jemur ku ranting kenak an kemang
(Dijemur ke ranting supaya kembang)
I kipesen peh I kipesen peh tah kite merbang
(Dikipas ayo dikipas, mari kita terbang)
Eheeee huuuu (sorakan khas kaum perempuan di Gayo Lues)

Lagu Tari Bines Masa Kini

Melalui TV gambarmu ku engon
(Melalui TV gambarmu ku lihat)
Melalui handphone kebermu ku penge
(Melalui handphone kabarmu ke dengar)
Berijinmi dengan
(Terima kasih banyak saudara (Laki-laki))
Ken kejang payahmu 2x
(Untuk kerja kerasmu) 2x
Gi sempat I aku
(Ku tak sempat)
Ken beles budie 2x
(Membalas budinya) 2x

Dengan male ulak urum bergembali
(Saudara (laki-laki) akan pulang dan kembali)
Enge taring kami si bersedih ate
(Tinggal lah kami yang bersedih hati)
Dengan male ulak urum bergembali
(Saudara (laki-laki) akan pulang dan kembali)
Enge taring kami si bersedih ate
(Tinggal lah kami yang bersedih hati)

Bag bag bung bag bag bung ketibun iwani berawang
(Bag bag bung bag bag bung mandi dalam sungai luas)
Jug jug jang jug jug jang laing dangdut karoke
(Jug jug jang jug jug jang suara dangdut karoeke)
Salam ku sire salam ku sera ini salamku
(Salam ku selalu salam ku selalu ini salam ku)
Denem si rindu denem si rindu ate mukale
(Rindu yang rindu, rindu yang rindu hatiku rindu)
Jarak dih engi urum abang

(Jauh sekali adik dan abang)
Mulingang rasa ni ateku
(Bergejolak rasa hatiku)
Sayang lagi sayang lagi sayang lagi
Lagi sayang lagi sayang sayang lagi
Sayang lagi sayang lagi sayang lagi
Lagi sayang lagi sayang sayang lagi

Busana Penari Bines

Ketika lahir Kerawang Gayo pada kisaran tahun 1904, para penarinya menari dengan menggunakan busana kerawang. Kemudian, saat syari’at Islam diterapkan secara umum di Aceh pada tahun 2003, penari Bines ditegaskan untuk memakai pakaian yang lebih sopan dan menutup aurat.

Busana tari Bines sejak dahulu sampai sekarang tidak banyak berubah karena terikat dengan pakem.Seperti halnya dengan tarian tradisi pada umumnya busana tari menjadi salah satu bagian yang sangat dipegang teguh agar terjaga “keasliannya”. Dari busana tari yang dikenakan oleh para penari menunjukkan ciri dan identitas daerah yang memudahkan penonton bisa dengan mudah dapat mengenalinya. Untuk itulah biasanya busana tari tradisi yang ada tetap dipertahankan. Adapun busana tari Bines terdiri atas:

  1. Baju Lukup bermotif tabur, atau disebut Baju Tabur;
  2. Kain Sarung;
  3. Kain Panjang atau Upuh Kerawang dengan dihias Renggiep di pinggirnya;
  4. Sanggul yang dihiasi daun kepies.Bisa juga diganti dengan daun bambu , daun pandan. Bahkan tidak jarang dengan hiasan kepala berwarna-warni;
  5. Hiasan leher berupa Belgong;
  6. Ikat Pinggang berupa Genit Rante yang dihiasi dengan Renggiep;
  7. Toping Gelang dan Sensim Metep.

Pakaian

Gambar : Busana Tarian Bines
Baju yang dipakai untuk tari Bines, orangtua dulu menyebutnya baju Lukup atau dikenal juga dengan baju Kerawang. Cara pemakaian kostumnya yaitu dengan memakai atasan baju kerawang Gayo yang berlengan pendek dan untuk bawahannya yaitu kain sarung. Untuk kain sarungnya ada beberapa macam model misalnya selungkit penuh, batubara, samarena dan upuh polos. Dan untuk kostum terakhir, yaitu selendang kerawang yang dipakai terurai  sepanjang paha, dan kedua ujungnya dibubuhi dengan renggiep yang terbuat dari perak. Namun, di beberapa daerah ada yang hanya mengunakan kain panjang (upuh jewe).

Setiap suku pasti sangat mengistimewakan pakaian adat mereka, begitu juga dengan Orang Gayo Lues sangat mengistimewakan pakaian kerawang, seseorang akan merasa gagah dan anggun saat memakai kain kerawang Gayo Lues. Namun, masa dahulu baju kerawang hanya dimiliki oleh sedikit orang saja. Hal ini disebabkan karena kurangnya alat menjahit dan kurangnya bahan kain kerawang di Gayo Lues sehingga baju kerawang menjadi hal yang masih langka dalam masyarakat Gayo Lues, biasanya kerawang hanya dimiliki oleh orang-orang yang perekonomian nya bagus.

Namun, jika kita tidak memiliki baju kerawang kita bisa meminjam baju kerawang dari orang lain saat kita sedang memerlukan baju kerawang. Kita bisa meminjammnya walaupun itu dari kampung tetangga, dan biasannya hanya sedikit orang saja yang tidak mengijinkan baju kerawangnya untuk dipinjam. Warna yang ada pada kerawang Gayo Lues ada tiga yaitu warna merah, kuning, dan hijau. Dan motif yang ada dalam kerawang Gayo Lues juga ada beberapa seperti, mata itik, bunge kipes, pucuk rebung, bunge lapan, tulen iken, leladu, rempelis, sede rino, puter tali, bunge kipes dan tampuk
manis.

Semua motif dan warna yang terdapat dalam baju kerawang memiliki dasar makna yang dalam dan menjadi pondasi dalam kelangsungan kehidupan bermasyarakat bagi orang Gayo Lues, baik itu pada pemerintahan dan kehidupan sehari-hari. Namun, sayangnya hanya sedikit orang saja pada hari ini yang mengetahui secara pasti makna dan arti dari masing-masingnya. Makna dari motif-motif kerawang akan diuraikan dibawah ini:
  • Motif Leladu : Lambang kebersamaan (duduk sama rendah dan tegak sama tinggi)
  • Motif Sesirung : Lambang saling membantu antara si miskin, saling asah, dan saling asuh;
  • Motif Puter Tali : Lambang persatuan dan kesatuan;
  • Motif Pucuk Rebung : Lambang keadilan dan dapat melindungi segenap lapisan masyarakat;
  • Motif Mata Itik : Lambing petunjuk utama tentang ilmu dunia dan akhirat serta lahir dan batin;
  • Motif Gegaping : Lambang ketaatan beragama dan setia mempertahankan adat istiadat dan budaya;
  • Motif Tulen Iken : Lambang kewajiban membela diri sewaktu perang, tetapi punya prinsip jangan mengganggu orang dan juga tidak mau diganggu;
  • Motif Rempelis : Lambang kejujuran, ketulusan hati, dan keikhlasan;
  • Motif Bunge Lapan : Lambang struktur pemerintahan Gayo 8 (delapan) kejujuran;
  • Motif Tampuk Manis : Lambang struktur pemerintahan yang lebih kecil (reje cik);
  • Motif Sede Rino : Bisa menerima budaya lain tanpa merusak budaya Gayo;
  • Motif Bunge Kipes : Lambang hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam

Aksesoris

Aksesoris yang dipakai oleh penari Bines masa dulu seperti, aksesoris yang diletakkan di kepala (sempol, jampuk, jernge, kepies, bunga merah dan daun pandan), di leher (belgong, kupang), di tangan (topong), di pinggang (genit rante).Bahan dasar aksesoris yang dipakai tari Bines masa dulu seperti jampuk, topong, dan genit rante merupakan berbahan dasar perak. Sama seperti halnya baju kerawang, aksesoris yang digunakan pada tari Bines juga hanya dimiliki oleh beberapa orang saja dalam setiap kampung. Hal ini karena bahannya masih langka dan juga terbilang mahal bagi sebagian masyarakat. 

DAFTAR PUSTAKA
  • Jurnal Sejarah dan Nilai tradisional (Balai PelestarianSejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh).
  • Artikel oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Gayo Lues
  • Anwar Daud, dkk. Kesenian Tradisional Aceh (Kodifikasi dan inventarisasi Pasca Tsunami). (Pusat Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Islam: Banda Aceh, 2006)
  • TARI BINES DALAM MASYARAKAT GAYO LUES SKRIPSI Disusun Oleh YUSNIARA NIM. 150501052 Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora Program Studi Sejarah Kebudayaan Islam

Sumber: [1] [2] [3] [4] [5]

Artikel ini telah tayang di https://dtechnoindo.blogspot.com/ dengan judul "Tari Bines- Sejarah, Makna, Fungsi, Gerakan, Busana, Pertunjukan dan Keunikannya" 

COMMENTS

BLOGGER
Nama

Administrasi Guru,73,Alat Musik Tradisional,34,Alur Tujuan Pembelajaran,5,Alur Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia,1,Alur Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris,1,Alur Tujuan Pembelajaran IPAS,1,Alur Tujuan Pembelajaran Matematika,1,Alur Tujuan Pembelajaran PJOK,1,Alur Tujuan Pembelajaran PKN,1,Alur Tujuan Pembelajaran Seni Musik,1,Alur Tujuan Pembelajaran Seni Rupa,1,Alur Tujuan Pembelajaran Seni Tari,1,Alur Tujuan Pembelajaran Seni Teater,1,Antivirus,2,Antivirus 2016,2,Antivirus Terbaik,2,App,2,App Android,1,App Review,1,ATP,6,ATP Agama Buddha,1,ATP Agama Hindu,1,ATP Agama Islam,1,ATP Agama Katolik,1,ATP Agama Konghucu,1,ATP Agama Kristen,1,ATP Bahasa Indonesia,1,ATP Bahasa Inggris,1,ATP IPAS,1,ATP Matematika,1,ATP PJOK,1,ATP PKN,1,ATP Seni Musik,1,ATP Seni Rupa,1,ATP Seni Tari,1,ATP Seni Teater,1,Bahasa Indonesia,1,Bahasa Inggris,2,Basis Data,4,Batik,2,Berita Rekomendasi,17,Blog,11,Blogspot,6,Brainware,1,Budaya Dunia,1,Budaya Indonesia,143,Burung,19,Cirebon,1,Danau,1,DBMS,3,Domain,4,Email,8,Facebook,1,Fauna Indonesia,19,Film Terbaru 2016,1,Flora dan Fauna Indonesia,11,Game,1,Game Terbaru,1,Geodesi,22,Geografi,26,Geologi,3,Globe,1,Gmail,3,Gunung,1,Hardware,17,HDD,1,Hewan Langka di Indonesia,19,Hiburan,1,Hosting,7,Ilmu Pengetahuan Sosial,19,Ilmu Ukur Tanah,4,Info West Movie,1,Internet,17,IP,2,IPAS,1,IPS,21,Istilah IT,25,IT,28,Jaringan Komputer,16,K13,1,Kelas 1 SD,25,Kelas 2 SD,10,Kelas 3 SD,5,Kelas 4 SD,19,Kelas 5 SD,4,Kelas 6 SD,3,Keyboard,3,Komponen Jaringan Komputer,7,Komputer,28,KTSP,13,Kuliner Nusantara,2,Kurikulum Merdeka,48,Kurikulum K13,11,Lagu Daerah,20,LCD,2,LED,2,Linkedin,1,Makanan Khas Indonesia,9,Malware,2,Mapel Agama Konghucu dan Budi Pekerti,1,Mapel Bahasa Indonesia,3,Mapel Bahasa Inggris,1,Mapel IPAS,1,Mapel Matematika,2,Mapel Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti,1,Mapel Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI),2,Mapel Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti PAK,1,Mapel Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti,1,Mapel PJOK,2,Mapel PPKn,2,Mapel Seni Musik,1,Mapel Seni Rupa,1,Mapel Seni Tari,1,Mapel Seni Teater,1,Matematika,1,Minuman Khas Indonesia,2,Modul,2,Modul Ajar,32,Modul Ajar Agama Hindu Kelas 1 SD,1,Modul Ajar Agama Konghucu dan Budi Pekerti,1,Modul Ajar Agama Konghucu Kelas 4 SD,1,Modul Ajar Bahasa Indonesia,3,Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 SD,1,Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 SD,1,Modul Ajar Bahasa Inggris,1,Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 1 SD,2,Modul Ajar IPAS Kelas 4 SD,1,Modul Ajar Kurikulum Merdeka,23,Modul Ajar Matematika,2,Modul Ajar Matematika Kelas 1 SD,1,Modul Ajar Matematika Kelas 4 SD,1,Modul Ajar PAI,2,Modul Ajar PAI Kelas 1 SD,1,Modul Ajar PAK,1,Modul Ajar PAK Kelas 1 SD,1,Modul Ajar Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti,2,Modul Ajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti,2,Modul Ajar Pendidikan Agama Kristen,1,Modul Ajar Pendidikan Agama Kristen Kelas 1 SD,1,Modul Ajar PJOK,2,Modul Ajar PJOK Kelas 1 SD,1,Modul Ajar PJOK Kelas 4 SD,1,Modul Ajar PPKn,1,Modul Ajar PPKn Kelas 1 SD,1,Modul Ajar PPKn Kelas 4 SD,1,Modul Ajar Seni Musik,2,Modul Ajar Seni Rupa,2,Modul Ajar Seni Rupa Kelas 1 SD,1,Modul Ajar Seni Tari,2,Modul Ajar Seni Tari Kelas 1 SD,1,Modul Ajar Seni Teater,1,Modul Ajar Seni Teater Kelas 1 SD,1,Mouse,2,New Info,18,Obyek Wisata,2,P3K,3,Pahlawan Nasional,1,Pahlawan Wanita,1,Pakaian Adat,11,Pembelajaran,1,Pendidikan Agama Buddha,1,Pendidikan Agama Hindu,1,Pendidikan Agama Islam,1,Pendidikan Agama Katolik,2,Pendidikan Agama Konghucu,2,Pendidikan Agama Kristen,2,Perangkat Keras Komputer,14,Perangkat Komputer,14,Peta,9,PJOK,1,PKN,1,PPPK,3,Promes dan KKM,1,Prota,3,Prota PAI SD KTSP,3,Prota Tematik SD KTSP,3,Protokol Jaringan,1,Provinsi Bali,3,Provinsi Bangka Belitung,2,Provinsi Banten,3,Provinsi Bengkulu,2,Provinsi DI Yogyakarta,3,Provinsi DKI Jakarta,13,Provinsi Gorontalo,2,Provinsi Jambi,4,Provinsi Jawa Barat,3,Provinsi Jawa Tengah,2,Provinsi Jawa Timur,2,Provinsi Kalimantan Barat,2,Provinsi Kalimantan Selatan,2,Provinsi Kalimantan Tengah,2,Provinsi Kalimantan Timur,2,Provinsi Kalimantan Utara,2,Provinsi Kepulauan Riau,3,Provinsi Lampung,1,Provinsi Maluku,2,Provinsi Maluku Utara,2,Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,26,Provinsi NTB,2,Provinsi NTT,2,Provinsi Papua,2,Provinsi Papua Barat,2,Provinsi Riau,10,Provinsi Sulawesi Barat,2,Provinsi Sulawesi Selatan,2,Provinsi Sulawesi Tengah,2,Provinsi Sulawesi Tenggara,2,Provinsi Sulawesi Utara,3,Provinsi Sumatera Barat,24,Provinsi Sumatera Selatan,5,RAM,1,Rekomendasi Antivirus,2,Rekomendasi Film,1,ROM,1,RPP dan Silabus,8,RPP K13,4,Rumah Adat,9,Security,3,Sejarah,2,Seni Musik,1,Seni Rupa,1,Seni Sastra,2,SeniTari,1,SeniTeater,2,Senjata tradisional,8,SIG ( Sistem Informasi geografi),9,Silabus K13,1,Simbol Peta,2,SK,1,Skala Peta,1,SmartPhone,4,Soal Latihan,1,Software,2,Sosial Masyarakat.,2,Sosial Media,6,Storage device,2,Suku Provinsi Aceh,1,Sumatera Utara,8,Sungai,1,Taman Nasional,12,Tari Topeng,1,Tarian Adat,21,Tarian Provinsi Aceh,11,Tips & Trik,16,Topologi Jaringan,2,Twitter,1,UMKM,1,Upacara Adat,4,Virus Komputer,2,Website,9,Worm,2,Yahoo,5,
ltr
item
DTECHNOINDO: Tari Bines- Sejarah, Makna, Fungsi, Gerakan, Busana, Pertunjukan dan Keunikannya
Tari Bines- Sejarah, Makna, Fungsi, Gerakan, Busana, Pertunjukan dan Keunikannya
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM_pIGNsSUjNd7C1EFZBpJml-EdxeY4ZAgJ0kfVZt5dOHDaClQ-HFbXsvdFVa4cUU0FzjqyuoZ2mB0FKQCWJkpQT6qZu-Ugo4IIuUp9QC32tzhUeBcVrCaJO5ycWV4QKw-7S8wHwptnFA/s16000/Tari+Bines-+Sejarah%252C+Makna%252C+Fungsi%252C+Gerakan%252C+Busana%252C+Pertunjukan+dan+Keunikannya%2540DTECHNOINDO.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM_pIGNsSUjNd7C1EFZBpJml-EdxeY4ZAgJ0kfVZt5dOHDaClQ-HFbXsvdFVa4cUU0FzjqyuoZ2mB0FKQCWJkpQT6qZu-Ugo4IIuUp9QC32tzhUeBcVrCaJO5ycWV4QKw-7S8wHwptnFA/s72-c/Tari+Bines-+Sejarah%252C+Makna%252C+Fungsi%252C+Gerakan%252C+Busana%252C+Pertunjukan+dan+Keunikannya%2540DTECHNOINDO.jpg
DTECHNOINDO
https://dtechnoindo.blogspot.com/2021/05/tari-bines-sejarah-makna-fungsi-gerakan.html
https://dtechnoindo.blogspot.com/
https://dtechnoindo.blogspot.com/
https://dtechnoindo.blogspot.com/2021/05/tari-bines-sejarah-makna-fungsi-gerakan.html
true
6671659477346282417
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content